You

2.3K 170 12
                                    

Noeul adalah seseorang yang memiliki keahlian hampir dalam segala aspek yang memungkinkan di dunia ini. Dia lulusan terbaik dari kampus terbaik, berdarah mix Thailand-Korea, menguasai 4 bahasa, anak tunggal dan termasuk dalam kategori ulzzang di kampusnya. Namun, kata-kata 'move on' dari suatu hubungan mungkin bukan salah satu dari keahlian itu.

Sudah bertahun-tahun sejak putus dengan cinta terbaiknya -menurutnya- pada hari kelulusan kuliah mereka. Menyebalkan sekali karena merasa sengsara pada hari di mana kamu harus merayakannya. Noeul sangat membenci hari itu sehingga sampai sekarang dia tidak bisa melupakannya. Dia mencoba yang terbaik untuk tetap baik-baik saja tapi tampaknya alam semesta masih memainkan permainan konyol untuk dirinya dan melawannya sampai hari ini.

Semakin ia mencoba yang terbaik untuk melupakan orang itu, semakin alam semesta mencoba yang terbaik juga untuk mengingatkannya akan setiap hal tentang 'dia'. Matahari yang mengingatkannya tentang tatapannya yang hangat, kopi yang dia persiapkan setiap pagi mengingatkannya tentang bagaimana mantan kekasihnya ingin menjadi seorang pemilik kafe terbesar, bahkan es batu saja mengingatkan dia tentang bagaimana mantannya mengatakan kepada semua orang bahwa cinta mereka sudah membeku, dingin dan menggunakannya sebagai alasan untuk putus dengannya.

" Sial! Ini sudah enam tahun. Bisakah alam semesta bersikap baik padaku sekali saja? "

Benar, hari ini menandai hari keenam tahun sejak Boss meninggalkannya, menangis seperti pecundang di tengah lapangan di mana beribu orang menyaksikan bagaimana Boss menghancurkan hatinya.

☀☀☀

" Kamu yakin, Boss? Aku rasa kita bisa membicarakan hal satu ini. Aku harap - "

" Nggak, Eul. Kamu tahu bahwa semuanya lebih baik dengan cara ini "

Noeul bisa merasakan berpasang-pasang mata di sekitar mereka berdua berbisik-bisik. Ia tidak bisa menjelaskannya tapi yang pasti Noeul yakin bahwa itu berkaitan dengan mereka berdua. Dia ingin menarik pacarnya ke tempat yang jauh lebih pribadi daripada berdiri di tengah lapangan, di mana teman-teman kampus mereka masih ada sejak upacara kelulusan yang telah berakhir beberapa menit yang lalu, namun dia terjebak. Dia tidak bisa bergerak karena ia mencoba untuk memproses apa yang Boss coba katakan.

" Tolong jangan mempersulit kita berdua, Eul ", Boss memohon. " Kita akhiri saja hubungan kita "

Noeul tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. Boss bahkan sampai memohon padanya untuk mengakhiri hubungan mereka selama empat tahun seolah-olah itu hal yang paling mudah dilakukan. Dia dapat merasakan gumpalan di tenggorokannya ketika air mata mulai menggenang di matanya. Noeul mencengkeram kain jubah kelulusan nya erat-erat seolah-olah dia mencoba sebisa mungkin untuk mempertahankan postur tubuhnya agar tidak limbung.

" Kenapa... " Noeul nenghentikan ucapannya, sementara dia tertawa dengan sinis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghibur diri. " Kenapa begitu mudah bagimu untuk mengatakan itu? Apa salahku sampai kamu melakukan ini? "

Pria yang lebih rendah 5 senti dari Boss itu ingin mengatakan begitu banyak hal namun dia tidak bisa melakukannya karena sesak yang dia rasakan di dadanya, yang tidak memungkinkan dia untuk bicara dan hanya membiarkan air mata mengalir di pipinya bahkan saat dia juga berjuang untuk tidak menangis. Noeul tidak ingin menangis. Mungkin akan, tapi tidak di depan orang lain terutama kekasihnya. Dia tidak sering menunjukkan kelemahannya, namun dia tidak dapat menahannya juga, terutama di saat-saat seperti ini. Dia sangat terluka.

Boss menunduk saat dia menghela nafas. " Maafkan aku, Noeul. Aku tahu ini yang terbaik untuk kita berdua. Terima kasih untuk semuanya ".

Noeul menyaksikan Boss berjalan pergi sampai air matanya mengaburkan penglihatannya. Dia ingin mengikuti Boss, tapi dia tahu betapa keras kepala kekasihnya itu -yang beberapa detik yang lalu telah menjadi mantannya- Dia hanya akan membuat hatinya semakin hancur. Noeul terus menangis, tidak memikirkan napasnya yang kini tersengal-sengal, sesenggukan dan mendengar gumaman di sekelilingnya. Dia tidak bisa memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya. Satu-satunya hal yang dapat dia rasakan adalah hatinya yang seperti di remas kuat-kuat dan beban di pundaknya memberat sewaktu dia menangis dengan keras.

My Ex (BossNoeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang