#2

2 0 0
                                    

Pagi yang indah telah dimulai, cahaya matahari mulai mengintip dari timur.

Namun Yato tidak menganggap hari itu adalah hari yang indah. Dia hanya menganggap itu hari menyedihkan lain dalam hidupnya. Penderitaannya yang tiada akhir masih harus dilanjutkan.

Ia bergerak untuk mengambil remote tv dan menyalakan kotak hitam itu untuk melihat beberapa hal yang mungkin saja dapat menghiburnya.

"4 remaja ditemukan tewas didekat gedung sekolah A. Dari kondisi korban, diduga bahwa keempat remaja tersebut mengakhiri hidupnya sendiri dengan terjun dari lantai 4 sekolah tersebut." Kata pembawa berita di dalam televisi.

"Enak sekali mereka bisa mengakhiri hidup mereka sendiri, sialan. Dasar makhluk yang tak takut dosa." Kata Yato dalam hati.

Empati sudah hilang dari hatinya. Alih-alih bersimpati, ia justru iri pada kelakuan 4 remaja yang ada di berita tadi.

Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum memakai seragamnya dan sarapan dengan roti lapis yang ia ambil dari kulkas.

Dan setelah semua siap, dia mulai mengunci rumahnya dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

"Hey nak Yato, berangkat sekolah?" Sapa bapak-bapak tetangga Yato.

"Ehehehe iya Pak, mari." Kata Yato menjawab dengan berpura-pura sopan. Padahal dalam hatinya : "udah tau pakai seragam gini, masih nanya!"

Setelah sekian menit, akhirnya dia sampai di sekolahnya. Dia melangkah pelan menuju kelasnya. Di koridor kelas, dia menyempatkan untuk membalas sapaan teman-teman lain, agar tidak dianggap jahat dan jadi mencolok.

Sesampainya di kelas, dia langsung mengarah ke bangkunya dan segera duduk. Tak lama setelah itu bel sekolah pun berbunyi dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian mendapat teman baru. Dia pindah dari kota X untuk mengikuti orang tuanya yang pindah tugas. Yuno, masuk dan perkenalkan dirimu."

Anak perempuan berambut pink itu masuk ke kelas dan memperkenalkan diri.
"Halo semua, perkenalkan namaku Yuno. Semoga kita bisa menjalin hubungan pertemanan yang baik."

"Okke Yuno kamu duduk di kursi kosonh dekat jendela itu ya. Semuanya, kita lanjutkan pelajaran pada buku C ya. Sampai mana kita minggu lalu?"

Yuno pun berjalan pelan menyusuri baris bangku untuk sampai di tempat duduk yg ditunjuk Pak Guru tadi.

"Hidupku tidak semenyenangkan itu kok." Kata Yuno berbisik ketika melewati Yato. Dan seketika Yato menoleh ke arahnya.

"Jika penasaran, nanti kita ketemu di atap ketika istirahat." Kata Yuno sembari mengedipkan mata ke Yato dan duduk dibelakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lelaki yang Tak Bisa Bunuh DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang