PART |1|

5 6 0
                                    


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ خْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

Assalamualaikum
-
-
-

''Cinta? Apa itu cinta? Setauku cinta itu hanya membuat luka yang kemudian akan merasakan kehilangan''

~Harraz Zaigan Danartha~
-
-
-

Di bawah cahaya yang begitu terik menyambar kulit seorang gadis yang harus menjalankan hukuman. Keadaan yang begitu tak bersahabat membuat gadis tersebut bercucuran keringat saat ia berlari 10 putaran lapangan.

Tatapan gadis tersebut tersirat kekesalan pada pria yang berjalan kearahnya setelah ia menyelesaikan hukuman. Entahlah, ia merasa ini hari kesialan baginya. Sedangkan pria yang berdiri tersebut menatap gadis itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Quyra Zievarik Shyhan yang sering di sapa Qira oleh teman-temannya. Seorang siswi yang terus berbuat masalah pada pria dihadapannya saat ini. Kelakuan yang membuat pria itu lengah karena harus berhadapan dengan gadis keras kepala itu terus menerus.

''Kamu sadar atas kelakuanmu? Ingat, kamu seorang wanita yang harus menjaga harga dirimu, tidak sepatutnya kamu melakukan hal yang tidak pantas untuk seorang murid sepertimu,'' ujar pria tersebut, ia sangat geram dengan gadis di hadapannya.

Harraz Zaigan Danartha nama dari pria itu, biasa dikenal Pak Araz oleh seluruh siswa siswinya, ia berprofesi sebagai Guru di SMAN NUSANTARA dengan mata pelajaran PAI.

''Seingin apapun kamu untuk memilikinya saat ini, cukuplah yang boleh hanya sebatas kehendak-Nya dan jangan pernah mencoba untuk melebihi batasan,'' ucap Pak Araz dengan wajah serius.

''Saya mengerti Pak, tapi hal yang saya lakuin juga itu hanya berdampak pada saya nanti, bukan Bapak kan? Dan juga menurut saya pacaran itu hal wajar Pak,'' ujar Qira dengan wajah malas, ia capek harus di ceramahin oleh Pak Araz setiap kedapatan sedang bergandengan tangan bahkan berpelukan dengan Artha pacarnya.

Zinus Jerartha Helqi adalah lelaki yang berhasil membuat Qira jatuh hati padanya.
Tetapi hubungan itu terdapat penghalang yang begitu kuat ditengah-tengahnya. Jika kalian bertanya mengapa Qira dan Artha tidak dihukum bersama? Yah, karena Pak Araz yang ingin memisahkannya.

''Benar ternyata, dunia itu sudah tua, perbuatan maksiat pun sudah dianggap wajar. Bahkan kalimat itu diucap dari mulut seorang wanita yang kenyataan bahwa ia kelak adalah penyebar fitnah paling dahsyat, dan saya paling tidak menyangka bahwa kamu sendiri yang berprinsip seperti itu. Ingat ini, orang yang paham agama tidak akan kamu temukan dalam hubungan yang namanya 'pacaran'. Tidak bisakah kamu seperti Fatika yang tahu cara menjaga diri?''ucap Pak Araz dengan tegas yang mampu membuat Qira terdiam.

''Maaf Pak, saya bukan tak bisa seperti dia, tapi saya yang tak mau menjadi rata-rata,''ucap Qira pelan dengan mata berkaca-kaca, dengan sekuat tenaga ia menahan tangisnya dan berlari untuk menghindari Pak Araz untuk saat ini, ia paling benci dengan yang namanya perbandingan.

Sedangkan Pak Araz menetralkan emosinya, Yah, ia menyesal telah berucap seperti itu, pada wanita yang membuat dirinya dalam beberapa hari ini kepikiran dengan gadis itu setiap malam. Seorang Guru yang jatuh cinta pada muridnya sendiri, itu memang terdengar konyol tapi itu benar-benar terjadi pada seorang Araz.

''Kau membuatku sakit dengan perkataan mu tadi, aku mendengar kau bergandengan tangan bahkan berpelukan dengan orang lain, aku berusaha untuk menjagamu dari diriku, tapi kamu sendiri yang suka sukarela disentuh oleh lelaki lain, itu sangat membuatku sakit Qira,'' gumam Pak Araz sambil menunduk menahan rasa sakit yang dirasakan.

''Bertemu denganmu adalah suatu takdir, berkenalan denganmu adalah suatu pilihan, tetapi jatuh cinta denganmu itu di luar daya ku,'' lanjut Pak Araz dengan memandangi Qira yang berlari menuju taman belakang.

Di lain tempat, seorang gadis yang terus berusaha menghapus sisa-sisa air matanya, ia berfikir seburuk itukah dia sebagai wanita. Saat bergulat dengan pikiran, ia melirik pada ponselnya yang terus berbunyi tanda ada pesan masuk.

 Saat bergulat dengan pikiran, ia melirik pada ponselnya yang terus berbunyi tanda ada pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat pesan tersebut, Qira langsung mematikan ponselnya. Mendengar nama Pak Araz saja sudah bisa membuat moodnya kembali hancur, tetapi ia harus memenuhi kewajibannya sebagai murid, ia pun berdiri dan kembali ke kelasnya.

Kizani Ginaya satu-satunya sahabat terbaik Qira, Kiza bisa terbilang sebagai wanita yang banyak diidamkan oleh kaum Adam, tetapi Kiza tak pernah menerima satupun dari salah satunya. Yah, Kiza termasuk wanita yang paham akan agama.

"Tahukah kalian! Ketika kalian ikhlas menerima semua kekecewaan hidup, maka Allah akan membayar tuntas semua kekecewaannya dengan beribu-ribu kebaikan. Belajarlah untuk mengerti, bahwa segala sesuatu yang baik untukmu, tidak akan Allah izinkan pergi kecuali akan digantikan dengan yang lebih baik lagi,'' kata Pak Araz pada semua murid di hadapannya, tepatnya di kelas Qira.

''Pak, wajar nggak sih, cinta tumbuh di antara dua orang yang beda keyakinan?'' tanya salah satu wanita yang duduknya paling depan. Pertanyaan itu memang ia tanyakan karena ia juga mengalaminya, tetapi ia tidak pacaran.

Mendengar pertanyaan tersebut membuat Qira terdiam. Kemudian ia pun memerhatikan Pak Araz yang sejak tadi melirik padanya. Yah, keduanya melakukan kontak mata sekilas.

''Cinta? Apa itu cinta? Setauku cinta itu hanya membuat luka yang kemudian akan merasakan kehilangan,'' jawab Pak Araz singkat.

''Tentang beda keyakinan. Mau sebaik apapun orang nya, mau seramah apapun orangnya, kalau Tuhannya berbeda yang nggak bisa. Kita mengaku dia baik, tetapi dia menyekutukan Tuhan kita. Buat wanita muslimah, carilah lelaki yang beriman dan bisa membawamu ke jalannya Allah. Ingat (Q.S. Al-Baqarah 2 : 221) yang berbunyi 'wanita yang beragama Islam tidak boleh menikah dengan lelaki yang bukan beragama Islam'. Dan juga (2 korintus 6 : 14-15) yang berbunyi 'kamu boleh mencintainya asal jangan mengambilnya dari Tuhan-Nya'. Terkadang cinta itu tumbuh di sebabkan adanya rasa nyaman pada orang tersebut, tetapi sebenarnya rasa nyaman itu bisa di rasakan saat menangis di atas sajadah setelah mengadu tentang sesuatu yang menjanggal pikiran kita,'' jelas Pak Araz dengan baik, penjelasan tersebut dapat membuat Qira terdiam. Entahlah, ia merasa ia terlalu egois sekarang, jauh dari Tuhannya dan menumbuhkan rasa cinta pada lelaki yang tidak sama dengannya.

''Qira, aku setuju dengan penjelasan Pak Araz, kamu sudah jauh dari Tuhan mu Qira. Jangan sampai kamu sendiri yang nantinya mengambil Artha dari Tuhannya,'' ucap Kiza saat melihat Qira terdiam, ia tau bahwa sahabatnya ini sedang bergulat dengan pikirannya.

''Haruskah aku mengambil langkah untuk meninggalkannya?'' tanya Qira dan Kiza pun mengangguk membenarkannya.

•••

Lanjut part berikutnya....

Jangan lupa vote ya gays...
👇🏻👇🏻

51 : 49 Yang TersembunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang