1| TERLAMBAT

14 9 16
                                    

SELAMAT MEMBACA



JANGAN LUPA VOTE
•••☆•••

Jendela yang masih tertutupi dengan tirai, meja  belajar berantakan, pakaiaan bersimbahan di bawah lantai tercecer dimana-mana dan satu anak manusia yang masih rebahan dengan mata terpejam.

"KEBO! WOY BANGUN!!! LO MAU MELIBURKAN DIRI ATAU MAU GUE SIREM PAKE AER! BIAR TUMBUH SUBUR KAYA TANAMAN HAH?!" Teriak seseorang dari luar pintu kamarnya. Orang itu tak henti-hentinya menggedor pintu dengan keras bahkan berteriak layaknya orang utan.

"Argh .... apaansih, berisik banget!" Lenguhnya, sambil sesekali menguap dan menggaruk kepalanya yang gatal.

"UDAH JAM SETENGAH TUJUH!! LO MAU BOLOS SEKOLAH?!!" Suara berisik itu kembali terdengar, dan sang empu beberapa menit kemudian tersadar.

"ASTAGHFIRULLAH TELAT!!! AAAA ....KOK GAK BANGUNIN SIH?!" Balasnya dengan teriakan. Ia segera bergegas bangkit dari kasur dan mengambil handuk yang tersampir di belakang pintu kamarnya.

Naomi yang mendengar adiknya sudah bangun dan segera bergegas, ia tinggalkan begitu saja. Yang penting kewajiban membangunkan adik lucknut- nya sudah terselesaikan.

Butuh waktu sepuluh menit lamanya, Thalia sudah bersih dan wangi keluar dari kamar mandi.

Ia segera bersiap-siap menyisir rambut pendeknya. Kemudian memakai seragam sekolah dengan terburu-buru, tak lupa memasang nametag disebelah kiri bajunya.

•••☆•••

Sepotong roti terakhir, Thalia lahap dengan satu lahapan. Ia segera berlari menuju gerbang sekolah. Pagi ini, ia berangkat bersama Naomi yang kebetulan ada kuliah pagi. Untung saja hari ini keberuntungan berpihak kepadanya, Naomi jadi berbaik hati.

Thalia berlari dengan cepat sembari berteriak.

"JANGAN DI TUTUP DULU, PRINCESS BELUM MASUK!!" Teriaknya, ia terengah-engah. Thalia berhenti sejenak dengan tangan menumpu di kedua lututnya.

Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian kembali berlari lagi.

Karena terlalu cepat berlari kakinya tak sengaja tersandung batu. "Aaaaaaaa ..." pekiknya.

Hap

Seseorang menangkap pinggang rampingnya dari belakang.

Mata keduanya bertemu. Mereka bertatapan sekitar lima detik, sembari menimalisir detak jantung yang tak karuan bergerak dengan cepat dikarenakan habis berlari.

"Lo gakpapa?" Tanya laki-laki itu.

Thalia segera bangkit kembali berdiri. "Ih, apa- apaan sih lo!" Ketusnya.

"Ya elah, bukannya bilang makasih malah marah lu!" Balas lelaki itu. Thalia kenal dia siapa, dia adalah Bagas teman sekelasnya.

"Lo gak liat, kita hampir telat!" Thalia menunjuk gerbang yang sudah tertutup rapat.

"Emang udah telat, noh .. gerbang aja udah tertutup dengan rapat. Yakali lo mau masuk, dengan cara nyempil kek semut di sela-sela gerbang." Bagas kembali berjalan dengan begitu santai, dengan tangan kiri yang dimasukan kedalam saku celananya.

"Kok lo bisa santay banget sih? Lo gak takut di hukum?" Tanya Thalia seraya mengekorinya dari belakang.

"Takut? Gue gak kenal kata takut." Bagas tersenyum simpul.

With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang