Bab 1

6 0 0
                                    


Hai kenalin...
Namaku Naura Alesyia Fani teman-teman sering memanggilku Naura ,aku adalah anak pertama dari orang tua Arham Syahputra dan Syahnaz Fauzi.Aku  memiliki adik perempuan bernama Fisya Alesyia.Aku dan adikku merupakan santri dari masjid Al Hasanah . Saat ini aku duduk di bangku kelas 3 SMA.Sedangkan adikku masih duduk di bangku kelas 4 SD .

Ini merupakan cerita cinta dalam diam seorang wanita dengan ustadznya. Dimana wanita tersebut adalah santri dari ustadz itu.
Ia telah mengaguminya selama lima tahun.Namun hal tersebut tak pernah ia tunjukkan maupun ungkapkan.

Dia merupakan sosok lelaki yang begitu sederhana, ia tak tampan, tapi tak bosan untuk dipandang,pancaran matanya begitu teduh, dan tutur katanya begitu lembut,kurang lebihnya dia terlihat begitu sempurna dengan apa adanya.

Suwaiman Al Farizki

Yah itulah namanya ....
Begitu indah bukan

Suwaiman merupakan ustadz di TPA Al Hasanah tempat Naura dan adiknya mengaji.

Namun Suwaiman sudah jarang datang ,dua tahun terakhir ini ia sedang menempuh pendidikan di kota .Akan kah Naura bertemu kembali dengan orang yang ia kagumi itu?
                                      •••

Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 suara adzan yang mulai berkumandang,menandakan bahwa salat asar telah tiba. 
"Naura bangun katanya mau pergi ke masjid,kok masih tidur sih"panggil Ibu .

Naura yang sedang tertidur nyenyak akhirnya terbangun karena  sahutan ibunya tadi yang membuat tidurnya terganggu.

"Ish ibu ganggu mimpi indah Naura aja deh"balas Naura

"Mimpi indah apaan sih Naura,sampe nggak mau diganggu?"tanya Ibu

"Naura tuh lagi mimpi makan makanan enak yang banyak banget,ada pizza,ayam goreng,bakso,sate..."ditengah cerita Naura,Ibu menyela.

"Sudah-sudah nanti dilanjut lagi ceritanya,saking nyenyaknya tidur sampe nggak sadar tuh ada mata air yang keluar"Kata Ibu sambil tertawa kecil.

"Ish Ibu"jawab Naura kesal dan malu

Naura yang masih merasa ngantuk berusaha untuk bangun .Ia pergi ke wc untuk mencuci muka dan bersiap pergi ke masjid.
Ditengah perjalanan Naura dan Fisya dikejutkan oleh Alena.
Alena merupakan teman Naura,yang juga merupakan santri dimesjid Al Hasanah

"Naura!"Kejut Alena

"Alena, bikin keget aja kamu"kaget Naura

"Hehe maaf yah,soalnya aku bersemangat banget hari ini"Kata Alena

"Mumpung tuh semangat emang ada apa?"tanya Naura

"Nggak ada apa-apa kok,yah cuman mood aku lagi baik aja hehe"jawab Alena yang membuat Naura berdecak kesal.

Setelah percakapan singkat itu mereka akhirnya sudah sampai di mesjid,dan lanjut menunaikan ibadah shalat.

Setelah sholat ,pengajar mulai mengambil tempat,dan para santri pun duduk di lurusan para pengajarnya.

Tirai hijau membatasi antara santriwan dan santriwati.

Disebelah kanan tirai terdapat pengajar dan para santriwati.

Disebelah kiri tirai terdapat pengajar dan para santriwan.Suara ayat suci Al-Qur'an mulai terdengar disepanjang sudut mesjid.

Tak beselang lama terdengar suara pintu mesjid yang seakan menandakan terdapat seseorang yang datang dan membuka pintu tersebut.

Semua orang menoleh kearah datang nya suara tersebut,namun tidak dengan para santriwati.Mereka tak dapat melihatnya karena adanya tirai hijau yang membatasi mereka."Siapa tuh yang datang Alena?"Tanya Naura"Nggak tau ,aku aja nggak lihat"jawab Alena

Tak lama kemudian muncul sosok pemuda yang memakai jubah putih dan berdiri diantara tirai hijau tersebut
"Naura lihat siapa yang datang"seru Alena

Naura yang tengah sibuk mengajar santriwati tak menghiraukan perkataan temannya itu.

"Naura...!"Alena yang kesal pun memukul pundak Naura .

"Apa sih Alena, kamu mengganggu orang lagi fokus mengaji tau"kesal Naura .

"Lihat tuh siapa yang datang "seru Alena sambil memberikan kode mata ke Naura untuk melihat pemuda tersebut.

Naura pun menolehkan kepala nya ,dan mencari apa yang dimaksud Alena tadi.
Betapa terkejutnya Naura saat ia melihat pemuda tersebut berdiri dan sedang menatapnya.Sontak Naura langsung menundukkan pandangannya,dan berdecak kagum

"MasyaAllah,sungguh indah ciptaan-Mu sampai-sampai hambamu ini tak sanggup untuk melihatnya walau hanya sekejap"besit Naura .

Yah ,Naura telah mengagumi pemuda tersebut yang tak lain adalah gurunyanya sendiri,yaitu Ustadz Suwaiman.Entah mengapa Naura bisa mengaguminya,ia saja tidak tahu kapan perasaan itu datang dan dengan alasan apa ia mengaguminya.Itulah mengapa Naura merasa malu ,saat berpapasan dengan ustadz nya tersebut.

Namun hal lain yang membuat Naura lebih terkejut adalah,datangnya seseorang yang sudah lama Naura nanti.Sosok pemuda yang telah lama pergi meninggalkan tempat ini untuk menempuh pendidikan di kota.

Tak lama kemudian Alena menyadarkan Naura yang sedang tertunduk itu.
Naura pun langsung menatap Alena yang berada disebelah kanannya.

"Ada apa Alena?"tanya Naura

"Kamu tuh yang ada apa ,kok tiba-tiba tunduk sih?"tanya ulang Alena

"Nggak kok cuman malu aja , soalnya tadi pas aku nengok dia juga merhatiin aku"jawab Naura dengan malu.

"Mungkin kebetulan aja kali berpapasan"lanjut Alena .Naura pun mengangguk akan jawaban Alena barusan.

Tak berselang lama kemudian, ustadz Suwaiman langsung mengambil alih untuk memulai permainan antar santri untuk mengisi kekosongan waktu.

Ditengah-tengah permainan tersebut, Naura mendapatkan giliran untuk bermain tebak doa.Dimana yang membacakan soal tersebut tak lain adalah ustadz Suwaiman .
Saking malunya Naura terhadap ustadz tersebut , ia tak pernah mengangkat pandangannya untuk memandang nya walau hanya sekejap.

Soal pun dibacakan

"Baiklah ,Naura silahkan tebak apa nama doa yang saya bacakan . Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahi horajena bismillahi walajena wa'ala rabbina tawakkalna.Silahkan dijawab Naura!"
Tanya ustadz Suwaiman.

Dengan keadaan masih berdiri sambil menunduk,Naura pun menjawab dengan cepat doa yang dimaksud.

"Jawabannya adalah doa masuk rumah ustadz"jawab Naura .

"Yah yang lain,apakah jawaban Naura sudah benar?tanya ustadz ke santri lainnya.

Sontak seluruh santri menyahut

"Benar..."

"Yah betul, jawabannya adalah doa masuk rumah"lanjut ustadz Suwaiman .

"Silahkan duduk kembali Naura"suruh ustadz Suwaiman.

Naura pun langsung kembali ketempat duduknya dengan pandangan yang masih saja menunduk.

Tak lama kemudian ustadz meminta pulpen untuk mengabsen para santri.Namun,karena tidak ada yang memberi nya ,Naura langsung menyodorkan pulpennya itu keteman yang berada disebelahnya untuk memberikannya kepada ustadz Suwaiman.

Setelah selesai mengabsen,para santri pun bergegas untuk pulang dan tak lupa untuk membaca doa sebelumnya.
Satu persatu santri mulai berbaris untuk Salim ke ustadz Suwaiman, kecuali para pengajar santriwati .Yah mereka tidak menyalami ustadz nya karena mereka tahu itu bukan mahrom mereka.
Dimana didalam islam terdapat larangan mengenai hal tersebut.
Disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw.bersabda ,"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi , sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya"(H.R At-Thabrani ).

Naura dan para pengajar lainnya pun langsung saja pulang,mereka pulang dengan jalan kaki karena kebetulan jarak rumah mereka dengan mesjid tidak terlalu jauh.

Langit yang mulai gelap menandakan bahwa waktu magrib sudah akan tiba,Naura dan lainnya langsung mempercepat langkah kakinya.

Suwaiman & NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang