Jalani Hidupmu

41 3 0
                                    

Lanjut..


.
.
.
.
.
.
.


Setiap hari mereka berdua seperti orang yang masih tidak mempercayai kebenaran.. Tentang kepergian sahabat mereka..

Mereka tetap menyiapkan 3 porsi makanan.. Untuk mereka sendiri dan temannya yang telah wafat itu.. (Tinggal bareng mereka tuh..)



-----------


"Bodoh.." Lirihnya..



Diapun terbangun dari tidurnya..

Haripun menunjukkan bahwa malam telah usai.. Dan telah digantikan oleh pagi..

"Ugh~" Dia beranjak dari ranjangnya..


Perlahan kakinya berpijak.. Melangkah menuju kearah kamar mandi..

Tok.. Tok.. Tokk..

Ceklek~

Diapun memasuki kamar bocah kecil.. Dan berkata..

"Aidin sayang.. Apakah kau sudah bangun?.." Ucapnya seraya melangkah memasuki ruangan tersebut..



Saat dia melihat kearah ranjang.. Dia tidak melihat batang hidung anaknya disana..

Perlahan dia berjalan menuju kamar mandi..

Saat dia mendekat.. Terdengar lah suara gemercik air dari dalam sana..

Hal itu menunjukkan bahwa anaknya itu tengah membersihkan tubuhnya..

Diapun tersenyum kecil.. Lalu berbalik untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan anaknya itu..

Dia meletakkan pakaian tersebut di ujung ranjang.. Dan berjalan keluar dari ruangan itu..




Skip..

Keluarga kecil itu sekarang tengah berkumpul di ruang makan..

Menunggu seseorang untuk datang.. Dan memakan hidangan itu bersama-sama..

Tap.. Tap.. Tap..

Orang yang ditunggu akhirnya datang..

Dia duduk ditempat yang biasa dia gunakan..



"Sayang.. Tidak baik berendam didalam air terlalu lama.. Kau bisa sakit.." Ujarnya kepada putra bungsunya itu..



"Kau seperti gadis saja.. Mandi saja selama itu.." Ujar kakak kembarnya.. Menggodanya..



"Ehh.. Aku bukan seorang gadis!!.."."Benarkan kak?.." Pekiknya tidak Terima.. Lalu meminta bantuan dari kakak perempuannya..



Sedangkan kakak perempuannya itu hanya diam.. Lalu tersenyum dengan tangan terangkat meng elus-elus kepalanya dengan lembut..


"Sudah.. Sekarang saatnya makan.." Ucapan sang ayah menengahi perdebatan itu..





+++++++++++


"Mama.."."Apakah kau benar-benar akan melakukan ini?.." Tanyanya kepada sang ibu.. "Lagipula.. Apakah kau yakin ini akan berhasil?.." Tanyanya lagi..




"Tentu saja.. Ini akan berhasil.. Sayangku.. Kau dan Eden.. Aku akan menciptakan dunia yang indah untuk kalian.." Jawabnya dengan ambisius..



"Aku.. Dan kakak?.."."Lalu Sonia?.. Jangan lupakan dia.. Dia juga kakakku.." Ujarnya mengingatkan..



"Hah?.. Dia hanyalah bidak catur ku.."."Blablabla.." Ujarnya menegaskan kepada sang putra..



"Huu.. Terserah saja.. Awas kemungkinan beberapa dari mereka menghianatimu.." Ucapnya seraya berjalan pergi..




Tanpa diduga seseorang mendengar itu semua.. Diapun pergi begitu saja..

'Kakak.. Kuharap kau mengerti.. Sedari awal.. Mama hanya memanfaatkanmu.. Aku harap kau menjalani hidup mu sesuai dengan keinginanmu..' Ucapnya didalam hati..






Bersambung...

Twins Brothers Of Orion Eden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang