Chapter 1

272 18 0
                                    


Happy Reading

Seperti biasa aku terduduk memikirkan hal ramdom. Duduk di atap sekolah adalah tempat paling tepat untuk penyendiri sepertiku ini.

"Haaaa aku bosan, jika saja ini terus berlanjut bisa bisa aku mati karena kebosanan"

Kataku sambil mengangkat tangan kiri ku untuk mengurangi cahaya ke mataku. Terkadang aku bertanya tanya jika manusia adalah makhluk sosial terus ..., haaa merepotkan saja.

Hoooaaaaaam ngantuk aku, tidur beberapa menit pun gak masalahkan. Lagi pula gak akan ada orang yang nyadar aku gak di kelas, juga habis ini pulang, bolos satu pelajaran bukan masalah untukku. Perlah lahan mataku tertutup dan hanya kegegelapan Dinata memandang.

Riiiiiiiiiing

Suara bel yang nyaring membangunkan ku dari mimpi indah ku. Terduduk untuk mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Berdiri menuju pintu keluar roftop dan mengambil sepatuku.

Berjalan keluar sendiri seperti biasa, perjalanan pulang selalu di penuhi anak sekolah atau bahkan kendaraan yang berlalu lalang. Para pejalan kaki berhenti di lampu merah termasuk diriku. Aku yang tak sadar jika warna lampu telah ganti tersenggol oleh orang orang yang berlalu lalang.

Dan hampir saja aku oleng dan jatuh di trotoar tadi dan bodohnya aku tak melihat sekeliling yang telah sepi. Lampu merahnya berganti jadi hijau di saat aku masih menyeimbangkan tubuhku. Tapi beruntung saja ada seorang polisi menyelamatkan aku dari hampir terjadi kecelakaan.

Aduh batinku berkata, oarang orang berlalu lalang tadi sekarang memperhatikan kami. Terus pak polisi ini sungguh berisik sekali.

"Hey, apa kamu gak papakan!?"

"I-iya"

Jawabku yang singkat membuat para kerumunan bubar. Polisi itu ingin mengantarku sampai rumah tapi aku tolak dengan segenap tenaga.

Sesampainya dirumah aku menyalakan lampu dan berdiri di depan foto keluarga yang kaca pigoranya retak.

"Aku pulang ayah, ibu"

Salam dariku mungkin sampai di atas sana. Tapi aku tak akan berharap lagi, sejak kejadian tiga tahun yang lalu. Hampir setengah ingatan ku hilang karena kejadian itu.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur, kalau gini habis sekolah pasti diomeli oleh ibu. Aku kangen mereka, omelan nya, senyum mereka, sambutan mereka.

"Are kenapa aku menangis aku gak apa-apa kok"

Diriku yang sok kuat ini yang sebenarnya sudah gak tahan. Aku ingin mengeluarkan semuanya, suara tangis ku yang mulai kencang, yang juga di ikuti suara rintika hujan yang mulai deras.

Sekarang aku teringat kata kata salah satu anime. Apa lagi itu anime favorit ku.

"Lebih baik menerima kebenaran yang pahit, dari pada kebohongan yang manis."

Sudahlah lebih baik aku tidur, nanti saja ganti bajunya. Mataku terasa berat perlaha lahan tertutup. Dan ruh ku menuju tempat yang tidak ku ketahui.

Normal pov

Di ruangan yang gelap terdapat anak anak yang tertidur terlelap tanpa alas atau pun selimut. Diantara mereka ada dua anak berjenis kelamin wanita dengan rambut hitam yang berpegangan tangan saat tidur. Salah satu dari mereka menggunakan perban di kepalanya.

Mata yang tadinya tertutup mulai membuka dan mengisi kesadaran nya. Saat mengisi kesadarannya dia mulai melihat ke sekelilingnya. Yang disertai perasaan asing yang ia lihat di depannya ini yoga tidak bisa di pungkiri bahwa di juga kebingungan, dengan situasinya ini.

"Dimana aku ini?"

Tanya nya di dalam pikiran penuh tanda tanya. Dia mengingat ingat lagi sebelumnya, dia hanya rebahan di kasur tiba tiba di saat membuka mata sudah ada di tempat asing.

"Bagaimana ini, aku gak pernah tau tempat ini? Apa karena kau menolak ajakan polisi jadi dikutuk aku nya??"

Gumam nya sambil berbisik agar orang lain tidak terdengar. Yap bener sekali tebakan kalian orang ini adalah toko utama kita.

"Emmm ada apa Eli? Tidak biasanya kamu bangun awal"

Tanya anak di sampingnya yang terbangun dari tidurnya. Sepertinya tubuhnya ini bernama Eli sama seperti namanya dulu. Dan siapa anak ini ?.

-Bersambung

Sun and Moon (I Became Male Lead Adopted Daugther)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang