Hello, this is Hayi. Cerita ini sebelumnya udah dipublikasikan di Twitter. Karna aplikasi satu itu rada-rada burem masa depannya, aku pindahin ke sini.playlist untuk cerita ini ada di akun spotify heitheresweetie, nama playlistnya Tobio : Jejak Miwa.
Tags : alternate universe | kageyama tobio-centric | no pairing | angst | family - friendship | hurt/comfort | narration
CW / TW // character death ; depression ; ciggaretes / smoking ; alcohol / drinks
Reminder : Disarankan untuk enggak dibaca dalam keadaan capek. Cerita ini (aku usahain) punya vibes gloomy-melancholy gitu, semoga kesampean.
Characters belong to Furudate H.
Feel free buat kasih komentar :)
***
JALANAN kota malam itu ramai. Bukan hal yang baru, tapi Tobio punya perasaan kalau malam ini kota lebih riuh. Riuhnya bertambah karena sekarang jam sibuk yang lekat dengan keramaian. Stasiun kereta cukup dekat dari restoran yang dia kunjungi, sekitar lima menit berjalan kaki. Tobio berjalan bersama salah satu rekan kerja seniornya, menyusuri trotoar yang lumayan ramai diisi pejalan kaki. Kendaraan melaju cepat di sebelah kiri, bergantian membawa embusan angin dan suara klakson yang bersahutan. Tobio menarik napas dan cemberut saat mencium polusi.
Seharusnya Tobio terbiasa dengan aroma polusi kota, tapi dia tidak pernah cukup terbiasa, apalagi suka.
"Dia bilang kalo gue kerjanya nggak becus. Trus gue kek, kek, haaaah??? Excuse me???" Suara bernada dramatis terdengar dari samping kanan. Tobio membiarkan Tooru terus mengoceh, terlalu lelah untuk menegur suara keras seniornya. "Gue nge-handle delapan puluh persen dari project yang seharusnya dia pimpin dan itu orang bilang gue enggak becus? What the- Tobio, lo denger gak sih?"
Tobio hendak menjawab, tapi ada getaran di saku blazer sebelah kanan. Tobio secara naluriah meraih ponselnya dan mengernyit melihat nomor yang menghubunginya.
Tobio menekan tombol terima dan mengucapkan halo yang lirih. Suara di ujung telepon terdengar dan Tobio berhenti.
Suara kendaraan mati, sahutan klakson berhenti. Tobio merasa dunia miring seketika dan dia lupa cara bernapas, lupa bagaimana rasa trotoar di bawah telapak sepatunya, lupa cara menggerakkan kakinya.
"-bio?! KAGEYAMA TOBIO!"
Suara keras itu menyentak lamunannya. Tobio menemukan dirinya sudah berhadapan dengan Tooru. Tangan Tooru ada di kedua bahunya, wajah mereka saling berhadapan dan kemudian Tobio melihat mata Tooru.
Tooru terlihat terperangah.
"Gue-" Tobio mati-matian berusaha menemukan kata, tapi segalanya mati di ujung lidah. Rasanya seperti tenggelam, seperti berenang melawan arus yang tidak bisa dia lawan, seperti mati-matian mengulurkan tangan ke atas agar mencapai permukaan.
"Lo... nangis?"
Tobio merasakan basah di pipinya dan segalanya kembali bersuara. Kendaraan masih menderu dari samping kiri, aroma polusi khas kota merebak di udara bersama aroma pejalan kaki yang lalu lalang di trotoar. Jemari Tobio meraba pipinya, menghapus jejak basah yang membuatnya merasa membumi seketika. Tobio melepaskan napas yang entah sejak kapan dia tahan.
"Tobio?" Tooru bertanya. Suaranya pelan dan hati-hati, tidak seperti Tooru yang tadi mengoceh dengan keras dan kesal tentang atasannya, tidak seperti Tooru yang Tobio kenal.
Tobio menarik napas, merasakan sekat di tenggorokannya dan perih yang tajam saat dia mencoba menyusun kata.
"Kak Miwa pergi," katanya.
"Miwa?"
"Meninggal."
Kedua tangan Tooru di bahunya terlepas, dan Tobio merasa dia kehilangan pegangan. Tobio melihat Tooru yang terlihat ngeri kemudian sedih, kemudian patah. Tobio mundur satu langkah dan merasa pijakannya limbung entah kenapa. Merasa dunianya runtuh dan Tobio lumpuh.
Tooru menarik Tobio dalam pelukan cepat, tangannya ada di belakang kepala Tobio dan kemudian mengusap rambutnya.
"Nangis aja, gapapa."
Tobio melihat gedung-gedung tinggi dari balik bahu Tooru, melihat lampu kota dan langit kelam, melihat bintang-bintang dan purnama sialan.
Tobio tidak menangis, tapi dia berteriak.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA
Fanfictionㅤ Miwa suka laut, ㅤ Tobio lebih suka langit. ㅤ Ketika miwa pergi ke langit, ㅤ Tobio menghampiri laut. haikyuu!fanfiction