05. Makan Malam

87 15 0
                                    

Chris berdiri dari kursinya guna menyambut para tamu istimewanya itu. Dengan senyuman lebar, ia menghampiri keenam orang di sana yang juga memasang ekspresi berbeda. Baik Meirose, Ema dan Carissa sudah memberikan senyum bahagia saat melihat Chris yang sudah mereka tunggu sejak kemarin. Berbeda dengan tiga pria lainnya yang memilih untuk diam tidak memberikan ekspresi apa-apa.

"Akhirnya selama tiga tahun undangan gue kalian tolak, sekarang kalian sudi datang ke acara gue!" seru Chris memandang tiga orang wanitu itu dengan senyum lebar. Lalu pria itu mulai untuk memberikan pelukan hangat ala teman pada Meirose terlebih dahulu.

"Mei, gimana kabar kamu? Aku liat-liat muka kamu sering banget muncul di beranda youtube aku. Pasti konten kamu lagi naik ya?" tanya Chris ternyata mengikuti kegiatan Meirose yang memang seorang konten kreator.

"Ya begitu lah, Chris. Kadang kalau naik ya syukur," jawab Meirose. "Terus kamu gimana kabarnya?"

"As you can see, i'm good, very good." Pria itu menjawab dan beralih pada Ema dan melakukan hal yang sama sepeeti yang ia lakukan pada Meirose tadi.

"Hai, Em. Makin cute aja," sapa Chris. "Gimana kabar? Baik?"

"Baik, Chris. Lo juga makin ganteng ih! Tuh, alis kenapa pake dicukur setengah, tapi ya?" balas Ema sambil memperhatikan penampilan Chris.

Chris hanya terkekeh sambil mengelus alisnya. "Tren baru, Em. Lebih rawr gitu kalau alis di cukur setengah gini."

"Kalau diliat bokap gue, mungkin udah digundul habis!" tukas Ema dibalas dengan tawa kecil Chris.

Lalu, beralih pada Carissa, Chris pun memberi sapaan yang ramah pada wanita itu.

"Hai, Ris. Gimana? Perjalanan ke Bali gak ganggu waktu kerja lo,'kan?"

Carissa menjawab dengan senyum tipis. "Gak kok. Makasih ya udah undang kita semua ke sini, Chris."

"No problem. Sebagai teman yang baik, keharusan untuk gue nyenengin kalian semua." Chris menjawab dengan padangan mata ke atah ketiga pria yang sejak tadi diam.

"Iya, 'kan?" ulang pria itu lagi kini benar-benar menghadap tiga orang itu. "Kalian suka dengan fasilitas yang gue kasih? Bro?"

Belum ada jawaban oleh ketiganya, hingga membuat para wanita di sana kebingungan mendapati respon hening dari masing-masing pasangannya itu.

"Mas," tegur Meirose pada Jeffry yang tak kunjung membalas sambutan dari Chris.

Jeffry yang melihatnya langsung menghembuskan napas panjang, lalu memberikan senyum tipis pada pria di depannya itu.

"Lo tanya kita suka? Hm, harusnya lo sewain hotel di dubai kalau lo mau buat kita suka," jawab Jeffry sambil menepuk bahu Chris pelan.

Chris terkekeh pelan. "Gue tau selera lo, Jeff. Tapi uang gue habis di jalan kalau biayain lo semua ke dubai!" katanya. "Gimana kabar lo, bro?"

"Baik. Seperti yang lo liat, belum ada tanda-tanda penuaan di muka gue, 'kan?" respon Jeffry yang sudah mulai berbaur dengan Chris.

Sementara Marcel dan Juno masih diam di tempatnya, belum menunjukan tanda-tanda ingin melakukan hal yang sama dengan Jeffry. Atau kah mereka menunggu para istri mereka yang menegurnya terlebih dahulu seperti yang dilakukan Meirose?

Namun, rupanya Chris yang lebih dulu menyapa Marcel maupun Juno, dengan tingkahnya ramahnya itu, dan mau tidak mau Marcel dan Juno pun membalasnya.

"Sial, besok-besok kalau mau ngundang gak usah sok misterius gitu, bro!" Juno menimpali.

"Ya kan surprise. Biar lo semua kaget gitu sama kejutan gue, makanya kalau di undang itu datang jangan diabaikan. Emang kalian lupa kalau gue temen lo ya?" seru Chris yang secara tidak langsung membuat ketiga pria di sana saling melirik.

UNBROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang