"Bukankah sebelumnya.. Kau melukai tanganmu?" Tanya Zeta hati-hati, sebenarnya ia sedikit ragu untuk mengungkit kembali kejadian mengerikan yang sebelumnya telah terjadi di antara mereka berdua.
Kini ekspresi wajah Allen berubah, senyumnya mendadak lenyap. Ia lalu menatap Zeta dengan sangat intens, membuat sang empu membeku tanpa dapat berkutik sedikitpun. Zeta refleks menahan nafas kala detak jantungnya terus berdegup dengan begitu kencang. Ini bukanlah sebuah perasaan berdegup yang menyenangkan, ia ketakutan!
Allen menghembuskan nafas kasar nya dan kembali tersenyum seperti sedia kala seolah tak terjadi apa-apa. "Sudah kubilang bukan sebelumnya? kau masih belum juga mengerti, jadi sekarang beristirahatlah saja dulu," jawabnya sebelum akhirnya kembali berjalan kearah pintu dan menghilang di baliknya.
Barulah setelahnya Zeta dapat bernafas dengan lega, pikirannya mulai berkeliaran kemana-mana, tiba-tiba ia teringat dengan adegan di film Rapunzel di mana gadis itu menyembuhkan luka di tangan Flyn Rider dengan rambutnya. tapi kan itu hanya sebuah film yang dibuat untuk konsumsi anak-anak, mana ada yang seperti itu di dunia nyata. Kini ia kembali dibuat pusing dengan kata-kata Allen, sebelumnya lelaki itu juga terus-terusan menggumankan hal yang tak dipahami oleh Zeta.
"Dasar bocah prik." celetuknya.
Matanya kembali melihat ke sekeliling ruangan ini, sangat berantakan juga dipenuhi dengan debu, masih untung dirinya tidak dipertemukan dengan kecoa, seketika nafsu makannya hilang. "sialan, ruangan macam apa ini." gerutunya kesal.
Ia harus mencari cara agar bisa kembali kabur dari tempat ini seperti sebelumnya. namun, usahanya akan sia-sia jika ia kembali tertangkap oleh Allen. yang menjadi beban pikirannya sekarang adalah, sedang berada di mana ia sekarang? apa ia bahkan masih berada di dalam negara asalnya? tidak ada orang lain di tempat ini, dan diluar sana hanya di penuhi dengan pepohonan yang sangat besar.
"Aku butuh handphone ku," Ia mencoba untuk meraba kantung baju nya, dan tentu saja benda itu tidak ada disana. ck! "apa ruangan ini memiliki kamera tersembunyi?" gumamnya sembari menoleh kesana kemari. ia tak begitu yakin, tapi sepertinya ruangan ini tidak dipasangi cctv, hal ini cukup menguntungkannya.
"Seandainya saja aku bisa menghubungi seseorang, siapa saja." Batinnya.
_________
"Marylin, akuu laparr~"Wanita yang merasa namanya dipanggil itu menatap sinis kearah pria berumur ratusan tahun yang kini ada di depan pintu kamarnya. "Apa-apaan tingkahmu itu, seperti anak kecil saja." balasnya tak acuh sembari membaringkan tubuhnya keatas tempat tidur.
"Sudah seminggu ini aku belum memakanmu," balas lelaki tadi yang ternyata sudah ikut berbaring di sebelahnya. "Aku merindukan bau tubuhmu." ucapnya sambil memeluk tubuh sexy Marylin.
Marylin berbalik menghadap ke arahnya dengan satu alis yang terangkat. "Selapar itukah dirimu?" diturunkannya gaun yang kini ia gunakan hingga memperlihatkan pundak mulusnya yang putih.
"Sangat," balas pria itu sambil menenggelamkan wajahnya ke pundak Marylin, dihirupnya aroma tubuh wanita itu, begitu memabukkan membuatnya semakin lapar.
"kalau begitu makanlah," jawab Marylin sembari mengusap rambut hitam legam milik sang pria yang kini tengah mengeluarkan taringnya dan mulai menancapkan benda tajam itu pada leher indahnya. Marylin meremas rambut pria itu dengan mata yang terpejam, berusaha menahan pedih yang tengah ia rasakan.
"manis sekali,"
"Sudah merasa kenyang, Lorenz?" balas Marylin sembari mengusap sudut bibir Lorenz yang dipenuhi darah miliknya.
"Masih belum," balas Lorenz, ia mulai menjilati darah yang masih menempel di leher mulus Marylin sebelum akhirnya kembali menghisapnya dengan semangat.
Apakah kalian semua bingung dengan kegiatan aneh yang baru saja mereka lakukan?
kalau begitu biar aku jelaskan.
Lorenz adalah seorang vampir yang sudah berusia ratusan tahun, ia dan Marylin juga sudah menikah selama 500 tahun lebih. mereka berdua kini telah dikaruniai dua orang putra kembar yang sangat tampan. Mungkin kalian tidak akan percaya, namun siapa yang sangka kalau keberadaan vampir di dunia ini ternyata memang benar adanya.
"Sekarang apa kau sudah puas, sayang?" tanya Marylin kepada suami nya yang selalu saja merasa lapar, di tatap nya wajah tampan itu.
"tentu saja," balas Lorenz sembari mengecup kening sang istri dengan lembut. Mereka akhirnya berpelukan beberapa saat setelah kemudian sang istri bertanya.
"Apa Allen sampai sekarang masih belum kembali juga?"
Lorenz hanya mengedikkan bahu nya kala mendengar pertanyaan itu. "Entahlah, sepertinya ia masih ingin menjadikan gadis itu sebagai soulmate nya."
Mendengar jawaban Lorenz, akhirnya Marylin hanya dapat menghembuskan nafasnya pasrah. "Dasar anak itu, keras kepala sekali. Ia sangat berbeda dengan saudara kembarnya."
"yah, biarkan sajaa~ dulu aku juga begitu kesulitan mengejarmu." balas Lorenz sembari mengelus dengan lembut rambut pirang milik sang istri.
"Seandainya ia mau di jodohkan mungkin rencana kita akan lebih cepat selesai." gumam Marylin sembari menatap langit-langit kamarnya. Lorenz lalu menggenggam tangan sang istri "Dia sudah berjanji kepada kita untuk membawa pasangan nya dalam waktu 3 bulan ini. jadi kita lihat saja nanti, apakah ia sanggup atau tidak." ucap Lorenz menenangkan sang istri.
"ya, kau benar. setidaknya Arlen sudah selangkah lebih maju." jawab Marylin dengan seulas senyum kala memikirkan anak-anak nya yang begitu ia sayangi. biarpun kembar, mereka berdua memiliki sifat yang sangat berbeda.
Arlen sebagai sang kakak memiliki sifat yang lebih dewasa dibanding Allen, ia begitu cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan juga dalam bertindak. sikapnya lembut juga penyayang seperti sang ayah, berbeda dengan Allen yang terlihat seperti kebalikan dari dirinya, Allen masih begitu kekanakan.
Namun Allen sendiri memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh Arlen, yaitu ambisi yang begitu kuat juga akal yang licik. jika seorang Arlen akan mengorbankan cintanya untuk menyelamatkan dunia, maka Allen justru akan mengorbankan dunia untuk menyelamatkan cintanya. Allen bisa diibaratkan seperti seekor ular, ia sangat berbisa dan berbahaya. siapa yang sangka jika suatu saat sang ular akan menyelinap dan menggigitmu?