"Kalo ada yang lebih pantas dari kata 'indah' untuk mendeskripsikan seorang Namora, mungkin gue akan pake istilah itu." Ucap Revo sembari memandangi wajah Namora.
Kebetulan, gadis ini jarang sekali merespon pembicaraan teman-temannya. Tapi berbeda kalo orang yang bicara adalah Revo Zarnio.
"Lo ngapain si?"
Cowok itu tersenyum manis ke arahnya, "Liatin kamu, Namora."
"Vo, lo basi banget tau gak! Mending bantuin gue beresin buku aja deh," Namora meraba kotak pensilnya.
Revo membantu gadis itu untuk meraih kotak pensilnya, "Nih, cantik."
"Gue bakalan bantuin lo, tapi upah gue apa?"
"Revo Zarnio, Come on! Masa harus ada upah dulu untuk bisa bantuin orang buta kaya gue." Celetuk gadis itu.
"Hushh! Mora gue gak suka lo ngomong kaya barusan ya," Revo sedikit kesal karena omongan gadis itu.
"Lo memang punya kelemahan, Mora. Tapi gue gak suka lo bilang kaya barusan. Lo itu spesial bagi gue."
"Kata seorang laki-laki yang selalu terlihat pahlawan di depan gue. Padahal lo juga punya titik terlemah lo, iyakan?"
Namora bangkit dengan genggaman tongkat putih merahnya, gadis ini sadar sudah terlalu banyak orang yang berjuang hanya untuk dirinya. Lantas kenapa semua orang mau bertahan dengan ruang lingkup hidupnya.
"Satu yang harus kamu tau, Vo. Aku merasa punya kesalahan besar kalo kalian masih kaya gini ke gue untuk jangka waktu yang lama. Gue memang beban untuk kalian semua!" Ucap Namora sebelum melangkah keluar kelas.
***
Aku tim RevoNamora🌸🥇
Yuk bantu semangatin Namora biar ga selalu minder sama keadaannya yang sekarang!!Aku minta maaf karena chapter ini singkat sekaliii, tapi gapapa yah yang penting aku update untuk kalian!!🤏🩶🕯
KAMU SEDANG MEMBACA
BETROUWBAAR [ ON GOING ]
General Fiction[ BROKENHOME] - [ HIGHSCHOOL] - [ FRIENDSHIP ] ⚠️ Cerita ini banyak mengandung kata-kata tidak pantas dan banyak adegan kekerasan. Jadi, dimohon untuk bijak dalam membaca. Terimakasih ⚠️ #Peringkat 2 Atletik (6 Maret 2021) #Peringkat 1 Atletik (16 M...