Peringatan Area 21++
Xiao Zhan, berprofesi sebagai seorang photograper. Dia jatuh cinta pada seorang aktor muda sekaligus penyanyi yang bernama Wang Yibo. Di mata Zhan, Wang Yibo adalah sosok pria cantik dan sangat seksi. Dia sangat terobsesi ingin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---- Devil Blonde ----
***
"Aku hanya ingin mengingatkanmu, Zhan Ge. Kau jangan lupa dengan apa yang kuucapkan tadi."
***
Xiao Zhan tersentak bangun dari tidurnya. Keningnya penuh dengan keringat dan napasnya berat. Ia bangun sembari menggosok matanya lalu mengusap peluh di keningnya. "Shit," umpatnya pelan. Setelah kejadian kemarin, Xiao Zhan mengalami mimpi buruk.
Butuh beberapa menit baginya untuk tersadar bahwa dirinya tengah duduk di atas lantai. Ia tidak menyadari bahwa dirinya terjatuh dari atas ranjangnya. Xiao Zhan terlihat kebingungan ketika melihat keadaannya.
"Apa aku terjatuh ketika tertidur?"
Dalam keadaan linglung ia segera bangun dari lantai.
Ketika hendak berjalan menuju kamar mandi, ponselnya tiba-tiba saja berdering. Ia melangkah mendekati meja nakas lalu mengambil ponselnya. Matanya melotot saat melihat nama Wang Yibo di layar ponsel.
"Fuck!!" Ponselnya hampir saja terjatuh dari genggaman saking paniknya ketika melihat nama Wang Yibo. Dengan jari gemeteran ia menekan tanda terima.
Tut
"Ha-halo ...."
"Good morning, Zhan Ge. Apa kau tidur nyenyak sampai-sampai tidak mengangkat teleponku kemarin malam?"
Xiao Zhan mengerutkan kening. "Ka-kau menelponku? Jam berapa?"
"Pukul 23.00 aku menelponmu berkali-kali. Tetapi kau tak mengangkatnya. Apa kau sudah tidur... atau sengaja tak ingin mengangkatnya?"
"Mana mungkin aku tidak mengangkat panggilan telponmu, Yi ... ehem, Yibo. Aku pasti ketiduran," jelasnya.
Hening.
Xiao Zhan menjauhkan telponnya karena tidak mendengarkan apapun. Teleponnya masih tersambung. Kemudian ia kembali mendekatkan ponselnya di telinga. "Ha-halo?"
"Sepuluh menit lagi aku akan sampai di rumahmu, Zhan Ge."
"Ha?"
Tut ... tut ... tut
Xiao Zhan menjauhkan ponselnya lagi. Ia melihat panggilan itu telah berakhir. "Sepuluh menit?" Sesaat otaknya bekerja cukup lambat, sampai hitungan kesepuluh ia baru tersadar.
