Prolog

75 46 3
                                    

Saat aku berumur 6 tahun orang tua ku sibuk dengan pekerjaannya saat itu aku dititipkan oleh tetangga sebelah. Tetapi ternyata tetanggaku tidak mau mempedulikan aku sama sekali.

Hanya saja aku diberi makan olehnya. Dan tidak lama kemudian Ibuku dikeluarkan dari pekerjaannya tetapi Ayahku malah menghabiskan uangnya dengan berjudi, saat itu Ibuku marah kepada Ayahku, aku hanya diam saat mereka sedang bertengkar sedangkan kakakku melihat handphone dan mendengarkan musik tanpa mempedulikan mereka.

Saat itu aku kehilangan mentalku dan menjadi anak yang penakut. Aku keluar dari sekolah lamaku dan aku mulai dititipkan di rumah nenek, aku mulai bersekolah disana tetapi disitu aku malah hilang kendali karena aku sering bermain dengan saudara lelakiku.

Aku diajari olehnya untuk mencuri. Saat itu aku dan dia mencuri sebuah snack, kita berhasil mengambil snack yang banyak. Dan keesokannya juga mencuri lagi dan di toko yang sama, lagi dan lagi.

Sebenarnya aku mulai terbiasa dengan hal seperti ini, dan ini dilakukan setiap aku pulang sekolah. Tetapi tidak lama kemudian si penjual toko yang kami curi mulai berjaga dan dia sembunyi dibalik toko aku dan saudaraku tidak menyadarinya dan langsung mengambil snack itu.

Sesaat itu kita ketahuan oleh si penjual dan berakhir dikejar olehnya. Rumah nenekku dilantai dua tetapi kecil, dan rumah saudaraku dibawah seperti kost, aku berlari keatas tetapi aku belum mempunyai strategi saat itu, aku bersembunyi dirumah tetangga yaitu bersebelahan dengan rumah nenek. Aku menaruh snack hasil curian ku dirumah tetangga dan langsung pergi ke rumah nenek. Tetapi ternyata si penjual mengejar kami sampai dia juga naik ke atas. Saat itu aku dimarahi oleh penjual.

Tetapi tiba-tiba nenekku datang dan memukuliku dengan keras padahal nenekku sedang berdagang. Aku mulai kesakitan tetapi ini juga pantas buatku, nenekku berkata sambil memukuliku "Jadi anak sudah bodoh dirumahkan ada makanan, jangan sampai kamu meniru ayah kamu yang seperti itu" nenek berkata tanpa memikirkan perasaanku.

Aku hanya menahan kesakitan dan menahan menangis. Saat nenekku turun dan melanjutkan jualannya aku mulai menangis sesenggukan dan mulai tertidur.

Tidak lama aku terbangun dari tidurku tetapi saat aku membuka perlahan mataku seperti ada sosok diriku di depanku. Tetapi aku menduga bahwa itu hanya mimpi, tetapi tidak lama kemudian diriku menjadi banyak dan melingkari ku. Saat itu aku langsung mengusap mataku dan melihat sekeliling lagi dan ternyata tidak ada siapa siapa, dan tidak lama kemudian ibuku datang dan menghampiriku.

Aku sudah menduga sejak awal pasti nenek akan mengatakan kepada ibuku tentang aku mencuri tadi. Ibuku berkata kepadaku dengan muka yang ingin marah besar kepadaku "kamu jangan sampai meniru ayahmu itu, Jika kamu sudah besar masih seperti ini kamu akan ikut dengan ayahmu" aku hanya diam saat ibuku menasehati ku dengan ekspresi seperti marah.

Saat itu aku dilarang bermain dengan saudaraku dan setelah pulang sekolah aku selalu dikurung dirumah nenek dan tidak diperbolehkan keluar.

1 bulan kemudian ada acara disekolah ku dan kebetulan guruku menyuruh semua murid membawa kedua orang tuanya. Saat itu aku tidak berani berkata ke orang tua, aku juga takut karena keadaan orang tuaku masih buruk.

Dan aku memberanikan diri untuk mengatakannya, saat itu aku meminjam ponsel nenek dan menelepon Ibuku tetapi tidak disangka teleponnya ditolak begitu saja.

Aku hanya kaget saat Ibuku menolaknya aku hanya bisa cemberut dan ingin menangis, saat itu aku dilihat oleh kakek, lalu kakek berkata kepadaku "kamu kenapa? Sini main sulap sama kakek" aku langsung gembira saat kakek mengajak ku untuk bermain sulap.

Aku akrab dengan kakek tetapi tidak dengan nenek saat itu tiba-tiba ada yang menelepon di handphone nenek, saat aku melihatnya ternyata itu nomor Ibuku dan aku mengangkatnya, ibuku berkata "Kamu kenapa menelpon Ibu nak? Tadi handphone Ibu baterainya habis" aku langsung menjawab "besok Ibu guru menyuruh orang tua untuk datang ke sekolah, sepertinya ada acara".

Tiba-tiba Ibuku terdiam dan hening "jika tidak bisa aku tidak ingin mengikutinya" kataku dengan lesu, dan Ibuku tiba-tiba mengeluarkan suara "jika Ibunya saja apa diperbolehkan?" Aku hanya mengatakan iya karena aku hanya ingin orang tua ku datang karena sebenarnya acaranya adalah bercerita pengalaman dengan menyanyi anak-anak dan itu juga orang tua harus datang untuk anaknya, aku kebagian untuk bercerita.

Keesokannya Ibu menjemput ku dan membawakan ku donat aku gembira saat itu tetapi Ibuku seperti senyum memaksa aku hanya pura-pura tidak menyadarinya, saat diperjalanan ibuku tidak banyak bicara.

Dan sesudah sampai aku disuruh oleh guruku untuk memakai pakaian yang sama untuk yang bercerita, saat itu Ibuku tersenyum kepadaku.

Saat itu aku dipakaikan baju lucu itu juga dipakaikan oleh Ibuku. Suasananya membuatku ingin selamanya seperti ini, tetapi ini juga tidak akan mungkin.

Saat itu orang tua diwajibkan untuk keluar area dan disuruh duduk ditempat yang sudah dipersiapkan. Sebenarnya cerita temannya berbeda-beda temanku memiliki tema yang bagus seperti tema waktu bermain atau tema waktu dirumah atau juga tema waktu bersama teman tetapi hanya aku yang mendapat tema tentang waktu keluarga. Saat itu semua bergiliran maju dan aku mendapatkan giliran terakhir.

Dan beberapa lama kemudian giliran aku untuk maju, sebenarnya aku tidak tahu cara bercerita yang seperti apa tentang waktu keluarga?

(Saat Bercerita)
Halo semua saya yuna
Saya ingin bercerita yaitu bertema keluarga saya memiliki keluarga yang bagiku cukup baik tapi aku tidak menyukai Ayahku hanya saja aku memiliki ibu yang sangat perhatian denganku. Aku selalu dijaga olehnya dengan baik aku bersyukur dengan Ibuku yang selalu menyayangiku. Aku ingin seperti Ibu, Ibu sangatlah kuat menahan luka di hatinya. Ibuku tersenyum tersenyum agar aku tidak sedih. Tapi tetap saja, ekspresi itu membuatku khawatir. Jika kalian bertanya tentang Ayahku, Ayahku adalah orang yang baik dan dia orang yang.. eeee.. orang.... eee dia orang yang... yang.... cukup baik, eee sekian dari aku dan terima kasih....

Aku juga bingung kenapa aku mengatakan kalimat yang tidak jelas? Cerita apa tadi yang aku ceritakan? Sangat pendek.

Setelah aku selesai bercerita aku pergi menuju ke toilet, aku sedang menangis. Ibuku menghampiriku ke toilet, dia mengetahui jika aku sedang menangis, Ibuku hanya memelukku dan mengelus punggungku.

Ibuku berkata "sudah berhentilah menangis, nanti cantiknya hilang loh" saat itu aku diam dan tidak menangis lagi. Aku dan Ibuku keluar, dan setelah keluar guru memanggil namaku, ternyata aku menang dari cerita tadi.

Ini benar-benar diluar dugaan, aku tadi hanya bercerita sebagian kalimat saja, di bagian Ayah bahkan aku tidak ingin meneruskan ceritanya.

Dunia Kita Berbeda | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang