Ryujin POV
Sore itu gue dan Winter latihan Cheerleader bersama tim kita. Gue dan Winter pulang paling terakhir karena harus membereskan peralatan terlebih dahulu, Winter ingin mengecek sekali lagi lapangan basket yang tadi sudah kita rapihkan, gue yakin sudah rapih jadi gue izin pulang duluan karena cuaca sangat mendung.
Gue meninggalkan Winter, gue kira dia tidak lama akan menyusul gue, jadi gue tenang, saat gue sampai di gerbang sekolah, gue ingat kalau gue mesti mengambil buku catatan gue di loker, gue berlari kembali ke gedung sekolah, sialnya hujan turun sangat deras jadi gue terpaksa diam di sekolah sampai hujan reda.
Gue berjalan-jalan di lorong sambil menghubungi Winter, siapa tahu dia belum pulang juga, ponselnya di angkat, namun Winter tidak bicara. Gue rasa dia memencet tombol angkat dengan tidak sadar, karena gue mendengar percakapan dia dengan seorang laki-laki.
Sambil gue berjalan mencari Winter di mana, gue tidak mematikan panggilan di telpon gue. Gue rekam panggilannya karena ini sangat mencurigakan, hingga akhirnya gue mendengar suara teriakan, desahan dan erangan. Gue diam sesaat. Gue yakin kalau itu suara Winter, ia juga terdengar menangis, dan disitu ada sebuah nama yang di panggil yakni Beomgyu.
Karena gue tahu Beomgyu anak basket, gue lari ke ruang tim basket. Gue melihat Beomgyu keluar dari ruangan itu sambil merapihkan bajunya, dia melirik kesana kemari, gue bersembunyi karena jujur saat itu gue juga ketakutan. Gue sempet memotret wajah Beomgyu.
Gue seketika menyimpulkan apa yang sudah Beomgyu lakukan pada teman gue saat gue melihat Winter berjalan tertatih beberapa saat setelah Beomgyu keluar. Bajunya sangat kusut, wajah dan rambutnya pun tidak karuan. Gue ingin sekali mendekati Winter, tapi ntah kenapa gue malah diam mematung melihat Winter yang terlihat menangis berjalan keluar sekolah.
Sebagai wanita yang pernah mengalami pelecehan seksual saat SMP, gue trauma melihat hal itu. Dulu kakak kelas gue menyentuh area sensitif gue saat pulang sekolah dan gue langsung nangis kejer dan mengadukan pada nyokap gue. Gue sampai tidak bisa sekolah beberapa minggu dan akhirnya memutuskan pindah sekolah.
Itu yang menyebabkan gue malah diam berdiri mematung, gue bisa merasakan apa yang Winter rasakan, apalagi bisa gue simpulkan kalau Beomgyu sudah mengambil kevirginan Winter dari suara yang gue ambil di telpon tadi.
Winter tidak sekolah sudah satu minggu, gue memutuskan untuk datang ke rumahnya menengoknya. Kata orang tuanya Winter tidak mau makan, ia mengurung diri di kamar terus tanpa mengatakan apapun.
Saat gue masuk ke kamarnya, Winter sedang duduk di dekat jendela.
" Win, lo sakit apa?" Tanya gue dengan nada ceria, gue gak mau dia minder karena gue tahu kisah kelamnya
" Demam." Jawabnya singkat.
" Udah ke dokter?"
" Udah, gak apa-apa kok, udah baikan. Gue cuma sedikit malas ke sekolah aja."
" Lho kenapa? Lo gak mau lihat pertandingan basket lagi?"
Winter terlihat bergidik mendengar itu, gue tahu betul dulu Winter mengagumi kapten basket sekolah kita.
" Oh ngomong-ngomong basket, si Beomgyu kapten basket itu, dia pindah sekolah ke Amerika."
Winter menatap gue seolah tidak percaya. " Benarkah?"
" Iya, udah 3 hari yang lalu."
Winter menatap jendela kembali, saat ini tatapannya tidak sesendu yang tadi, sepertinya dia menyukai kepindahan pria yang sudah menodainya itu.
" Dan oh iya, gue ke sini sebenarnya mau ngasih kabar gembira buat, kan gue diam-diam daftarin lo audisi ke agensi ternama itu, dengan video dance lo waktu kita di ruang latihan cheer, nah gue kirim video itu. Ternyata lo di terima jadi tarinee sekarang disana."
Winter seolah mendapat secercah harapan tentang masa depannya, hujan sudah reda kini tinggal pelangi yang muncul untuk hidup Winter. Winter berjanji akan memperlihatkan pada orang-orang yang sudah menyakitinya bahwa dia akan sukses, gue mengerti apa yang dia pikirkan. Gue selalu memotivasinya setiap hari agar dia percaya diri lagi dan menggapai mimpinya, dan ia berhasil menjadi salah satu idol terkenal.
Yang gue sembunyikan dari dia adalah, gue memasukkan dia ke agensi ayah Beomgyu. Agensi besar yang susah untuk di tembus, gue mengancam orangtua Beomgyu dengan rekaman pemerkosaan yang Beomgyu lakukan pada Winter, sehingga mereka menerima Winter sebagai Trainee dan memindahkan Beomgyu ke Amerika.
4 tahun sudah berlalu, gue menjadi seorang produser di agensi yang berbeda-beda, sementara Winter menjadi seorang idol. Winter masih selalu menemui gue di sela-sela kesibukannya. Dia menjelma menjadi idol wanita dengan fans terbanyak di antara idol wanita yang lain. Winter mengubur masa lalunya yang kelam, gue sangat bersyukur akan hal itu.
Ryujin pov end.