03. Keberangkatan

76 16 0
                                    

Acara yang diselenggarakan oleh Chris ditempatkan di Bali. Tentu saja semua fasilitas termasuk tiket pesawat dan hotel telah disiapkan oleh pria itu, anggap saja mereka berenam terima beres dan hanya membawa diri dan pakaian saja. Sungguh, sebuah acara yang sangat menyenangkan bukan?

Mungkin dikatakan menyenangkan jika Jeffry, Marcel, dan Juno tidak memiliki masa lalu dengan pria itu. Nyatanya, undangan ini hanya membuat ketiga orang di sana merasa resah.

"Niat banget Chris buat acara ini sampai fasilitasi kita kayak gini," ucap Juno menyamakan langkahnya dengan Marcel sementara Ema sudah lebih dulu jalan berdua bersama Carissa.

"Hm. Curiga sesuatu?" tanya Marcel tanpa melirik Juno.

"Emangnya lo gak curiga?" Juno bertanya balik. "Yakin lo kalau maksud undangannya gak berarti apa-apa buat kita?"

Marcel menghela napas setelahnya, dan sejenak menghentikan langkah untuk menatap pemandangan samping yang menunjukan sekitara taman hotel.

"Jun, ada sesuatu yang mau gue kasih tau ke lo," ucap Marcel dengan nada pelan.

"Tentang Chris?"

"Bukan. Tentang Carissa." Marcel membuang napasnya sekali lagi, merasa berat untuk membicarakan hal ini namun ia tidak bisa menyimpannya seorang diri. Marcel perlu seseorang untuk memberikannya nasihat atau pun saran mengenai permasalahannya ini.

"Kenapa Carissa?" tanya Juno seakan tahu jika sesuatu yang dimaksud bukan lah sesuatu yang baik. Well, ia cukup tahu tentang hubungan temannya itu. Juno maupun Jeffry sering mendengar keluhan Marcel mengenai Carissa, dan sama sebaliknya, Ema maupun Meirose pun mendapatkan hal itu oleh Carisaa.

"Dia mau cerai setelah pulang dari sini."

Juno tidak terkejut mendengarnya. Ia tahu hal itu akan terjadi mengingat jika hubunhan dua orang itu dua tahun ini dalam kondisi yang buruk. Hanya menunggu siapakah salah satu dari mereka meminta untuk menyudahi.

"Terus lo sendiri gimana? Lo juga mau pisah sama dia?" tanya Juno dengan baik-baik.

"Gue masih mikir anak-anak, Jun. Fayra sama Rey belum masih terlalu dini untuk menerima kalau orang tuanya pisah," jawab Marcel. "Tapi Carissa, dia gak kuat untuk bertahan."

Juno hanya bisa menjadi pendengar di sana. Ia pun tidak memiliki andil lagi untuk menyampaikan pendapat atau pun saran untuk Marcel. Semua itu telah ia keluarkan sebelumnya di saat Marcel dan Carissa masih bersengketa mengenai rumah tangga, sebelum permintaan cerai terjadi, Juno sudah memberikan saran. Tetapi jika sudah begini, Juno rasa, itu adalah pilihan Marcel dan Carissa sendiri. Hanya dua orang itu yang bisa menentukan bagaimana kelanjutan hubungan mereka.

"Gue harap lo dapatin yang terbaik, Cel." Juno menepuk bahu Marcel pelan, seakan memberikan semnagat yang ia tahu tidak akan berarti apa-apa untuk Marcel.

Marcel hanya mengangguk denhan raut wajah pahit. Kemudian pria itu berdecak, melirik Juno yanh masih menunduk di sebelahnya.

"Terus, lo sendiri gimana sama mertua lo? Kerjaan lo aman sama dia?" tanya Marcel beralih pada Juno yang memiliki masalah berbeda dengannya.

Dan Juno menjawab dengan malas, seakan pertanyaan Marcel tidak lah penting untuk dijawab.

"Seperti biasa. Lo doain aja secepatnya tuh orang gak ngatur gue lagi," kata Juno.

"Mertua lo itu, sumber duit lo."

"Ya ya gue tau. Ya udah yuk masuk, tuh mereka udah nunggu kita di lobby, jangan bengonng di sini nanti kerasukan leak!" seru Juno pada akhirnya mengakhiri deep talk mereka, dan mengajak Marcel agar segera menghampiri empat orang yang sudah berada di lobby hotel.

UNBROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang