4. Penjelasan

1.4K 182 20
                                    

: mature, using local porn, sorry for typo(s) etc..







P E N J E L A S A N






Terhitung sudah lima hari sejak Jeongwoo mengabaikan pacarnya, Pak Dosen kesayangan. Anak itu seakan menghindar Haruto, pesan yang jarang dibalas dan penolakan halus ketika ingin diantar jemput membuat sebuah jarak kecil diantara keduanya dan Haruto benci merasakan ini, hatinya terasa tidak enak.

Lihat saja anak itu, lebih memilih memandangi buku tulisnya dibanding memperhatikan Haruto yang tengah menjelaskan di depan kelas. Padahal biasanya jika Haruto yang mengajar Jeongwoo akan berpangku tangan menyaksikannya sambil tersenyum dan mengedipkan mata.

Haruto bukan tidak tahu menahu sejak kejadian di Cafe beberapa hari yang lalu Jeongwoo jadi lebih banyak diam dan menghindarinya, paham bahwa mahasiswanya itu tengah marah dengannya. Terlebih setelah pertemuanya dengan sang mantan, salahnya tidak memberikan penjelasan secara detail. Bukan Haruto ingin menutupinya tapi melihat Jeongwoo dengan wajah tertekuk rasanya kurang baik untuk membahas masalah sensitif.

"Jeongwoo.." Haruto memanggil dari depan kelas. Membuat seluruh mahasiswa memusatkan atensinya pada Jeongwoo. Wajahnya terlihat sedikit terkejut pasalnya ia asik menulis coretan tidak jelas seperti 'Pak Haruro malesin.' 'dasar orang tua belum move on' 'mau put—gak jadi masih sayang beliau' dan masih banyak lagi kata kata yang memenuhi bagian belakang bukunya.

"Bisa temui saya di ruangan saya setelah istirahat?"

"Iya Pak." Setelahnya Jeongwoo membuang tatapannya kearah lain.

Tepat pukul 12 lewat 20 menit Haruto menyelesaikan kegiatan mengajarnya, sang dosen membereskan meja sebelum beranjak ia sempat menoleh kearah Jeongwoo yang sedang sibuk dengan ponselnya, merasa diperhatikan Jeongwoo mengangkat kepala dan kedua mata mereka bersitatap, Haruto memberikan senyum teduh matanya seakan ingin menyampaikan sinyal bahwa ia ingin bertemu dengan Jeongwoo dan bersyukur sinyal yang ia berikan dihadiahi anggukan dari sang manis.

***

Suasana canggung seakan mencekik sang mahasiswa yang terduduk kaku, matanya sesekali melirik ke arah depan tempat duduk sang dosen yang masih sibuk dengan laptopnya, ia urung mengeluarkan suara terlalu gengsi dan takut menganggu pekerjaan Haruto.

"Dek.." Sahutan yang terdengar lirih, membuat Jeongwoo mau tidak mau menatap wajah Haruto.

"Iya.. Pak?" Kening Haruto berkerut, tidak menyukai panggilan Pak dari bibir si manis, Bukan Pak yang ia ingin dengar, tapi panggilan sayang yang selalu Jeongwoo ucap, Mas atau mungkin Daddy. Oke stop Haruto, We need to fix this.

"...saya minta maaf karena kamu lihat saya memeluk mantan saya dipantai tanpa izin kamu, maaf karena tidak langsung menjelaskan pada hari itu juga, Kemarin itu pelukan terakhir saya untuk dia sebelum dia menikah dan tinggal di luar negeri. Sejujurnya saya sudah tidak punya perasaan lagi dengan Naira. Walapun saya masih kaku pacaran sama kamu, tapi saya cinta kamu Dek.. sangat.." Jeongwoo mendengarkan dengan serius, tiap kata yang terangkai sebagai penjelasan atas kegundahan hatinya selama lima hari belakangan ini, dan kalimat terakhir yang terucap membuatnya hampir menangis.

Jeongwoo kira hanya dirinya yang sangat mencintai hingga dadanya sesak, hanya ia yang menginginkan Pak Haruto begitu banyak untuk dirinya, hanya ia yang berjuang sendiri, ia pikir hati Haruto belum sepenuhnya miliknya. Namun, yang Jeongwoo tahu sang dosen juga mencintainya.

"Mas.. maaf karena aku mengabaikan kamu beberapa hari ini, maaf aku terlalu kekanak-kanakan." Jeongwoo menunduk sedih dikursinya, sebulir air mata jatuh membasahi tangan, bukti akan euforia kebahagiaan begitu luar biasa hingga senyumnya merekah cantik, perasaan sedih dan gundahnya seakan lenyap diganti oleh perasaan bahagia, sebab jauh sebelum Haruto mengetahui eksistensinya ia sudah teramat jatuh hati pada sang dosen.

Haruto beranjak dari tempatnya berjalan pelan menuju Jeongwoo yang tengah tersenyum begitu cantik walau kelopak matanya kini terisi cairan, direngkuh tubuh sang kekasih kedalam pelukan membuat Jeongwoo bersandar pada perutnya. Diberi usapan pucuk kepala oleh yang lebih tua dan yang mendapatkan afeksi semakin erat memeluk pinggang sang dosen.

"Sebagai permintaan maaf saya mau ngajak kamu liburan, mumpung minggu depan kamu sudah libur semester."

"Liburan? Kemana Mas?" Kepalanya mendongak antusias saat kata liburan diucapkan setelah bergelut dengan urusan perkuliahan yang seakan mencekik akhirnya Jeongwoo bisa melarikan diri, 'liburan berdua dengan Mas ku..'

"Ke Bali." Mata Jeongwoo membulat kaget bak anak kucing yang minta disayang, bibirnya tersenyum begitu lebar menampilkan gigi putihnya.

"Yes! kita bulan madu.." Jeongwoo memekik pelan, semakin erat memeluk pinggang Haruto hingga sang dosen sedikit terhuyung kedepan. Bibirnya menyunggingkan senyuman ganjil dan Haruto sudah mengetahui kemana arah pikiran sang mahasiswa.

Jeongwoo tersenyum ganjil, matanya berbinar membayangkan kegitan mereka selama di Bali. 'Asik bisa ngentot tiap hari sama Pak dos—"

Tak!

Jari panjang Haruto menjentik pelan jidat Jeongwoo tidak terlalu keras, sebab dirinya tidak akan bisa menyakiti kekasihnya ini, janjinya pada diri sendiri.

"Aww!" Jeongwoo mengerang sedikit hiperbola, bibirnya menekuk kebawah menampilkan ekspresi sedih. Buyar sudah khayalan mesum Jeongwoo.

"Kita belum nikah dek, kamu jangan pikir yang macam-macam." Sahut Haruto tangannya mengelus jidat Jeongwoo bekas jentikannya.

"Yaudah besok kita nikah Mas!" Celetuknya dengan semangat 45, Haruto sampai gemas dengan tingkah sang pacar. Rasanya Ingin ia kecup seluruh bagian wajah manisnya.

"Kamu ini ada-ada saja Dek, memangnya kamu Roro Jonggrang. Nikah tuh butuh banyak persiapan, kamu juga belum lulus kuliah."

"Kalau gitu... kita kawin aja dulu, nikahnya bisa belakangan heheheheheh..." Sahutnya mengedipkan mata nakal.

Sekarang Haruto yang sibuk memijit pelipisnya menghadapi Jeongwoo dan sisi liarnya selalu membuatnya pening, untung saja ia sudah jatuh hati pada si manis jika belum rasanya Haruto akan sering meminum Paramex. Meskipun banyak tingkah yang menbuatnya pusing ia tetap mencintai Jeongwoo, dan berharap perasaannya akan tumbuh terus tanpa rasa bosan dan lelah untuk si Mahasiswa manis.

Saya sayang kamu dek.. sangat..





tbc

***

PAK DOSEN [HAJEONGWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang