PANTRY - NAMKOOK 🔞

22.5K 239 0
                                    



Jungkook pagi-pagi sekali sudah datang ke kantor. Dirinya sedang sibuk membersihkan pantry. Walapun sang direktur pergi keluar negeri, sebagai office boy satu-satunya di lantai paling atas dirinya tidak boleh bermalas-malasan. Jungkook tidak boleh bermalas-malasan. Dirinya harus memberikan pekerjaan yang maksimal demi masa depan adiknya.

Tiba-tiba pintu pantry di dorong dari luar. Namjoon, salah satu bawahan direktur yang juga sepupu jauh dari sang direktur. Tidak banyak karyawan yang bisa bebas masuk ke dalam pantry ini, karena ruangan ini hanya diperuntukan khusus bagi pejabat atas.

"Selamat pagi Jungkook. Tolong buatkan saya teh madu" Ucap Namjoon.

"Baik pak" Jungkook menurut dirinya lalu menyiapkan teh untuk atasannya. Namun, tidak seperti biasanya. Sang atasan tidak langsung pergi dari ruangan tersebut. Sebaliknya, Namjoon malah berdiri lama di belakang Jungkook. Tiba-tiba terdengar suara pintu yang di kunci. Jungkook lalu reflek membalikkan tubuhnya. Namjoon terlihat berada di belakangnya. Melihatnya dari atas hingga bawah, lalu menjilat bibirnya sendiri.

"Pak Namjoon, tehnya gak mau saya bawakan saja ke ruangan bapak?" Tanya Jungkook dengan sedikit gugup. Namjoon berjalan mendekati Jungkook. Hingga dirinya terhimpit pada meja pantry yang terbuat dari marmer.

"Pak Namjoon, jangan terlalu dekat pak" Ucap Jungkook. Mencoba menjauh, namun dirinya sudah dihimpit oleh badan besar atasannya.

"Saya dengar kamu punya memek?" Tanya Namjoon dengan suara rendah pada telinga Jungkook.

"Bapak tau dari mana?" Tanya Jungkook.

"Saya dengar dari gosip orang-orang kantor" Tangan Namjoon naik ke pinggang Jungkook. Membuat Jungkook semakin ketakutan.

"Saya cuma ingin membuktikan saja. Gosip itu benar atau tidak. Kalau ada belalainya pun, juga tidak apa-apa" Tangan Namjoon perlahan mengelus memek Jungkook. Membuat Jungkook kegelian.

"Oh, ternyata benar gosip itu" Ucap Namjoon. Saat tangannya tidak merasakan adanya tonjolan. Namun, gundukan kenyal juga tembem.

"Pak Namjoon, saya mohon jangan pak. Disini ada cctv. Saya takut" Ucap Jungkook ketakutan.

"Tenang saja Jungkook. Cctv-nya sudah saya matikan. Lantai ini juga masih sepi. Kamu bebas memuaskan saya" Ucap Namjoon lalu menjilat telinga Jungkook. Membuat bulu kuduk Jungkook berdiri.

"Jangan pak. Saya mohon" Ucap Jungkook.

"Baiklah kalau kamu menolak saya. Bagaimana ya jadinya kalau satu kantor ini tau kalau kamu sering main sama direktur?" Ucap Namjoon. Mengancam.

"Bapak tau dari mana? enghhh" Jungkook mulai ketakutan. Tangan Namjoon perlahan masuk ke dalam baju Jungkook dan mulai membelai kulit punggungnya.

"Saya ini pintar Jungkook. Tidak gampang dibodohi. Kamu pikir saya tidak tau? Saya tau Jungkook" Ucap Namjoon. Kepalanya terus maju dan mulai mencium leher Jungkook.

"Jangan pak Namjoon. Saya takut" Jungkook mencoba mendorong kepala Namjoon.

"Tidak ada siapa-siapa disini Jungkook" Namjoon lalu menjilat leher Jungkook.

"Kalau kamu tidak mau, saya akan laporkan tindakan kamu pada istri Taehyung" Ucapan Namjoon membuat Jungkook lemah. Keluarga Taehyung dan istrinya memiliki power yang kuat dalam hal bisnis dan politik. Mereka memiliki banyak koneksi yang bisa memungkinkan Jungkook untuk tidak lagi mendapatkan pekerjaan di negara ini.

"Kamu takut kan? Jadi, ayo puaskan saya. Atau kamu tidak bisa bekerja lagi" Ucap Namjoon lalu mundur dan mengambil jarak. Jungkook hanya terdiam. Dirinya tersudut dan ketakutan.

"Sekarang ayo berlutut. Saya mau coba mulut kamu" Ucap Namjoon lalu membuka gespernya. Jungkook menurut. Dirinya kemudian berlutut mengikuti perintah atasannya. Jungkook pasrah. Hal ini ia lakukan semata-mata agar ia tak kehilangan pekerjaannya. Demi sang adik yang ingin masuk ke fakultas kedokteran di universitas bergengsi negeri ini. Dirinya butuh biaya besar. Ia tak mau kepintaran adiknya terbuang sia-sia hanya karena biaya, seperti dirinya dahulu.

"Ayo mendekat Jungkook" Namjoon telah menurunkan celananya sebatas paha. Kontol besarnya telah menegak. Tangan Namjoon lalu menarik kepala Jungkook.

"Kamu bersedia kan? Saya tidak mau jika kamu terpaksa. Saya bukan orang jahat Jungkook" Namjoon membelai pipi Jungkoon dengan kontol besarnya. Membuat Jungkook mengangguk.

"Ayo isap dia Jungkook. Manjakan dia seperti kamu manjakan punya Taehyung" Namjoon lalu memasukan paksa kontolnya pada mulut Jungkook.

"ghhhoook" Mentok. Namjoon langsung mendorong paksa.

"ahhhh hangatnya" Namjoon merasa nikmat.

Lidah Jungkook mulai bergerak di atas kejantanan Namjoon. Lidah itu menjilat kepala hingga pangkal. Tak lupa memanjakan bola kembar yang tergantung.

"ahhh Mulutmu sangat nikmat"
"ahhh Ya.. Seperti itu Jungkook"
"shhh Mulut nakal. Sangat pintar memanjakan"
"sshhh pantas saja Taehyung senang sama kamu.."
"mulut kamu jalang.. ahh sangat nikmat.."

Pinggang Namjoon kemudian bergerak cepat menyodok mulut Jungkook hingga pangkal. Membuat Jungkook kesusahan bernafas. Hanya beberapa hentakan, Namjoon kemudian mencabut kontolnya.

"Sekarang bangun" Namjoon lalu menarik Jungkook untuk bangkit.

"Buka celana kamu. Saya mau coba barang ini" Ucap Namjoon lalu meremas memek Jungkook dari luar celana. Membuat Jungkook mendesah. Jungkook menurut. Ia menurunkan celana dan dalamannya hingga terlepas.

"Berbalik dan menunggung di atas pantry"

Jungkook menurut. Dirinya berbalik menghadap menja pantry lalu menungging, menampilkan memek merah merona. Membuat Namjoon semakin bernafu. Laki-laki tersebut mengocok kontolnya untuk mempersiapkan. Tak sabar, ingin langsung menerobos.

JLEB

"ahhhh"

Tanpa mengulur waktu, Namjoon langsung memasukan kontolnya dalam satu hentakan. Tanpa berpikir bahwa kontolnya termasuk sangat besar.

"Sakithhh pak"

"Nikmati saja. Lubangmu juga sudah becek"

Namjoon lalu mulai menggerakkan pinggangnya. Dirinya mulai menggenjot lubang Jungkook. Membuat Jungkook mendesah.

"Pantat kamu besar. Saya selalu penasaran ingin meremasnya. Ternyata mereka kenyal" Namjoon terus menggenjot sambil meremas kedua pantat Jungkook.

"ahhh ahhh Pak Namjoonhh ahhh pakhhh"

"Ahh Pantas saja Taehyung menjadikanmu jalangnya. Ternyata lubangmu enak juga. Menjepit. Tembem. Sangat nikmat"

"ahhh ahhh ahhh"
"enghhh ahhh pakhh"
"ahhh terlalu cepat pakhh ahhh"

Jungkook kewalahan. Gerakan Namjoon semakin cepat. Badannya ikut bergoyang seiring hentakan Namjoon. Semakin cepat dan semakin kasar. Keringat meleleh pada tubuh keduanya.

"eunghhh nghhhh nghhh" Namjoon memajukan tubuhnya lalu melumat bibir Jungkook tanpa mengurangi ritme hentakan. Hingga ia mengentak dengan sangat keras. Mengeluarkan banyak peju di dalam lubang Jungkook

"AKHHHHH"

Namjoon masih menghentak kecil. Mengosongkan bawaannya. Setelah ia rasaa cukup, ia lalu menarik keluar kontolnya. Membuat pejunya berlumeran. Membuat paha dalam Jungkook becek dan banjir akibat pejunya yang meleleh turun.

Jungkook masih menungging. Dirinya mencoba menetralkan nafasny.

CEKREK

Namjoon memfoto lubang beceknya. Namjoon juga mengarahkan ponselnya pada wajah Jungkook. Memuat video.

"Kamu tidak bisa berbuat apa-apa Jungkook. Rahasia kamu sekarang ada di saya" Namjoon lalu memakai kembali celananya. Ia lalu mengambil dompet di celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas.

"Ini untuk kamu. Saya tau, kamu sedang butuh uang untuk adik kamu. Besok saya datang lagi. Kasih saya service yang lebih memuaskan. Jangan lupa antar teh madunya ke ruangan saya. Siapa tau kita bisa lanjut disana" Namjoon menyelipkan beberapa lembar uang tersebut dalam lubang Jungkook.

Namjoon meninggalkan ruang sambil bersiul. Dirinya merasa puas telah memyalurkan nafsunya. Meninggalkan Jungkook yang diam-diam mengeluarkan air matanya.

...

Namjoon tidak tahu jika ternyata ada seseorang yang sejak tadi mengeratkan rahang sambil mengamati pintu pantry. Menunggu dengan gelisah saat tau CCTV pantry di matikan. Seseorang yang ternyata mempercepat jadwal kepulangannya dari luar negeri karena merindukan jalangnya. Seseorang yang tidak suka jika miliknya di usik. Taehyung.

OB - TAEKOOK - NAMKOOK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang