| D u a |

16 1 0
                                    

Namora melewati ocehan-ocehan tersebut tanpa ada beban apapun, ternyata sedaritadi gadis itu di ikuti Revo Zarnio. Ia, cowok itu adalah teman sekelasnya.

Tangan besarnya melingkar di pundak Namora, "Pagi Moyaa!!"

"Ya, pagi." Jawabnya sembari menahan beratnya tangan besar Revo. Sejujurnya cukup sulit baginya untuk menahan, dikarenakan tubuhnya yang begitu mungil sangat berbanding terbalik dengan cowok itu.

***

Hampir membosankan. Ya, membosankan karena Cilla harus melihat pemandangan Namora yang terus menerus belajar. "Moy, bisa gak sih lo itu jangan belajar mulu? Eneg banget ngeliat lo belajar mulu."

"Lo eneg Cil? Gak salah denger gue?" Sahut Revo.

"HEH! Asal lo tau ya Vo, Moya juga butuh istirahat kali." Jari telunjuk Cilla menunjuk ke arah Revo seakan memperingati cowok itu.

Namora yang sedaritadi hanya fokus dengan kertas timbul tebalnya, sesekali membuka suara, "Cil, gue harus belajar buat Olimpiade, lo gak lupa kan? lagian kalian udah biasa ngeliat gue kaya gini, jadi gak aneh lagi."

"Gue kecup juga lo lama-lama, Moy." Cilla bergurai sampe memonyongkan bibirnya.

"LESBIAN ANJIR!!" Ucap Alpha yang baru saja bergabung di obrolan ini.

PLAKK

Gumpalan kertas putih mendarat tepat di kepala Cilla,"GELII ANJINGG, CILL!!"

Cilla menyilangkan kedua tangannya, "Gue tau lo pada gabisa kaya gini, makanya cengin gue. Yakan?"

Revo bangkit dari kursinya, "Pengen gue ulek aja tuh mulut."

***

Asap rokok memenuhi halaman belakang sekolah. Ya, hanya rokok yang saat ini bisa menenangakan Zerin. Tak ada yang heran dengan tingkahnya, karena memang gadis ini dikenal sangat nakal dan tidak taat peraturan sekolah.

Keberadaannya saja ditakuti, apalagi tingkah lakunya. Mungkin ini salah satu julukan yang cocok untuknya.

Suara langkah kaki terdengar jelas di telinga Zerin. Siapa yang nguntit gue nih!

Halaman belakang sekolah memang tempat ternyaman Zerin untuk beristirahat dengan rokoknya, tapi seharusnya tempat ini bukan yang paling dicari oleh siswa/i disini.

Seseorang berdiri dihadapan gadis itu, memberikan sebotol air minum. Ya, dia Alpha Baskara. Cowok berwajah manis dengan sifat activenya. "Gue denger sih kalo habis sebat itu harus diimbangi sama air putih, nih ambil."

Zerin mengambil sebotol air minum itu dari genggaman Alpha, "Thanks."

"Dalam rangka apa lo nyusul gue kesini?"

Cowok itu menatap Zerin sebentar, "Ga ada sih, emang kalo orang yang nyusulin lo harus ada urusan dulu?"

"Lo cuma buang-buang waktu, mending jagain Namora aja sana. Kasian dia sendiri." Ucap Zerin penuh keyakinan, karena tahu Alpha, Cilla, dan Revo adalah 3 orang yang tulus menjaga gadis itu.

***

Chapter ini memang singkat, tapi semoga kalian akan selalu excited yaa untuk nunggu next chapter!!!💐💐⏳️

BETROUWBAAR [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang