Part lanjutan...
-
-
-
''Jadi ini alasan Bapak berani memegang saya, berani menatap saya, bahkan berani memeluk saya waktu itu!?''~Quyra Zievarik Shyhan~
-
-
-Setelah kehilangan seorang pelindung, Qira terlihat seperti tidak memiliki jiwa sekarang, ia sering terdiam dan tidak pernah lagi melakukan masalah apapun. Dan itu disadari oleh Pak Araz.
''Itu hanya tidak mudah untuk kamu lupakan, bukan tidak bisa kamu lakukan,'' lirih Pak Araz yang tiba-tiba berjalan mendekati Qira yang duduk di kursi kantin. Yah, semua orang sudah masuk di kelas masing-masing jadi tidak ada seorangpun yang melihat mereka.
''Bapak tidak mengerti, dunia saya telah hancur. Sakit Pak, kehilangan Ayah saya tidak pernah terfikir dalam benak saya tentang hal ini,'' ucap Qira dengan pelan dengan mata berkaca-kaca.
''Kamu tidak perlu lari dari sesuatu yang menyakitimu. Ingatlah ini, lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu, jangan lari, terluka lah sampai kamu sembuh sendiri,'' kata Pak Araz, yang mulai duduk di samping Qira dengan memegang pundak gadis tersebut. Hal itu membuat Qira menegakkan kepalanya setelah menunduk menahan tangisnya. Dan hal yang pertama ia lihat adalah wajah tampan dari Pak Araz, bentuk wajah yang terbilang sempurna membuat Qira sekilas terhanyut dalam pesona dari Pak Araz.
''Apa yang harus saya lakukan sekarang, Pak?'' tanya Qira.
''Selesaikan pendidikan mu, wujudkan impianmu, jadilah wanita yang cerdik agama dan good attitude,'' jawab Pak Araz dengan senyuman manis. Hingga keduanya terdiam cukup lama.
''Bapak ada Instagram kan?'' alih Qira, tujuannya yaitu untuk foto-foto saja sih.
Tanpa beban Pak Araz pun memberikan ponselnya kepada Qira.
''Sandinya 1211,'' ucap Pak Araz. Mendengar ucapan tersebut membuat Qira terdiam. Angka-angka itu sama dengan tanggal dan bulan lahirnya. Tetapi ia tidak boleh geer sih. Setelah memberikan ponselnya, Pak Araz pun pergi sebentar ke ruanganya.
Saat ponsel tersebut terbuka, penampilan layar depannya adalah foto tanpa muka dari Pak Araz, tujuan utama Qira yaitu aplikasi Instagram.
Hingga ia dibuat terdiam oleh profil dari akun Pak Araz, lebih tepatnya adalah Bio dari akun tersebut.

Fakta bahwa Pak Araz telah memiliki istri, membuat Qira tak menyangka. Dan anehnya mengapa fakta itu membuat hati kira sedikit sakit.
Tetapi tak berselang lama, fakta lain juga lebih mengejutkannya. Saat Ia membuka Aplikasi Galeri dan ia menemukan sebuah foto, dimana dirinya terbaring lemah dengan infus di mana-mana. Dan anehnya keluarganya memakai pakaian yang terbilang rapi, apalagi ayahnya tersenyum lebar menatap dirinya. Jarinya pun menggeser foto tersebut hingga berganti menjadi sebuah video.
Di dalam video tersebut terlihat Pak Araz sedang memegang tangan Ayahnya dan berucap kalimat sakral.
Qira terkejut bukan main, mengapa hidupnya terdengar konyol? Dirinya terbaring lemah tak berdaya, sedangkan keluarganya memberikan sisa hidupnya pada lelaki yang menjabat sebagai Guru nya sendiri.
Di saat bersamaan Pak Araz kembali dari ruangannya dan menghampiri Qira dengan memegang minuman di tangannya. Seketika ia terkejut dengan perkataan Qira.
''Jadi ini alasan Bapak berani memegang saya, berani menatap saya, bahkan berani memeluk saya waktu itu!?'' tanya Qira dengan menunjukkan video tersebut kepada Pak Araz, air matanya pun sudah mengalir membasahi pipinya dan ia dikejutkan dengan alasan mengapa Ayahnya menikahkannya di saat ia terbaring lemah, ia benar-benar tidak menyangka bahwa Ayahnya sendiri yang telah mewasiatkannya kepada Pak Araz untuk menjaganya setelah Ayahnya meninggal nanti.