Chapter 4

142 18 2
                                    


Leonie pov

Mataku terbuka, aku mencoba duduk tapi kepala ku tiba tiba pusing. Membuatku tak bisa menahannya dan juga ada yang menyangga kepalaku.

Srak

Tuk

Kuli lihat ternyata adalah paman yang sudah pulang. Dia memberitahu aku bahwa kau masih demam dan harus terbaring.

Aku bertanya kapan dia pulang. Dia menjawab dua hari yang lalu. Berarti aku telah tertidur selama itu. Dan aku mengingatkan kembali kajadin kemarin.

"Aku minta maaf, saya salah"

"Kenapa kamu tiba tiba bicara formal"

Aku mengatakan melakukan sesuatu yang salah. Dia balik bertanya apa yang ak lakukan. Yang kujawab membuat masalah menggunakan gigi taringku.

Philio pov

Kondisinya lebih para dari pada saat melewati Gate untuk pertama kalinya.

Aku bertanya apa kamu sengaja. Yang dijawab dengan gelengan. Dan menjawab.

"Aku marah, katanya aku harus tau posisiku. Memangnya posisiku apa?" Leonie.

Leonie pov

Suatu hari menjadi orang lain. Tepatnya menjadi anak kecil yang lemah. Dan dunia tanpa orang tua, tanpa tempat aku kunjungi biasa aku bosan, dan tentu tanpa barang biasa aku bawa.

Tetapi aku tak punya waktu untuk membiasakan diri. Kemudian aku sadar aku tak akan bisa kembali. Aku bersumpah pada diriku bahwa aku akan bertahan hidup.

Dan pasti aku balas siapa pun yang menindasku.

"Paman aku ini siapa? Anak yatim yang beruntung? Anak dari wanita bodoh yang terbutakan oleh cinta?"

Secara ajaib aku bertemu dengan pemeran utama. Dan di perlakukan lebih baik. Aku juga mulai merasakan perasaan hangat kembali. Tetapi diingatkan kembali itu bukan miliku.

Dalam karya asli, 'Ferio Vileoti' tak memiliki anak angkat. Dalam kara asli aku tak ada. Masuk ke dalam novel sebelum cerita asli dimulai?

Hiks...

Hiks...

uhu..hu ue... hue.. hng

"Leonie."

"Leonie"

"Leo"

Kemudian ia tertidur setelah pamannya itu berbicara.

Dan itu kejadian yang telah berlalu. Sekarang dirinya ingin bertemu dengan pamannya atau sekarang ia panggil ayah. Sekarang mereka akan membicarakan perkara saudarinya yaitu Eli.

"Leonie"

"Ayah! Bagaimana? Apa Eli telah ditemukan ?"

"Iya aku telah menemukan jejaknya dan juga pada hari yang sama di beritahu ada monster yang berkeliaran, jadi aku juga harus pergi kesana untuk mengecek"

"Baiklah aku akan menunggu"

Eli pov

Hah... hah...

Capek sekali hanya karena mengalahkan monster itu. Beruntung pengetahuanku tidaklah sia sia. Kutengok tiga anak macan mareka sepertinya tap apa apa juga.

"Hei Moana, apa kamu bisa ambil pisau yang disana?"

Roar

Yang aku panggil adalah macan betina yang kecil dan mengemaskan ini. Setelah kejadian itu aku dan ketiga anak anak macan pergi untuk mencari tempat tinggal baru.

Disaat perjalanan aku memberi mereka nama. Macan betina bernama Moana. Dan untuk kedua saudaranya mereka kunamai Chirstof dan Roland. Ya, aku tau nama mereka agak aneh tapi aku sudah kehabisan ide untuk nama mereka.

Saat aku menuggu Moana tiba tiba terdengar suara raungan yang keras. Membuta aku dan mereka berdua menghadap ke arah suara itu.

Aku tak bisa berkata, betapa bodohnya aku tak menyadari keberadaan mereka. Mereka menggunakan zirah.

Di saat orang itu melihat diriku, instingku menyuruhku untuk lari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di saat orang itu melihat diriku, instingku menyuruhku untuk lari. Tetapi Moana ada di tangan pria itu. Aku tak bisa bergerak sembarang untuk sementara.

Kedua saudara Moana di belakangku. Dan mereka sekarang sedang menggeram atas perilaku pria itu terhadap saudarinya.

"Apa yang mau mau, tuan?"

"Hm, sepertinya kamu tak lupa bagaimana berbicara dengan manusia, aku khawatir jika kamu akan lupa akan itu"

Kata kata dari pria itu membuatku kesal dan sekaligus marah.

'Hah! Apa apaan orang ini tiba tiba datang dan membuat orang naik pitam saja'

Roaaar

Raaor

Kulihat Moana berusaha untuk lepas dari genggaman pria itu. Pria itu terlihat kesusahan dan melepaskan Moana begitu saja.

"Moana!"

Syukurlah dia tak apa apa. Sekarang kutatap itu orang. Kenap orang ini hanya menatapku dan—.

Ngiiiiiiiing

Sebelum mataku terpejam kulihat pria itu menghampiriku dengan wajah khawatir. Dan menangkapku yang pingsan secara tiba tiba.

Firio pov

Kutatap tumpukan mayat dengan datar. Kemudian aku melihat jejak kaki kecil. Yang aku terus ikuti sampai di sebuah gua.

Aku masuk dan melihat dua gundukan tanah. Aku menyuruh salah satu ksatria untuk membuka tanah itu.

"Tuan Duke, ini sepertinya mayat macan hitam keduanya betina dan jantan"

'Jejak kaki kecil dan dua macan yang mati'

"Telusuri daerah sini, jika menemukan gua jangan masuk beritahu aku dulu!"

"Baik Yang Mulia"

Dan setelah itu aku melihat anak kecil bersama dengan tiga anak macan. Mereka sepertinya habis pergi berburu.

Bersambung

Sun and Moon (I Became Male Lead Adopted Daugther)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang