Hari ini adalah hari kepulangan Kafa dari rumah sakit, pria itu sudah rapi sejak pagi. Sekarang dia hanya sedang menunggu waktunya pulang, sementara Kia sedang membereskan semua perlengkapannya selama berada di rumah sakit. Wanita itu terlihat begitu sibuk sejak pagi, Kafa sangat bersyukur memiliki Kia yang tak pernah meninggalkannya.
Sedangkan Tante Anna sejak sejam yang lalu sedang mengurus administrasi, dia belum kembali, mungkin masih banyak yang harus dia urus untuk kepulangan Kafa hari ini.
Kia menyodorkan segelas air putih pada Kafa dan itu membuat Kafa mengerutkan kening karena heran.
"Dokter bilang lo harus banyak minum, nih minum." kata Kia.
"Ya ampun Ki, dari pagi bahkan gue udah minum terus. Udah berapa kali juga gue bolak balik kamar mandi gara-gara mau pipis terus." keluh Kafa, niatnya menolak secara halus.
"Tapi minum air putih yang banyak itu bagus banget buat lo yang lagi sakit Kaf, pipis itu sama aja kayak kita ngebuang racun dalam tubuh, cepet deh minum nih, masih banyak yang harus gue paking." suruh Kia, kali ini dia menarik tangan kiri Kafa dan meletakan gelas di sana.
"Yang rasa-rasa ga boleh ya?" Kafa masih belum meminum air di tangannya.
"Rasa apa?" Kia bertanya tanpa menoleh dari apa yang sedang dia kerjakan.
"Exotic Lychee."
Mendengar itu, Kia langsung menoleh dengan wajah marah dan melempar Kafa dengan sabun cuci muka milik pria itu.
"Aduhh!" ringis Kafa sambil kemudian tertawa dan mengambil apa yang Kia lempar lalu mengembalikannya pada Kia
"Jangan macem-macem ya, Kaf!" ancam Kia, menerima sabun cuci muka Kafa dengan cukup kasar.
"I'm just kidding, why are you so serious babe?" ucap Kafa.
Mendengar kata terakhir yang Kafa ucapkan membuat Kia diam beberapa saat, mencoba mencerna ucapan dari Kafa yang terdengar begitu manis di telinganya dan tanpa sadar senyum tipis mengembang di wajahnya.
"Ki, kayaknya lo harus ke psikiater deh." usul Kafa, dan ucapannya itu membuat Kia lagi-lagi menoleh ke arahnya dan mengerutkan kening.
"Maksud lo?"
"Barusan banget kan lo marah ya, terus hanya dalam hitungan detik tiba-tiba lo senyum-senyum. Gue khawatir." Kafa menjelaskan dengan wajah yang sok serius.
Lagi-lagi, Kia melemparnya dengan sekotak tisu basah yang tadinya hendak dia masukan ke dalam tas. Tapi, kali ini Kafa bisa menangkapnya sambil tertawa melihat wajah Kia yang kesal.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Tante Anna muncul dari sana, dia berjalan sambil tersenyum saat melihat Kia dan Kafa tertawa bersama, dia menghampiri mereka.
"Urusan administrasi sudah selesai, 20menit lagi Kafa sudah bisa pulang, sayang." beritahu Tante Anna sambil berdiri di depan Kafa dan Kia yang kini duduk sebelahan di atas ranjang rumah sakit.
"Ok, Tan. Terima kasih banyak ya, Kafa ga tau deh gimana jadinya kalau ga ada Tante selama Kafa di rawat sini." ujar Kafa tulus.
"Sama-sama, Kafa. Harusnya kamu juga berterima kasih sama Kia yang udah nungguin kamu dari awal kamu masuk ke sini." kata Tante Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavy Rainfall
Teen FictionTentang dua pasang anak kembar dengan permasalahannya masing-masing dan hujan selalu terlibat dalam rasa sedih juga bahagia mereka. Kiara masih harus menyelesaikan hubungannya dengan mantan kekasihnya --Bima, sebab ada sesuatu yang membuat mereka sa...