FOUR [ 4 ]

252 26 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Maersa dan Garvin adalah dua orang yang tidak bisa dipisahkan terlalu lama. Terutama untuk Garvin. Coba saja jika sehari saja tidak bertemu dengan Maersa, siap-siap telinga Dasha  atau pun Theo akan diteror oleh Garvin yang selalu menanyakan dimana Maersa.

Perbedaan usia mereka yang lumayan jauh membuat Maersa tidak bisa selalu menuruti semua keinginan Garvin yang saat ini hanya mengerti tentang bermain saja.

Maersa memang memiliki Elle, adk perempuannya. Namun Elle tidak serewel Garvin karena masih mau bermain dengan bundanya Garvin, Dasha atau pun dengan Papinya, Theo. Selain itu, Estelle memang cenderung lebih dekat dengan Grania maupun Dasha karena bisa diajak untuk bermain boneka ataupun barbie. Tentu saja bisa karena mereka sesama perempuan, terlebih Grania yang memang gemas dengan anak kecil. Elle sangat menempel dengan Kakak Garvin. Beruntungnya Garvin tidak cemburu dan cuek jika Elle mengambil kakaknya karena Garvin pun menguasai Maersa dari Elle.

Seperti yang sudah-sudah. Saat ini Garvin terlihat lemas dan hanya bisa menangis di tempat tidurnya memanggil nama Maersa. Garvin memang akan selalu demam jika terlalu rindu dengan Maersa. Terkesan lebay namun selalu begini keadaannya. Keadaan dari dampak akibat lama tidak bertemu dengan Maersa.

Sebenarnya hanya dua hari saja, namun itu terkesan lama bagi Garvin.

"Bunda mau Kak Elsa, tolong antalin Galvin sekolah Kak Elsa," lirih Garvin yang masih sesegukan akibat menangis sejam yang lalu.

"Kak Ersa masih sekolah sayang, pulangnya masih nanti. Jangan diganggu dulu ya. Garvin istirahat badannya kan baru panas. Garvin disini dulu kan ada bunda di sini," ucap Dasha yang duduk bersandar sambil mengusap rambut Garvin.

"Galvin mau Kak Elsa bunda. Kak Elsa sudah tidak sayang Galvin ya? Kenapa Kak Elsa tidak mau belmain dengan Galvin lagi? Galvin sangat lindu Kak Elsa bunda. Kak Elsa mau gendong Galvin. Kak Nia tidak mau gendong Galvin, Galvin belat," ucapnya dengan menahan nangis.

"Kak Nia bisa gendong Garvin tapi kasian nanti pinggangnya kakak bisa sakit. Garvin kan sekarang tambah besar tambah pinter,"

"Mau Kak Elsa,"

Dasha menghela nafas pelan, mencoba untuk tidak marah karena Garvin memang sangat susah untuk diajak bernegosiasi jika sudah menyangkut tentang Maersa ditambah kondisinya yang sedang demam membuat sifat manja Garvin semakin menjadi-jadi.


"Garvin mau dengarkan bunda nggak sayang?" Garvin mengangguk-anggukkan dengan mata berkaca-kaca dan bibir bawah yang maju beberapa senti karena ingin menangis lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

J A S H A W NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang