Epilog

300 25 1
                                    

Tujuh tahun kemudian

Seungmin sedang memangku Arin, sedangkan Jisung sedang memangku Ayool (anak kembar yang diadopsi Changbin dan Yongbok setahun lalu), sedangkan Yongbok sedang menyiapkan mpasi untuk kedua anaknya itu. Siang itu, mereka bertiga (berlima, jika menghitung dia bayi mungil itu) memutuskan untuk berkumpul, sedangkan pasangan mereka masing-masing sedang pergi untuk bermain golf.

Seungmin menghela napasnya karena dia merasakan tatapan kedua sahabatnya itu sejak tadi. "Kalian mau nanya apa deh? Tanya aja," ucap Seungmin akhirnya. Jisung dan Yongbok saling melirik, tidak tau harus menjawab apa. Tetapi, kemudian Yongbok berdeham, baiklah, sepertinya dia yang harus bertanya.

"Lo kenapa gak mau nikah sama Chan hyung?" tanya Yongbok dan dia mengangkat tangannya saat Seungmin hendak menjawab, sebagai tanda bahwa dia belum selesai. "Kalian udah tunangan sejak tiga tahun lalu. Dan pas Chan hyung ngelamar kenapa malah lo tolak?" tanya Yongbok lagi dan Seungmin menyandarkan punggungnya ke sofa. Oh dia sudah menduga pasti mereka akan menanyainya.

Seungmin tidak langsung menjawab, Yongbok dan Jisung pun memilih untuk menunggu. Mereka yakin Seungmin pasti mempunyai sebuah alasan kuat. Seungmin yang mereka kenal adalah seseorang yang tidak pernah bertindak gegabah, dia selalu hati-hati, bahkan mungkin terlalu hati-hati.

"Gue gak yakin gue pantes buat Chan," jawab Seungmin dan tentu saja jawabannya itu sontak membuat kedua sahabatnya terkejut. Bagaimana mungkin Seungmin memiliki pemikiran seperti itu?

"I mean... Gue bukan siapa-siapa. Gak ada yang spesial juga dari gue. Bahkan selama tujuh tahun ini rasanya selalu Chan yang ngasih semuanya. Dia yang selalu inisiatif ini dan itu, gue cuma terima aja. Dan gue gak yakin dia akan kuat untuk terus begitu seumur hidup. Gue udah berusaha, tentunya, untuk jadi giver juga, tapi tetep aja rasanya kurang. Makanya, pas Chan ngelamar, langsung gue tolak. Dan jujur aja, gue pun udah ada pemikiran untuk batalin pertunangan kami dan balikin cincin tunangan ini," jawab Seungmin seraya menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, yang sedang dimainkan oleh Arin.

"Seungmin... yang bener aja. Lo mau batalin itu karena udah gak cinta sama Chan hyung?" kini Jisung yang membuka suara dan Seungmin menutup matanya. Dia tidak tau, sungguh. Dia tentunya masih mencintai Chan, tapi... Chan sepertinya pantas mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.

"Seungmin... lo lagi self-doubt ya? Ada yang lo sembunyiin? Gak mungkin lo tiba-tiba punya pemikiran itu tanpa sebab," tanya Yongbok seraya berjalan mendekat dan menggendong Arin, memindahkan anak perempuan itu ke kursi khusus untuk makan, begitu juga dengan Ayool.

Jisung mengambil mangkok kecil untuk Ayool dan mulai menyuapi bayi itu, sedangkan Yongbok menyuapi Arin.

"Waktu itu gue gak sengaja liat Chan sama rekan kerjanya. Pas dia balik dari Busan. Dan... mereka cocok," jawab Seungmin akhirnya. Yongbok dan Jisung saling pandang. Lagi-lagi, keduanya tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"Udah lo bahas sama Chan hyung? Lo perlu bahas hal ini deh. Itu cuma asumsi lo aja, lo over-thinking dan malah jadi self-doubt. Jangan mikir yang aneh-aneh dan ambil kesimpulan sendiri," saran Yongbok dan Jisung menganggukkan kepalanya setuju.

***

"Sayang, kenapa pulang duluan dan gak ngabarin aku? Aku tadi ke rumah Changbin dan cuma liat Jisung di sana dan katanya kamu udah pulang duluan. Kamu gak enak badan?" tanya Chan seraya meletakkan tas golfnya di sudut ruangan dan berjalan menghampiri Seungmin yang tengah duduk di sofa, menonton tv dengan suara pelan. Dia berjalan mendekat dan mengecup pucuk kepala tunangannya itu sebelum berjalan menuju dapur untuk mencuci tangan dan mengambil minum dan kembali ke tempat di mana Seungmin berada.

Never-ending Story Book 2: Star Lost (ChanMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang