ONE [ 1 ]

176 31 4
                                    

.

.

.

⚠️ Disclaimer ⚠️

Biar kalian enggak bingung dengan alur ceritanya dan para tokoh + latar belakang dari setiap tokoh tolong untuk baca terlebih dahulu chapter "Sekilas tentang Para Tokoh" karena di sana udah aku jelasin secara garis besarnya. Tapi kalau nggak bisa aja langsung baca bab ini cuma ya kalian bakal berpusing-pusing ria.

Dah ah segitu aja cuap-cuap nya

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Seorang anak kecil menunggu di depan kelas dengan muka masam. Terlihat satu persatu teman-temannya sudah dijemput oleh orang tua, sedangkan dirinya belum ada tanda-tanda bahwa sang bunda akan datang untuk menjemput.

"Ish bunda mana sih lama sekali. Galvin kan ingin segela belmain dengan kak Elsa," gerutunya sambil mengayunkan kakinya sesekali menghentakkan kakinya ke lantai.

"Bunda tidak lupa kan sama Galvin? Bunda sudah tua suka lupa, huh," omelnya dan lagi-lagi terdiam dengan bibir bawah maju beberapa senti.

"Garvinnn," teriak wanita cantik paruh baya itu menghampiri anak kecil yang tengah cemberut dengan tangan disilangkan ke dada. Dasha, bunda Garvin berjalan dengan terburu-buru menghampiri sang anak yang terlihat sangat kesal padanya

"Nah bunda pasti lupa lagi," protesnya lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Tanda bahwa dirinya merajuk.

"Ututututu... Anak kesayangan bunda. Maaf ya Garvin sayangnya bunda, bunda tadi keasikan buat dessert jadi lupa deh jemput anak ganteng kesayangan bunda ini," ucapnya sambil memainkan pipi gembul anaknya. Garvin hanya menatap bundanya sebal.

"Bunda kebiasaan kalo udah masak di dapul selalu lupa sama Galvin," ucapnya menjauhkan wajahnya agar pipi embulnya tidak dicubit oleh Dasha.

"Iya bunda minta maaf ya sayang? Sekarang pulang yuk. Garvin mau makan apa?"

Bukannya menjawab pertanyaan sang bunda, Garvin malah mempertanyakan hal lain.

"Kak Elsa udah pulang?" tanyanya sembari Garvin merentangkan tangan mengkode sang bunda untuk menggendongnya.

"Kak Ersa mulu kamu nih. Kak Nia nggak pernah ditanyain nanti cemburu loh sayang," ucapnya sambil menggendong anaknya menuju mobil.

"Kalau Kak Nia kan selumah sama Galvin bunda, jadi untuk apa Galvin beltanya,"

J A S H A W NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang