Pagi ini Zoya kembali merenung.
Seperti biasa, sekuntum bunga Matahari dan secarik kertas putih tergeletak di atas meja kerjanya. Kali ini tulisannya, Nakupenda.
Dibukanya lacinya dengan cepat lalu dikeluarkannya barang yang dicarinya. Sejauh ini, total sudah sembilan tangkai bunga dan sembilan helai kertas yang ia terima.
Delapan tangkai bunga Matahari yang mulai mengering itu kemudian ia satukan dengan setangkai segar yang diterimanya barusan.
Lalu dibacanya satu persatu tulisan di kertas-kertas itu. Ia sudah memberi angka sesuai urutan waktu ia menerimanya.
1. ฉันรักคุณ
2. Mina rakastan sinua
3. Jag älskar dig
4. волим те
5. я люблю тебя
6. Σ 'αγαπώ
7. Aloha au iā ʻoe
8. मैं तुमसे प्यार करता हूँDan yang terakhir ini:
9. Nakupenda
Ini tuh sebenarnya tulisan apa sih? Kenapa ada beberapa yang hurufnya keriting seperti rambutnya begini? Ah! Bikin pusing, pusing, pusing! Kepala Zoya puyeng sendiri memikirkannya.
Telunjuknya memutar-mutar beberapa helai rambutnya yang sudah keriting hingga jadi makin keriting.
Siapa yang selalu meletakkan ini semua di meja kerjanya di setiap Senin pagi? Dan terutama, untuk tujuan apa?
Lalu ... kepada siapa ia harus bertanya? Masa ke rumput yang bergoyang seperti suruhan penyanyi-penyanyi di lagu mereka itu?
"Morning, everybody!" Sebuah suara nyaring kemudian menarik perhatian Zoya.
"Pak Leon!"
"Selamat pagi!"
"Pak Leon bawa apa nih?"
"Waaah terima kasih Paak, udah bawa kopi dan camilan buat kita semua!"
"Pak Leon emang the best!"
Semua langsung heboh menyambut seorang pria tinggi nan tampan yang datang membawa dua kantung plastik berisi kopi dan makanan kecil.
Zoya menatap pria yang bernama Leon itu dengan tatapan serius. Leon adalah pacar Venus, atasan Zoya.
Tiba-tiba sebuah ide terbersit di benaknya. Aha! Benar juga! Pak Leon kan orangnya gaul, punya banyak kenalan. Apa Zoya coba tanya ke dia aja, ya?
Leon sedang asik membagikan kopi kepada semua anak buah Venus disertai ancaman, "Awas, jangan lupa puji-puji gue di depan Pemred lo", ketika tiba-tiba seorang wanita berambut panjang dan ikal menghambur ke arahnya sambil berteriak, "PAK LEON!!!"
"Ada apa?" Leon takjub dengan semangat sekretaris Venus yang berapi-api itu padahal ini adalah hari Senin. Hari di mana biasanya orang tertunduk lesu dan menyeret tubuhnya malas-malasan karena sulit meninggalkan kesenangan akhir pekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoken Love [ON GOING]
Short StoryTW // Adult Romance 21+ 🔞⛔🔞 [Metropop] [Kumpulan Oneshot] [Chicklit] Warning : Bukan bacaan untuk yang belum cukup umur. >>> <<< Cinta memang tak bisa diukur oleh waktu. Tak peduli sebentar, atau lama, cinta selalu menentukan sendiri kelahirannya...