bab i

278 27 0
                                    

HAI HAI HAI SAHABAT. Aku kembali dengan cerita yang radak prik lagi ಥ⁠‿⁠ಥ, eh eh kayaknya bukan radak lagi deh.
Yowes sih, baca aja langsung yh 😘😘😘😘








Keadaan kelas 11 ipa 3 lumayan kacau, pasalnya guru kelasnya belum masuk ke kelas.

"Woi diem woi" Teriak salah satu temen kelas ku.

"Cepet woi, kita ke laboratorium biologi. udah ditunggu pak Asep." Ucap ketua kelasku

Dan semua siswa kelas 11 ipa 3 pun segera ke ruang laboratorium biologi. Sampai disana langsung duduk dengan tenang.
Aku duduk di barisan paling belakang, oh ayolah aku paling tidak suka pelajaran biologi. Rasanya malas haha.

Semuanya berjalan dengan lancar, sampai ada salah seorang siswi yang sedang bereksperimen dengan cairan cairan dan tikusnya. Mulanya tak terjadi apa apa dengan tikus tersebut. Namun 15 menit kemudian, terdengar jeritan dan erangan dari seorang siswa.

Siswa tersebut seperti berubah menjadi sedikit liar seperti anjing, selepas kena gigitan tikus. Ia menggeliat seperti cacing kepanasan. Matanya berubah menjadi putih, uratnya sedikit menonjol.

Kemudian pak Asep segera mengecek keadaan siswa tersebut. Dan tiba tiba siswa itu langsung menggigit jari pak Asep. Pak Asep pun mengerang, dan dia menunjukkan gejala seperti siswa tadi.

"Asu, ojok nyokot lengenku anjing!"

"Lungo su, hus hus"

Semua siswa dan siswi di laboratorium panik, suasana menjadi tak tenang.

"Woi ada zombie, ada zombie"

"Selamat kan dirimu woi"

"Cepet keluar dari laboratorium"

Teriakan teriakan tersebut terdengar, semua nya sibuk keluar dari laboratorium biologi. Aku yang duduk dibelakang pun segera menyelamatkan diri, tak lupa menggandeng tangan temanku.

Aku bingung, ku langkahkan kakiku mengikuti rombongan kelas. Tapi sepertinya aku terpisah, dari teman teman kelasku.

Aku bersembunyi di ruang sekretariat OSIS, kebetulan sekali aku membawa kuncinya.

Hati ku berdetak kencang, telepon berdenging panggilan masuk dari Hega, dan langsung ku terima.

"Len, posisi awakmu neng ndi cok. Edan i, sekolah wes gak aman. Sebagian wes kena virus zombie" tanya Hega dengan tak sabar.

"Ga, aku neng ruang sekretariat OSIS, cepet meh kesini awakmu. Aku disini baik baik aja"

"Ini aku otw ke sekretariat yo, Len. Awakmu diem disitu aja, aku sama temen temen kesitu"

"Iyo ga, ati ati yo"

Sambungan telepon dari Hega pun terputus. Ku langkahkan kakiku ke jendela, seketika mulutku terperangah.

Pasalnya ada seorang siswa yang terseok seok, dan ingin mengigit siswi yang terjatuh.
Ingin ku membantu, tapi aku tak punya senjata apapun. Jadi hanya ku lihat saja dari jendela.

Ku hitung mundur, lima empat tiga dua satu. Jerit siswi tersebut mengudara. Kemudian siswi tersebut kejang kejang dan memuncratkan darahnya. Ia pun segera bergabung bersama zombie yang lain.
Ngeri itulah yang kupikirkan.
25 menit kemudian terdengar teriakan dari pintu luar. Bisa ku tebak itu suara Hega.

"Alen woi, Len. Bukak"
Gedoran dari pintu terdengar. Ku langkahkan kan menjauh dari jendela dan ku buka pintu tersebut.

"Jancok, wes gak aman ini." Umpat Disa sambil berjalan ke sofa dan duduk.

The End ; 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang