06

2.8K 390 57
                                    

[ Bayanganku ]
______________________

Berbagai macam alat musik berbunyi, lilin mewah berkedip-kedip, wangi parfum kelas atas bercampur-baur. Banyak orang berlalu-lalang, berdansa, mengobrol dan hanya sekedar menonton keramaian belaka.

Malam yang semarak ini terjadi didalam istana kekaisaran. Sebagai perayaan untuk saintess kuil suci dan sang pahlawan komandan kesatria matahari yang telah berhasil membebaskan orang-orang utara dari  kekejaman sihir iblis.

Sebagai protagonis acara, saintess dan komandan kesatria matahari sedang sibuk dimasing-masing tempat.

Saintess dengan senyum ramah yang sopan sedang berbincang bersama beberapa wanita bangsawan dan komandan kesatria matahari yang sedang berbicara dengan tiga bawahnya.

Dari sudut matanya, saintess menangkap putra mahkota yang berjalan menghampiri sang komandan kesatria [M/n] Jarl Adalvino —kekasihnya, diikuti oleh putri kedua kekaisaran.

Melihat itu, mata saintess meredup.

"Hey, apa kau masih tetap berkerja disaat seperti ini?"

[M/n] yang mendengar suara itu langsung berhenti, berbalik badan dan matanya menangkap sosok anak-anak raja.

[M/n] dan ketiga bawahannya membungkuk hormat.

"Salam kepada putra mahk—"

"Oke cukup," Putra mahkota langsung menepuk pundak [M/n]. Disaat-saat seperti ini, dia tidak ingin bersikap terlalu formal dengan teman masa kecilnya.

[M/n] kembali menegakkan badannya, diikuti oleh tiga bawahnya yang setia.

Putra mahkota melirik ketiga bawahan [M/n], dengan wajah main-main dia tersenyum. "Kau harus belajar bersenang-senang [M/n]. Jangan terus bekerja dan bekerja, hidupmu jadi akan terasa membosankan"

[M/n] menjawab dengan datar. "Itu sudah kewajiban saya, yang mulia"

Melambaikan tangannya, ketiga bawahan itu membungkuk hormat dan mengundurkan diri melakukan tugas yang telah diintruksikan.

Melihat respon temannya yang datar, pangeran hanya tersenyum. Sudah terbiasa dengan sikap acuh sobatnya yang satu itu.

"Ngomong-ngomong, aku membawa seseorang yang ingin bertemu dengan pahlawan kita" Ucap putra mahkota dengan nada main-main.

Putri yang sedari tadi diam, kini menatap punggung kakaknya dengan penuh permusuhan. Ia tau betul apa yang kakaknya akan lakukan.

Putra mahkota menyingkir sedikit, memperlihatkan sang putri yang sedari tadi bersembunyi. "Lihat, ini adikku. Dia sangat mengidolakan mu, sampai-sampai aku jengkel karena setiap kali bertemu, dia akan selalu bercerita tentang betapa heroik dan kerennya komandan kesatria matahari itu"

"Kak!" Putri yang tampak malu menaikkan nada bicaranya. Itu membuat beberapa pasang mata melihat kearah mereka.

Menyadari itu, wajah sang putri bersemu. Cukup malu karena tidak menjaga tata krama bangsawan didepan orang yang dikaguminya.

"Salam Ksatria" Putri memberi salam hormat dengan mengangkat sedikit gaun mewah yang ia kenakan.

[M/n] pun membungkuk hormat untuk membalas sapaan sang putri. "Salam tuan putri"

Bertepuk tangan untuk mendapatkan perhatian adik dan temannya, putra mahkota tertawa sebelum berbicara.
"Nah! Karena kalian sudah saling menyapa, ku tinggal dulu ya. Menjadi putra mahkota itu banyak pekerjaan~"

Bayanganku [Solo leveling x Male reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang