Part 8

103 10 0
                                    

Di minggu pagi Enza telah berada di ruangan yang di penuhi dengan beberapa art yang terpajang di ruangan tersebut. Entah itu lukisan tengkorak, ular ataupun gambar iblis. Sedangkan di sudut ruangan terdapat rak yang berisikan tinta, jarum, dan alat alat tatto dan piercing disana.

Disana Enza sedang menunggu seseorang mengambil alat nya disana. Enza menyender kan punggungnya di kursi. Nyaman dan empuk. Namun, tidak menutup kemuningkan jantungnya berdegup kencang dan sedikit mengeluarkan keringat di dahi nya, ya, walaupun AC tetap menyala.

"Tegang amat, bro? kayak baru pertama kali aja" ucap seseorang pria yang berperawakan tinggi, besar, dan memiliki banyak tatto di badannya.

Dengan hati hati orang tersebut memegang bibir Enza, lalu menandainya dengan memberi titik di bagian bawah kiri bibir Enza. Pria tersebut sedikit menjepit bibir Enza dengan alatnya. Tak lupa pria itu mengenakan sarung tangan karet sambil memperlihatkan jarum yang masih baru dan tersegel kepada Enza.

"Tersegel ya, bro? exp masih taun depan, bro" sambil membolak balikkan jarum tersebut yang masih tersegel.

"siap ya, bro?" ucap pria tersebut memberikan aba aba kepada Enza.

"Bra bro bra bro!! buruan lah Om keburu kebelet guaaaa!!!" frustasinya.

Sambil memejamkan mata, Enza sedikit meringis ketika pria itu mulai menusuk jarum ke bagian bawah kiri bibir nya. Setelah jarum itu tembus, dengan cepat pria itu memasangkan tindik di ujung jarum tersebut yang Enza pilih sewaktu dia datang tadi, lalu dengan cepat dan hati hati, pria itu menarik keluar jarum hingga tindik nya tertancap di spot yang Enza mau. kemudian ia menutup ujung tindik tersebut.

"Udah bro" ucap pria itu sambil membuka sarung tangan nya lalu membuangnya di tong sampah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah bro" ucap pria itu sambil membuka sarung tangan nya lalu membuangnya di tong sampah.

"Huftt, mayan juga ya sakitnya" sambil Enza memperhatikan diri nya di cermin dengan Piercing baru nya di bibir.

Duh, siapa sih ini cakep banget. Gumam nya dalam hati.

"Gimana? keren ga?" tanya pria itu.

"wihh!!!! iya dong, Om Yono" tak henti henti Enza terus tersenyum ke arah cermin yang ia pegang.

"Tua amat gue dek, lo panggil gue Om, gue kan belum nikah, harusnya lo panggil kakak lah" ucap Yono kepedean.

Enza tertawa kecil "siap kakak Yono" sambil tangan Enza memberi hormat ke arah Yono.

Enza lalu keluar dari ruangan tersebut, bukan cuman di dalam studio itu saja yang penuh dengan dark art. Melainkan, di luar studio pun ada grafitti besar bergambar kan tengkorak yang di penuhi dengan bunga mawar. bayangin sendiri aja deh penonton bentuknya cem mana.

***

"Itu semuanya gak sakit apa?" Tania sedari tadi memperhatikan tindik baru Enza dan beberapa tindik Enza di telinga. Kini Tania berada di kos Enza.

Karna merasa aneh, Enza terus terusan menjilati bibir nya dan secara tak langsung itu membuat bibirnya berubah sedikit kemerahan. Tania yang melihat itu membuat nya salah tingkah. Entah kenapa Tania ingin sekali mengigit bibir Enza yang memerah itu.

Tania tak sadar kalau Enza memperhatikan nya sedari tadi. Mata Tania tak bisa berbohong, ia ingin sekali melumat bibir Enza.

Jari telunjuk Enza mengangkat dagu Tania, mendapati pipi Tania merah merona. Moment ini membuat Tania salah tingkah, pupil nya membesar, dan deru napas nya memberat membuat gadis itu mulai di penuhi nafsu.

Tanpa babibu satu tangan Tania di kalungkan di leher Enza, lalu jari jari tangan Tania meremas rambut Enza di belakang. Bibir Tania melumat leher Enza dengan cepat namun teratur. Tania di kuasai oleh napsu nya. Enza terdiam, libido nya tak terbendung dan itu membuat nya sangat basah di bawah sana.

Tania dengan perlahan mendorong Enza hingga ia terbaring. Kini posisi Tania Women on top, tangan nya bergerak menyingkap baju kaos Enza ke atas. Ia meremas payudara Enza yang masih terbalut bra, kemudian satu tangan Tania berhasil membuka kaitan bra Enza dan membuat bra nya melonggar. Kini ia bisa memilin puting Enza dengan bebas. Ciuman Tania lalu turun ke bagian dada Enza, ia menatap nya sebentar lalu melahap puting Enza,
Enza yang merasakan puting nya di maini oleh lidah Tania membuat nya mendonggak dan roll eye. Tania terus menghisap, menjilat, dan menggigit kecil puting Enza membuat Enza sedikit mendesah.

"uuhhh fuck" tak bisa di pungkiri nipple adalah bagian sensitif rata rata wanita termasuk Enza.

"ahhh ohhh god" karna nafsu Enza sdah di atas ambang, ia memegang tangan Tania lalu memasukkan nya di balik celana Enza namun Tania menarik tangan nya, membuat Enza menatap nya bingung.

"aku gak mau pegang gituan" mendengar itu sontak membuat Enza makin kebingungan.

"lah?? tapi kamu tadi-"

"iya tau, tapi.......hmm aku masih......entahlah.....masih jijik"

"lah??"

Tania langsung berdiri, membuang muka.

"terus ngapain tadi mancing aku coba?" tanya Enza heran.

"yaaaa aku gatau, itu kayak terjadi gitu aja" elakannya.

Enza masih bergeming.

"sorry.." ucap Tania.

Enza mentap nya kasian, namun tak menutup kemungkinan ia masih sedikit heran, kemudian Enza merapikan pakaiannya kembali lalu melesat begitu saja ke toilet.





Halooo guys, hehehe ceritanya agaj aneh ya???? hahaha maafyaa baru kambek, soalnya super duper sibuk ampe lupa kalo punya cerita di wattpad. tp kuusahain bakal cepet update lagi. see you.

Love, MG.

Marriage Is Just To CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang