INFP adalah salah satu karakter MBTI dari 16 personality yang memiliki sifat idealist sejati namun penuh dengan imajinasi.
apa yang ada di kepala kami?
disini aku akan mencoba menjelaskan bagaimana imajinasi kami, karakter dan sudut pandang kami te...
Memiliki skill empathetic adalah sebuah beban yang berat. Oh yaaa... hal ini lah yang membuat kami kerap kehilangan jati diri.
Terlalu banyak yang kami rasakan, hingga terkadang kami tidak tau apa yang sebenernya dalam diri ini rasakan. Tidak heran jika INFP sulit dipahami, atau bahkan disalah pahami.
INFP bisa merasakan emosi seseorang belum tentu mereka mau membantu orang tersebut. Karena mereka hanya bisa merasakan saja, tetapi tidak tau bagaimana cara membantu orang tersebut. Sebenernya mereka ingin sekali membantu orang, tapi mereka gak punya akses untuk kesana. "Kalo aku bantu A/belain si A, nantinya begini, nantinya begitu.. pokoknya begitu deh." Kebanyakan mikir, akhirnya membiarkan rasa itu berlalu begitu aja.
INFP punya empati tapi empati itu gak bisa dipake ke semua orang. Mereka berempati kalo emang mereka pengen berempati. Pokoknya itu terserah INFP. Mereka subjektif banget. Ibarat loe punya kemampuan, yaa loe pengen mengaktifkan kemampuan itu kapan, terserah dia. Dan biasanya hal ini aktif ketika "semua orang memandang orang itu salah" infp be like "kenapa salah?" Akhirnya mereka mengaktifkan skill empati itu untuk mencari tau kenapa orang bisa berbuat demi kian. Yaitu dengan berpura-pura menjadi orang bersalah tersebut. Mengorek apa maksud orang tersebut dan jika ada sisi kebaikan disana. Infp akan terlena dan mencoba menjelaskan kepada orang lain agar orang tersebut tidak disalah pahami. That the reason infp dijuluki sebagai The MEDIATOR.
Namun karena INFP lebih suka memandang kebaikan seseorang dibanding keburukan. Mereka terlihat/dipandang sebagai orang yang terlalu memihak. Sepeti yang salah seolah dibenarkan. Padahal kami hanya mencoba menjelaskan dari sisi yang berbeda (bertentangan dengan pandangan umum) dan pasti nya itu akan menimbulkan banyak perdebatan yang dimana INFP paling malas untuk berdebat. Makanya skill Empathetic ini hanya bisa mereka pendam.
Percayalah INFP adalah the best mediator diantara semua MBTI. Tapi sayang... Infp orang yang complicated dan gak suka perdebatan atau ikut campur urusan orang. Mereka gak asal-asalan mau masuk kedalam kehidupan orang kecuali orang itu yang minta dan infp nya mau buat bantu orang tesebut. Tapi kalo mereka gak mau, yaa jangan harap bisa dibantu. Wkwkwk kita memang semahal itu, tapi rata-rata mereka sangat ingin membantu orang kok guys. Karena mereka juga pengen skill mereka aktif dan tersalurkan.
Apakah INFP selflessness? Jika itu menyangkut nilai-nilai kemanusiaan INFP bisa sangat peduli, ada waktu mereka mengalah dan lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Membantu orang lain membuat para INFP bahagia. Tapi kalo untuk dikatakan selflessness sepertinya kurang cocok untuk INFP. Karena mereka memiliki ego yang cukup tinggi dan moral yang gak bisa diotak-atik sama orang yang membuat mereka gak mau kalah. Dan mereka juga membutuhkan motivasi yang kuat untuk bisa membantu orang tersebut. Kalo gada. Yaa gak akan jalan. Kalo gak sesuai sama moral mereka yaaaa enggak akan jalan.
Sepertinya gelar selflessness lebih cocok disandang oleh ISFJ kalo menurut ku.
Apakah empati yang tinggi membuat INFP menjadi seorang people pleasure? Kalo mereka turut merasakan, pasti mereka akan mudah mencari solusi. Harusnya begitu kan? Tapi enggak.. kalaupun bisa, itu prosesnya rumit. Karena gak semua orang suka sama cara kita (yang sudah saya jabarkan diatas). Kalo untuk menjadi seorang people pleasure? Nope. Kita bukanlah people pleasure seperti Infj/enfj. Mungkin INFP bisa menjadi people pleasure tapi mereka pilih-pilih. Justru menurut ku orang yang memiliki simpati lah yang memiliki potensi tinggi buat jadi people pleasure karena mereka gak pandang buluh buat peduli sama orang. Infp adalah seorang empathetic yang memiliki sifat simphatetic yang rendah. Makanya INFP kurang peka pada keadaan sekitar. Bisa dibilang "MANUSIA PEKA YANG GAK PEKA" bingung kan? Yahh begitulah... Kita aja bingung sama diri kita. Gimana kalian.
Skill empathetic ini juga lah yang membuat mereka jago nulis. Karena mereka pintar untuk menempatkan diri dan berpura-pura menjadi sosok karakter yang mereka inginkan. Misalkan menjadi orang kaya, menjadi pengusaha, menjadi anak pungut, menjadi dokter, menjadi pelacur, menjadi anything. Mereka bisa masuk kedalam emosi seseorang tanpa perlu repot-repot melakukan pendalaman karakter, akses mereka sangat mudah untuk menjabarkan point of view seseorang. Tapi mereka juga tetap membutuhkan riset untuk mengungkap suatu fakta dalam cerita.
Berbicara mengenai empati dan point of view. infp juga dikenal sebagai orang yang open minded. Mereka memiliki banyak sekali perspektif atau sudut pandang, sehingga INFP mampu melihat banyak sekali sisi-sisi dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Hal ini juga lah yang membuat mereka sangat sulit untuk mengambil keputusan secara cepat. Mereka selalu "depend to..." Bergantung pada situasi atau pada kemauan orang lain. Terlalu banyak pertimbangan yang mereka pikirkan dan hal ini yang membuat mereka bingung untuk memilih. Karena mereka seolah tau arah dari sesuatu yang mereka ambil. Dan semuanya tidak mudah. Setiap langkah memiliki resikonya masing-masing. Infp ingin mengambil sebuah resiko yang sangat kecil tapi mereka terlalu takut untuk mengambil nya karena kemungkinan lain bisa saja terjadi. Oh my goodness, INFP memang se rumit itu.
Mereka kurang percaya diri, padahal ketika mereka benar-benar sudah mengambil keputusan, mereka sadar tidak bisa kembali dan akan bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat. Hanya saja mereka terlalu perfectionist untuk diri mereka sendiri dan bisa begitu menyalahkan diri sendiri. Padahal salah itu manusiawi.
Jangan ngaku-ngaku kalian INFP kalo kalian gak pusing sama diri kalian sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.