INFP adalah salah satu karakter MBTI dari 16 personality yang memiliki sifat idealist sejati namun penuh dengan imajinasi.
apa yang ada di kepala kami?
disini aku akan mencoba menjelaskan bagaimana imajinasi kami, karakter dan sudut pandang kami te...
Saya lihat di meme-meme. INFP terkesan sangat cengeng. Isinya nangis semua. Terlihat sangat rapuh dan hatinya bener-bener sensitif. Hemm... Sensitif iya tapi kalo untuk nangis tidak selalu apa-apa nya kami tangisi. Kita tidak se crying baby itu.
INFP memiliki empati yang sangat tinggi. Mereka bisa memahami perasaan seseorang secara mendalam tanpa harus menjadi orang tersebut. Mereka dapat menangkap dengan mudah emosi seseorang, entah itu kebahagiaan ataupun kesedihan hanya dengan melihat keadaan di sekitar nya.
Seperti melihat pak tua yang renta di jalanan atau melihat seekor kucing yang kurus dan terluka. Energi dari kejadian itu akan tersalurkan sebagai rasa sedih bagi kami para INFP dan jika kami kelola secara mendalam akan menimbulkan efek 'sakit' seolah turut merasakan penderitaan orang tersebut. Yang tanpa sadar sebagian INFP akan menggelinangkan air matanya.
Menurut ku, emosi INFP ini sangat random sekali. Terkadang hanya dengan mendengarkan lagu, mereka bisa menangis. Karena ia mampu menyelami melody dan lirik yang ada di lagu tersebut.
Mereka juga bisa menangis ketika menonton film/ membaca cerita yang super sedih, imajinasi dan empathetic nya membuat mereka seolah masuk dan ikut ke dalam alur cerita itu dan berpura-pura menjadi pemain/karakter yang ada di cerita tersebut.
Mereka bisa menangis hanya dengan bernostalgia, melihat foto-foto masa lalu dan mengenang masa indah yang tidak bisa terulang, dan tak terlupakan.
Pokoknya random sekali alasan INFP untuk menangis. Dan itu bersumber dari kepekaan kami terhadap emotion. Jikà kalian ingin tau kenapa mereka menangis, coba tanyakan pada nya secara langsung apa penyebab INFP ini menangis.
Selain dari pada itu, mereka menangis jika diperlakukan kasar, dibentak, direndahkan, dan perkataan-perkataan yang membuat hati mereka hancur.
Untuk sakit fisik apakah mereka menangis? Saya rasa hal itu tidak perlu saya jelaskan disini karena pasti kalian udah tau jawaban nya.
Namun sekali lagi saya tegaskan. Tidak semua apa-apanya kami tangisi. Karena lonjakan emosi kerap bisa berubah, dan kami juga punya kontrol atas diri kami.
Saya sebagai INFP, saya akan menangis karena saya ingin menangis. Jika saya tidak ingin menangis maka saya tidak menangis.
Saya bisa tidak menangis di situasi berduka, sedih yang seharusnya itu momen kita untuk menangis. Saya juga bisa menangis di situasi yang seharusnya itu momen kita untuk bahagia, senang bahkan hambar.
Sangat random bukan manusia paradoks satu ini? Yah tapi begitulah. Dan saya sebagai INFP jujur malah saya jarang nangis 😅 saya juga merasakan kepekaan tapi apa harus semuanya saya kelola itu sebagai bentuk kesedihan dan menuangkan nya dalam tangisan? Tidak juga, sensitivitas kami mungkin sama, tapi respond dan cara kami menanggapi pasti akan berbeda-beda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.