Demo

141 43 3
                                    

"Kepada para mahasiswa, yang merindukan kejayaan...
Kepada rakyat yang kebingungan, di persimpang jalan"

Sebuah lagu yang berjudul 'Totalitas Perjuangan' serentak dinyanyikan oleh seluruh Mahasiswa Jogja yang mengikuti aksi pada tgl 18 Oktober 2020. 

Sekali lagi, terdengar begitu lirih ditemani genjrengan gitar oleh seorang Mahasiswa bernama Arsena dari Universitas swasta jogja.

"Wahai kalian yang rindu kemenangan...
Wahai kalian yang turun ke jalan...
Demi mempersembahkan jiwa dan raga..
Untuk negeri tercinta..."

Tepat pukul 11.00 WIB, kami para Mahasiswa dan Elemen buruh Jogja berjalan beriringan menuju kantor DPR DIY.

Tidak peduli warna Almamater yang berbeda, tidak peduli Agama mu apa, Tidak peduli suku mu, tidak peduli wibu, kpopers, pecinta bola, hari itu kami semua di satukan oleh satu Masalah yang sama.

Di depan gerbang yang dibentengi para aparat, seorang ketua BEM dari Universitas lain berteriak lantang  "Ibu/Bapak yang duduk di kursi empuk di dalam! Keluar Pak! Rakyat mu mau bertemu! Ini Rakyat mu! Dulu kalian minta suara ke pada kami! Hari ini, kami ingin bersuara pak!"

Juga teriakan seorang bapak-bapak yang berasal dari perwakilan buruh jogja menyambung, "Keluar pak! Rakyat mana yang kalian wakili suaranya di ibu kota pak?"

dan mas Aril ikut berteriak mewakili Universitas kami "OOO JANCOK RAIMU!"

Demo siang itu, berjalan dengan tertib. Bahkan kami sempat duduk beristirahat, sambil menonton beberapa cewek entah dari Universitas mana, membuat tiktok di tengah kerumunan Demo. Agak bingung menanggapi mereka bagaimana. haha

Tapi aku tetap saja ikut melihat para wanita bergoyang itu.

"TIATI MATA MU COPOT" begitu bisik satria di telinga ku.

Sampai situ saja? tidak! banyak sekali drama demo saat itu. Ku lihat anggi crush ku di kampus sedang bergandeng tangan dengan cowok dari universitas lain. Bahkan demo pun dijadikan ajang cari jodoh.

Yang jelas sejak saat itu, aku memutuskan untuk uncrush anggi haha.

Tapi aku tidak semiris itu, lebih miris lagi seorang Mahasiswa Universitas lain yang nampak jongkok di pinggiran jalan malioboro sendiri. Menulis dengan khusuk lalu berteriak ke temannya di ujung "Gas woi! bagas buka grup kelas gas! ada ulangan dadakan gas! Waktu ngirim jawaban 15 menit lagi gas!"

Atau tentang seorang mahasiswa yang dicari emaknya ke tengah demo "MULIH!! RA MULIH TAK CORET DARI KARTU KELUARGA!!"

Membuat teman-temannya sukses bersorak "BAWA PULANG BU!"

"WHOAAAA"  ---fokus mata ku di alihkan lagi oleh suara di ujung belakang. Beberapa mahasiswa akhirnya minggir oleh kedatangan truk kuning itu. Angkutan anak STM akhirnya datang. Bak boyband korea, mereka disambut sorakan oleh Mahasiswa dan Elemen Buruh yang hadir saat itu.

"dateng pembuat onar" cibir satria di sebelah ku.

"Hush! ga boleh gitu. Gimana pun, kalo urusan demo gini mereka selalu mau pasang badan. Ada jiwa Nasionalis lah"

"Lah iya? maksud mu? Jiwa tawuran?"

"Sinis banget mas. Gimana pun mereka membantu"

"Mebantu apanya? bukti-nya pas belanda menjajah mereka ga dateng tuh buat pasang badan"

Aku melirik satria. Gimana ya, orang benci mah mau dikasi gimana pun mental di kepala-nya. Jadi jangan berusaha menjelaskan pada orang yg benci kalian, percuma!

 Aku juga tidak tau alasan persis kenapa satria begitu kesal dengan anak STM. Aku maklumi saja, karena satria dari jakarta.. mungkin anak STM Jakarta suka buat jengkel.

HUKUM BULAN OKTOBER  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang