03

39 9 38
                                    

˚
˚
˚
˚
˚
˚
˚

•✧•

3. Khawatir

"Kak Chiko!" gadis kecil itu berlari menghampiri Chiko yang kini tengah mendapatkan perawatan dari suster. Ia mematung kala melihat banyak sekali selang yang menempel pada tubuh anak laki-laki itu.

"Kak Chiko kenapa?" tanya Gracia pada perawat itu.

Chiko tersenyum pada Gracia, "Cia udah dateng?"

Gracia mengangguk, dengan segera gadis itu naik ke atas kursi yang berada disebelah brankar milik Chiko.

"Hari ini bawa apa?" tanya Chiko penasaran lantaran melihat totebag yang gadis itu bawa.

"Cake sama cookies, Cia buat sendiri tapi dibantuin bunda," ujarnya membanggakan diri.

Chiko terkekeh pelan, "pasti enak."

Gracia menunjukkan deretan giginya, "Iya, tadi Cia udah nyoba."

"Nyoba pertama ya."

"Iya, kan yang lainnya buat Kak Chiko," jawab Gracia jujur.

Chiko tersenyum, "Makasih Cia."

"Kata bunda Kak Chiko harus cepet sembuh."

"Iya, bilang makasih sama bunda juga."

Gracia mengangguk, "Mamanya Kak Chiko kemana?"

"Lagi ambil obat."

"Kenapa? Kak Chiko sakit lagi ya?"

"Cuma sedikit."

Gracia memegang tangan anak laki-laki itu, "Biar Cia kasih energi, supaya sakitnya pindah ke Cia." Dengan segera Chiko menarik tangannya, "Jangan." Anak laki-laki itu menggeleng, "Cia engga boleh sakit," ujarnya.

"Tapi–"

Seorang wanita masuk kedalam ruangan itu, ia tampak mengukir senyum kala melihat anak perempuan yang tengah duduk di samping Chiko, "Cia disini?"

Gracia menoleh, kemudian ia tersenyum, "Tante Elisa," panggilnya. Ini adalah kali ketiganya berkunjung ke ruang rawat Chiko. Seperti janjinya sebelumnya ia selalu menemui Chiko kala gadis itu melakukan pemeriksaan mingguan di rumah sakit. Jadi tidak heran jika ia sudah mulai mengenal keluarga Chiko. Tak hanya Cia bahkan ayah bundanya juga sudah mulai akrab dengan keluarga anak laki-laki itu.

"Tante seneng Cia datang hari ini," ujar Elisa. Wanita itu sangat senang kala mengetahui Chiko memiliki teman pertamanya. apa lagi saat bertemu dengan Cia untuk pertama kalinya gadis itu terlihat sangat manis dan juga menyenangkan. Membuatnya langsung suka pada pertemuan pertama.

Gracia masih tersenyum, "Cia bawa cookies sama cake."

Elisa mengusap rambut Gracia, "Siapa yang buat?"

"Bunda," Gracia menunjukkan deretan giginya, "Tapi Cia juga ikut bantu."

"Pinternya, sampaiin makasih ke bunda ya."

Gracia mengangguk, "Iya tante."

"Cia," panggil Chiko.

"Iya?"

SequoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang