The Way

1.3K 128 11
                                    

" Jadi, apa cokelat panasnya enak? Kue keju blueberrynya juga? "

Noeul mendongak saat dia mengangkat kepalanya dari meja yang sedang diistirahatinya. Dia menyelesaikan kelasnya lebih awal agar seharian ia bisa bersantai. Sky meletakkan kantong plastik yang dia pegang di atas meja.

" Jjajjangmyeon " Sky duduk di depannya. " Aku melihat restoran chinese baru di sekitar apartemen ku dan mungkin kamu kangen makanan Korea. Dan aku rasa kamu mungkin sedang tidak mood untuk makan di luar dari caramu mengirim pesan. Sepertinya kamu nggak punya tenaga lagi "

Noeul tersenyum lembut atas pernyataan itu. Sky tidak pernah gagal untuk mengerti suasana hatinya meskipun hanya dari balik layar ponselnya. Dia tidak akan meminta sahabat yang lebih baik karena Sky adalah yang terbaik (yah, kecuali fakta bahwa dia kadang terlalu sering mengomelinya tapi itupun tidak apa-apa).

" Terima kasih dan ya... " seru Noeul. " Aku sedang tidak ingin keluar. Aku hanya ingin istirahat di sini dan kemudian mungkin kembali ke apartemen "

" Yah, aku senang aku tiba sebelum kamu kembali ke apartemenmu, karena sekali lagi pikiranmu pasti akan sesak dan nafasmu bisa tercekik karena sendirian. Aku juga nggak akan pergi ke apartemenmu kalaupun kamu nggak ada disini. Anyway, memang lebih baik kamu disini. Di sekolah, masih bertemu dengan orang banyak. Aku tahu kamu bisa bernapas lebih ringan di sini "

Noeul mengangguk saat ia menyuap satu sumpit penuh jjajjangmyeon dari mangkuk. Sky selalu benar. Sekali lagi, dia bersyukur Sky selalu di sekitarnya, sangat bisa diandalkan, meskipun Noeul tidak bisa selalu meminta bantuannya.

" Sekarang kembali ke topik. Kamu bilang kalau kamu melihat Boss, kan? "

Noeul mengangguk lagi, menghela nafas sambil mengingat cara Boss segera menghindari matanya ketika dia melihat bahwa Noeul sedang menatapnya.

" Aku tahu kalau dia masih mengingatku, Sky. Dia menjauhiku seperti wabah. Kalau saja kamu bersamaku tadi malam, kamu pasti akan sangat marah karena dia menghindari kontak mataku. Aku merasa seperti orang asing di dekatnya. Bagaimana dia bisa melakukan itu? Maksudku.. kita sudah bersama selama empat tahun. Bagaimana dia bisa memperlakukanku seperti orang asing begitu saja setelah berbagi begitu banyak hal dengannya? "

Sky menatapnya sedih. " Aku nggak paham bagaimana beberapa orang bisa melakukannya. Setelah berbagi begitu banyak momen intim dengan kekasih mereka lalu kemudian tidak ragu-ragu untuk bertindak seperti orang asing di sekitar mereka setelah semuanya berakhir, itu gila sih. Meskipun aku marah pada Boss, aku ingin memahaminya karena dia telah menjadi teman yang baik saat itu, tidak sampai dia memisahkan diri dari kita. Aku tahu Boss selalu punya alasan. Hanya saja harga dirinya.. Sialan! harga dirinya memang terlalu ke langit ketujuh "

Noeul mengangguk setuju. " Ya, tapi harga diri adalah sesuatu yang lain, sesuatu yang secara naluri dimiliki semua laki-laki. Tapi orang bisa berubah, kan? Orang bertumbuh, belajar dari kesalahan mereka, dan dewasa dengan bantuan waktu. Bagaimana jika Boss bukan orang yang sama seperti enam tahun yang lalu? "

" Eul... " Sky mengambil napas dalam-dalam. " Betapapun aku menginginkan kamu untuk bahagia lagi, aku tidak bisa berpikir sampai situ. Jika dia berubah, dia harusnya sudah mengambil kesempatan tadi malam untuk bicara denganmu, bukan malah menghindarimu. Itu adalah hal yang menurutku sangat kekanak-kanakan ".

" Tapi Sky, bagaimana jika dia hanya takut untuk melakukannya? Kamu tahu bagaimana Boss tidak bisa langsung bergaul dengan orang-orang "

" Dengar, Eul. Kamu bukan sembarang orang seperti yang kamu bicarakan. Kamu adalah Noeul, mantan kekasihnya. Pasangan ter the best di universitas, di mana semua orang tergila-gila dan gemas melihat kalian berdua. Mungkin saja dia tumbuh sebagai seorang bajingan yang tidak tahu bagaimana cara untuk memperbaiki keadaan ", ucap Sky ketus.

My Ex (BossNoeul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang