3

1.9K 340 38
                                    

Tok tok tok

Cklekk

Ku alihkan pandangan ku dari soal matematika ke arah pintu kamarku, kulihat kak Akari berjalan menghampiri dan memegang kedua bahuku "belajar?"

"Enggak, lagi main lompat tali".

Emangnya kak Akari gak bisa lihat kalau aku lagi belajar? Kenapa pakai tanya coba? Padahal udah jelas-jelas aku lagi belajar. Apa dia gak tau kalau aku merelakan waktu berhargaku untuk main hanya demi belajar?

"Tumben gak main?"

Ya jelas gak main lah, soalnya ada kak Akari di rumah. Bisa bahaya kalau kak Akari sampai mencium bau rokok di tubuhku setelah aku selesai main sama Guntur dan Arya. Intinya kalau main tapi gak ngerokok itu kayak ada yang kurang. Jadi mending aku akting belajar aja selama kak Akari dirumah.

"Tiba-tiba kakak pengen martabak manis, beliin dong".

"Beli sendiri".

Kak Akari merangkul bahuku dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahu kananku "beliin dong, kakak kangen nih rasa martabak yang kamu beliin, pasti lebih manis daripada beli sendiri".

Ya jelas martabaknya lebih manis lah, kan kakak tinggal makan dan gak harus antri.

Aku menghela nafas pelan "gak mau".

"Oh jadi gak mau nih? Ya udah deh, kakak gak akan bohongin Shreya lagi terus kakak akan biarin Shreya masuk kerumah ini supaya Shreya bisa ketemu sama kamu terus......"

Sial, dasar tukang ancam, lama-lama kak Akari seperti preman.

Aku langsung berdiri dan mengambil jaket bomber army plus dompetku "rasa coklat keju kan kak?"

Kak Akari tersenyum manis "yups....pinter".

"Hati-hati ya".

"Hum".

Ku ambil kunci motor sportku yang ada di atas meja belajar ku dan aku berjalan keluar menuju garasi. Ku naiki motor sportku dan ku masukin kunci motorku ke dalam lubangnya.

Ku starter motorku dan ku kopling lalu ku masukan gigi, ku lepaskan koplingku sambil menarik gas motorku dengan pelan hingga motorku berjalan.

Pintu gerbang rumahku terbuka sendiri saat sensor mendeteksi wajahku dan motorku.

Ku lajukan motorku dengan kecepatan pelan dan kurasakan rambutku seperti mau terbang terbawa angin.

Malam ini kok dingin banget sih? Padahal aku pakai jaket, apa jangan-jangan angin tidak merestuiku untuk keluar beli martabak manis?

Ku parkirkan motorku di antara pelanggan martabak langganan kak Akari. Aku turun dari motor dan berjalan menghampiri abang penjual martabak "bang, martabak manis spesial gak pakai daun bawang ya, terus topingnya coklat sama keju".

"Siap abang",sahut abang penjual martabak.

Aku duduk di kursi dan menatap beberapa kendaraan yang lewat. Aku menunduk dan kulihat ada uang 5000an jatuh di atas aspal.

Uang siapa tuh? Ambil gak ya? Jangan deh, daripada nanti aku jadi korban tumbal pesugihan.

"Permisi mas".

Aku menoleh kesamping dan kulihat perempuan dewasa yang sangat cantik duduk di sampingku. Dia menyilangkan kakinya dan tersenyum manis ke arahku "apa wajah saya aneh?"

Aku menggeleng pelan "enggak kok, wajah Tante gak aneh tapi wajah Tante kok cantik banget? Tante manusia kan?"

"Oh ya?"

Do You Even Care? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang