9. Pantai

1K 99 7
                                    

: mature, using local porn, sorry for typo(s) etc..







P A N T A I




Sinar mentari menyusup diantara sela-sela gorden yang tersingkap, membuat sesosok tubuh yang masih bergelung dengan mimpi indahnya terusik. Bulu mata lentik Jeongwoo terbuka perlahan menyesuaikan cahaya matahari yang kini menerangi kamar.

"Tampan.." Bisiknya kala memandang kearah kekasihnya yang masih menikmati bunga mimpi. Jari tangannya yang lentik menyusuri alis, turun kearah batang hidungnya yang tegas, lalu kearah bibirnya yang berwarna pink alami sedikit bengkak, Jeongwoo tersipu malu begitu mengingat liburannya tiga hari kebelakang mereka bahkan belum sempat menjelajahi Bali tapi malah asik menikmati pergerumulan panas yang membuat suaranya kini serak dan bokongnya yang ngilu.

Cup, cup, cup.

Jeongwoo berikan kecupan pada bibir Haruto berulang kali hingga sang pemilik membuka matanya perlahan, bibirnya tersenyum simpul melihat wajah bahagia mahasiswa kesayangannya.

"Selamat pagi dek."

"Pagi daddy.." Balas Jeongwoo sambil menggoda Haruto yang sedikit kaget atas balasan dari yang lebih muda. Jeongwoo terkikik dibuatnya.

"Jadi hari ini kita mau kemana dulu dek?"

Jeongwoo mendekat merapatkan tubuhnya kedalam pelukan Haruto, menikmati rasa hangat yang menguar.
"Hm.. aku pengen mandi di pantai deh. Mumpung hotel ini punya private beach."

"Boleh, kalo gitu saya siap-siap dulu ya." Jeongwoo mengangguk, Haruto beranjak dari kasur. "Pak!" Panggil Jeongwoo setengah berteriak sebab dirinya kaget melihat punggung sang dosen penuh dengan cakaran.

"Itu punggungnya merah banget.."

"Gak apa-apa dek, cuma perih dikit kok."

"Ntar kalo berenang pasti sakit pak, maafin aku.." Melasnya, Jeongwoo merasa bersalah padahal kukunya tidak terlalu panjang tapi bisa semerah itu. Untung ia tidak melihat bekas darah hanya kulitnya yang mungkin sedikit terkelupas.
"Gak apa-apa sayang saya bisa tahan kok, ini kan goresan cinta dari kamu." Gombalnya.

"Mas Ihh! serius aku."
"Harusnya itu saya yang minta maaf dek."
"Kenapa?"
Haruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Badan kamu penuh biru-biru sama belas gigitan saya—" Jeongwoo menyingkap selimutnya memandang seluruh bagian tubuhnya yang kebiruan dan bekas gigitan Haruto, oh Tuhan bahkan paha dalamnya full.

"IHH MAS INI GIMANA AKU MAU BERENANG?!"

***

"Ini dek makan udangnya, ini juga ikannya enak, kamu mau lobsternya biar saya yang ambilin." Tawar Haruto sebab sejak tadi pagi ia merasa bersalah dengan kondisi tubuh yang lebih mudah, beruntung Jeongwoo bisa menutupi bagian leher dan dadanya menggunakan fondation. Jika tidak ia harus memakai turtle neck disaat Bali sedang panas panasnya.

Jeongwoo yang cemberut jadi merasa tidak enak, apalagi sang dosen begitu memperhatikannya mulai dari membantunya mandi, berpakaian bahkan menyediakan makanan.

"Mas aku udah gak marah kok, makasih yaa.." Haruto tersenyum lebar, sang dosen mengangguk menunggu Jeongwoo menyuap makanannya sebelum ia ikut menyantapnya juga. Keduanya kini menikmati sarapan dipinggir pantai.

Jeongwoo memperhatikan wajah Haruto yang tampak berseri, walaupun masih sedikit kaku.
"Kayaknya bapak jadi lebih bahagia habis ngewe sama saya."

Uhuk, uhuk!

Haruto terbatuk mendengar ucapan frontal Jeongwoo, astaga mahasiswanya ini masih sama. Suka membuatnya kaget, dan tercengang.
"Dek, omongan kamu itu." Jeongwoo memberikan segelas air, sebelum lanjut menggoda Dosen kakunya itu.

"Hehehe.. mau lanjut ngewe di pantai gak? dalam air?"

"Tuhan.. pening kepala saya dek." Jeongwoo tertawa terbahak-bahak.

"Habis ini kita berenang ya mas?" Haruto mengangguk.

"Iya, tapi habisin dulu makanannya biar kamu tidak masuk angin."

Keduanya kini menikmati semilir angin dibawah beach umbrella, Haruto merengkuh Jeongwoo dari belakang membuat yang lebih muda bersandar nyaman, dikecupnya bahu Jeongwoo yang telanjang tepat diatas tandanya yang keunguan.

"Saya cinta kamu dek, sangat." Bisik Haruto tiba-tiba membuat jantung Jeongwoo berdetak kencang.

"Mas.." Lirihnya menggenggam tangan besar sang dosen, Jeongwoo mengelusnya lembut.

"Jika kamu mengizinkan bisa saya ketemu dengan orang tua mu?"

"Hm? ketemu orang tua aku?"

"Saya niat melamar kamu." Jeongwoo tercengang hingga membuatnya terdiam lama, Haruto yang sadar dan paham mencoba mengalihkan topik.

"Nanti, kalau kamu sudah siap, gak usah dipikirin ya dek omongan saya yang tadi. Ayo kita ke kamar nanti kamu masuk angin."

Tanpa sadar wajah yang lebih muda menampilkan senyum getir.

'Apa aku siap?'





tbc


jangan lupa tinggalkan dukungan untuk penulis <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAK DOSEN [HAJEONGWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang