Aku sedang di halte bus dekat kampus. Menunggu ada bis yang lewat. Sore itu cuaca sedang mendung sepertinya akan turun hujan. Sebenarnya, ayah sudah membelikanku mobil pribadi, tapi aku lebih suka naik bus daripada membawa mobil sendiri. Lebih praktis dan hemat energi.
"Mana ya kok belum ada bus yang lewat, udah mau malem. Apa aku minta jemput mang Udin yaa.." grutuku kesal karena sudah hampir 1 jam menunggu, belum ada bus yang lewat juga.
Cklekk...
Suara mobil seseorang berhenti di depanku, hendak membuka pintu.
Dari mobilnya sepertinya tidak asing,Pletokk pletokk pletokk
Langkah kaki seseorang mengenakan sepatu pantofel mendekat ke arahku. Tapi aku masih menundukkan kepala.
"Asaa..."
DEGGG!!!
Sontak suara dan panggilan itu membuatku tersentak. Aku mendongak perlahan. Dan benar saja dugaanku."Mm mmas Ilham," suaraku terbata dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata.
"Assalamualaikum, Asa apa kabar?" Lelaki itu bersuara lagi. Tersenyum teduh menatapku.
"Wa'alaikumussalam, mmas pulang? Kapan" Kataku tidak mampu menahan gejolak ingin bertanya.
"Iya, mas Ilham kan janji sama Asa kalau ketika mas Ilham pulang dari Amerika, mas akan langsung temui Asa kan?? Udah dong, jangan nangis gitu. Nanti jeleknya nambah loh" kata mas Ilham mengingatkan janjinya yang sempat ia ucapkan dulu membuatku sangat bahagia saat itu.
"Mas masih ingat janji itu? Asa kira mas sudah lupa, dan tidak akan menemui asa"
"Tentu saja tidak, mas selalu mengingatnya Sa. Sudah sore, ayo masuk mas ceritain di mobil ya, kenapa mas gak bilang ke Asa dulu kalau mau pulang, dan apapun pertanyaan kamu akan mas jawab. Dan Mas juga tidak lupa janji Mas dulu ketika sudah lulus, mas akan langsung melamar kamu." Kata mas Ilham yang mampu membuatku kembali meneteskan air mata."Iya mas, terimakasih karena sudah ingat Asa, dan ingat janji Mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG HANCUR
Fantasy[FOLLOW SEBELUM MEMEBACA] ••• "Salsa anak ayah yang cantik dan Sholehah.....kamu setuju kan nak kalau kakakmu menikah dengan lelaki pilihan ayah" kata ayah sambil menyeruput secangkir kopi di tangannya. Ya, di ruang keluarga aku, kak citra, ayah dan...