Bab 18: Househusband

204 37 13
                                    

Singapore,

18 Januari 2017

Pkl 06.40

"Daddy! Wake up!" teriak Sari sambil mengguncang-guncangkan badan Ronny. "Daddddyy!! I'm lateee!"

Sh*t. Ronny melompat bangun

"Where's my water bottle!"

Ronny mengusap matanya, ia sedang berusaha mengumpulkan nyawa, sedangkan Sari terus meminta bantuannya. Samar-samar ia melihat Sari tergesa-gesa mengenakan seragamnya sambil terus bertanya dimana botol minumnya. Ronny berjalan ling-lung, meraba lemari dapur, sambil menebak di mana kira-kira Martha menyimpan botol minum.

Dibukanya laci paling atas. Sendok garpu.

Laci lain, piring, mangkok.

SIALAN!

Ronny mencoba membuka pintu lemari. Kenapa tidak bisa terbuka? Ronny menarik dengan lebih keras.

BAAMM!

Bukannya terbuka, pintu itu justru jatuh menimpa jempolnya. Ronny mengerang kesakitan!

What the heck!

Ronny spontan berteriak memanggil Martha ketika teringat Martha tak ada di sini. Ia memeriksa pintu laci itu. Ternyata engselnya putus, dan pintu itu ditempel hanya dengan 3M yang dikeratkan ke empat sisinya.

Sh*t, Tata!

Ia memaki panjang lebar hanya untuk teringat, Martha sudah memintanya mengganti pintu itu entah dari berapa bulan yang lalu. Ia lupa tentu saja. Pikirnya mana yang lebih penting, lecture atau pintu? Jelas lecture. Pakai nanya.

Sekarang ketika jempolnya berdenyut membuat ia kesakitan, mau tak mau ia berpikir benarkah lecture selalu yang terpenting?

"Daddy! My lunch box!" pekik Sari.

"No time!" Tergesa ia memberikan $50 kepada Sari. "Beli aja di kantin."

"Tapi ..."

"Go!" Mereka bergegas turun ke tempat penjemputan bis sekolah. Setengah berlari Ronny menggendong Sari. Di ujung pengkolan, bus sekolah Sari menunggu. Mendengar deru mesin mobil, Ronny berteriak sambil melambaikan tangan berharap sang sopir sabar menunggu kehadiran mereka. Dengan terengah-engah, Sari menaiki tangga bis. Sebelum gadisnya menghilang, Sari melambai.

"Bye Daddy!" Rasa bersalah seketika memenuhi dada Ronny.

Sejak dua hari lalu sudah tak terhitung berapa kali Ronny membentak Sari dan Daniel. Setelah dibentak, Sari akan diam dan masuk ke kamar. Mata Sari ketika ingin menangis persis seperti mata Martha. Ronny langsung menyesal, ia lalu masuk ke kamar mencoba bicara dengan Sari, tetapi Daniel tiba-tiba ngompol di ruang tamu. Kepayahan Ronny mencoba menangani semua pekerjaan yang biasanya dilakukan Martha.

Martha. Ketika Linda menghubunginya bahwa Martha ditahan, ia bergegas pergi ke kantor polisi hanya untuk mengetahui istrinya, dibawa ke kantor lain untuk dimintai keterangan. Ia mencoba menghubungi Martha tetapi polisi mengatakan Martha tidak bisa dihubungi. Jika interogasi sudah selesai, mereka akan menghubungi Ronny.

Ronny pasrah. Ia menjemput anak-anak yang dititipkan di rumah Linda. Seakan belum cukup masalah yang harus Ronny hadapi, anak-anak menangis tak henti-henti. Ia malu luar biasa ketika David, suami Linda menatapnya dengan tatapan prihatin.

"Are you okay, Bro? I can send you home."

Menahan gengsi dan rasa malu, ia menolak dengan sopan dan memilih membawa pulang anak-anak dengan taksi. Ia pikir begitu Sari dan Daniel tidur, masalahnya selesai. Tidak. Daniel bangun dan muntah jam 3 pagi. Dengan mata setengah terpejam, Ronny mengepel bekas muntahan sambil berusaha menenangkan Daniel.

PERKUMPULAN ANAK LUAR NIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang