03

2.6K 410 13
                                    

[ Bayanganku ]
________________

Dibawah langit senja seorang pria berdiri di atas sebuah tebing. Tubuhnya yang tinggi dan tegap berdiri kokoh penuh keyakinan seakan tidak ada yang bisa menggoyahkannya.

"Kesatria! Apa yang kau lakukan disini? Ayo turun dan istirahat, besok pagi kita harus melakukan perjalanan yang panjang untuk pulang!"

Seorang wanita dengan jubah putih yang menutupi tubuhnya berlari, memeluk pria tadi.

Pria itu membalikkan sedikit tubuhnya, menatap wanita yang memeluk dirinya dari belakang. "Saintess, harap hati-hati jangan berlarian."

"Apa? Aku tidak mendengarnya"

"Tolong berhati-hati dengan tubuh anda yang berharga. Rakyat kekaisaran akan sangat sedih jika mengetahui Saintess terluka." 

Bukannya mendengarkan, wanita itu malah kian mengeratkan pelukannya. "Bukankah ada kamu?"

"Maaf?"

"Jika aku terluka, bukankah ada kamu? Kamu akan menolongku, kamu akan melindungi ku, kamu tidak akan membiarkan ku terluka walau hanya tertusuk duri, benar kan?"

Wanita itu mendongak, menatap pria yang lebih tinggi, dia tersenyum cerah. "Aku percaya padamu [M/n]."

Walaupun tidak dapat melihat wajahnya yang tampan karena tertutup bayangan, dia dapat dengan jelas melihat jakun kekasihnya yang naik turun.

"Apa? Apa kau malu eh?" 

Wanita yang dipanggil Saintess tadi kian merapatkan tubuhnya, tersenyum jahil kala merasakan tubuh tegang orang yang dipeluknya.

"S-sebentar Saintess, ini tidak benar."

Berkedip polos, Saintess memiringkan kepalanya. "Apanya?"

"I-ini, maksud saya-"

Lelaki tadi nampak gelagapan saat mendapat godaan dari wanita didepannya. Ini membuat Saintess tertawa terbahak-bahak.

"Saintess, anda.. apa anda sedang menertawakan saya?"  Dengan polosnya laki-laki itu bertanya.

"Jika bukan kamu, lalu siapa? Hantu?"

Tidak membiarkan lawan bicaranya menjawab pertanyaan yang terlontar, Saintess kembali berujar. "Siapa yang akan menyangka jika komandan kesatria matahari yang keren dan dingin itu sebenarnya sangat pemalu? Orang pasti tidak akan percaya jika aku mengatakan ini."

"Tapi saya tidak-"

"Oke-oke ayo berhenti. Aku tidak akan mengejekmu lagi." Saintess menggandeng tangannya, menariknya menjauh dari tebing yang menyuguhkan pemandangan indah.

"Ayo cepat kembali. Bawahan mu itu kalau sedetik saja tidak melihat komandannya, mereka akan langsung bertindak seperti anak itik yang kehilangan induknya."

"Saintess, perumpamaan itu agak kurang tepat untuk kesatria seperti kami."

"Aku tahu, aku tahu. Kalian kesatria berdarah besi yang membela negara dan melindungi rakyat tidak mungkin bisa disamakan dengan ayam dan itik yang lemah. Um, apa ya? Jika itu kalian, kurasa cocok untuk disebut sebagai naga?"

Bayanganku [Solo leveling x Male reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang