BAB 1

11 3 1
                                    

Jakarta, 3 Maret 2022

Di Senin pagi hari ini ditemani dengan susana sejuk dan cuaca yang mendung serta rintik rintik hujan yang kecil; di sebuah rumah yang sederhana terdapat seorang gadis cantik, berkulit putih, dan tubuh yang agak sedang, tengah menyantap sarapannya diruang makan dengan santai karena ia pikir hari ini tak akan ada upacara bendera.

Gadis itu bernama ALIN ANINDA VARAZO biasa dipanggil Alin, lin, atau adek oleh keluarganya, anak dari VARAZO ARTHANIO dan KENZI LUCYVER, memiliki campuran darah Indonesia – Singapura, Siswi kelas XI IPA 1 SMA ANGKASARIKSA yang hobinya tak jauh jauh dari kata bolos setiap jam pelajaran matematika.

"dek kalau makan tuh jangan melamun, buruan gih makannya udah jam berapa ini!!" tegur seorang wanita paruh baya yang kerap dipanggil mamah oleh Alin, wanita itu bernama KENZI LUCYVER.

"hah iya mah ini adek makan kok."

Ditengah tengah perbincangan mereka datang seorang lelaki tampan beralis tebal yang bernama ARKANZA VARAZO atau biasa dipanggil Arkan. "astagfirullah dek!!! dari tadi gue nungguin elu di depan eh elu nya disini malah nyantai nyantai."

"heheh ya maaf, ini adek udah kok sarapannya.'' ujar Alin sembari terburu buru menghabiskan sarapannya.

Bukan menunggu sang adik, Arkan malah memberinya ancaman untuk secepatnya menghabiskan sarapannya. "yaudah gue tunggu elu di depan yeh awas aja dalam lima menit lu kgk muncul gue tinggalin elu ke sekolah, mah abang pamit yah."

Mendengar ancaman dari Arkan, Alin langsung menarik tas nya dan tergesa gesa mengenakan sepatunya lalu berpamitan pada sang mamah. "mah adek pamit yah, woi bang tungguin napa dah." Teriak Alin sambil berlari menyusuli sang abang

sudah hal yang lumrah bagi Kenzi disetiap paginya ada saja tingkah yang diperbuat  Alin dan Arkan yang dapat membuatnya pusing."iya hati hati di jalan, jangan suka bolos dek!"

~VIVID DREAM~

Setibanya diparkiran Sekolah SMA ANGKASARIKSA, Alin dengan terburu buru langsung turun dari motor Arkan sambil berjalan tergesa gesa walaupun upacara tak di laksanakan, berhubuhung lapangan dipenuhi dengan genangan air tetap saja Alin harus cepat cepat karena ia belum mengerjakan tugas fisikanya dan saking terburu burunya, ia lupa melepaskan sesuatu yang saat ini sedang nyangkut dikepalanya.

"kok kepala gue rada berat yah?" – batinnya

kedatangan Alin diSekolah dapat menjadikannya sorotan publik dipagi ini karna tingkahnya, semua murid yang ada disana menatap aneh kearah Alin sambil berbisik bisik mengenai penampilannya

"cantik cantik tapi kok rada miring yah."

"mau ngecosplay jadi rossi neng?"

"lin tuh dikepala ada apaan?"

Seolah tak peduli dengan bisikan bisikan para murid yang ada disana tentang dirinya , Alin tetap melanjutkan jalannya menuju ke Kelas.

"emang dikepala gue ada apa?"- batinnya

Hingga sebuah teriakan berasal dari Arkan menyadarkan Alin. "woi, dek tuh helm kgk mau lu lepas? atau lu emang niat mau ngecosplay jadi astronot?" teriak Arkan dari arah parkiran sekolah.

Mendengar terikan Arkan seketika Alin tersadar dan langsung melepaskan helm itu kemudian berlari kearah Arkan dan mengembalikan helm tersebut pada Arkan.

"bang kok lu kgk bilang dari tadi sih? kan gue jadi malu diliatin sama orang orang." kesal Alin

"lagian sih elu pake segala jalan cepet kan gue kgk sempat ngomongnya, btw kok lu makin pendek aja?" ejek Arkan

vivid dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang