29. LULLABY

856 102 97
                                    






Warning ⚠️⚠️⚠️
Chapt ini akan di penuhi dengan keuwuan.
Bagi kalian yang uwuphobia mending skip aja 🤭











Twinkle, Twinkle little star

How i wonder what you are

Up above the world so high

Like a diamond in the sky

Twinkle, Twinkle little star

How can Choon He so sequoia....



Sequoia, yang berarti kecantikan yang membawa kedamaian bagi setiap orang yang melihatnya. Dan begitulah Choon He bagi seorang Kim Seokjin. Cantik, indah, ya Tuhan itu semua tak bisa melambangkan sosok Choon He di mata Seokjin. Bayi itu lebih dari sempurna untuk Seokjin. Belahan hatinya, separuh jiwanya, ah tidak-tidak, semuanya! Iya. Semuanya akan Seokjin berikan untuk putrinya.










Di tengah malam menjelang dini hari ini, bagaimana mungkin Seokjin bisa memejamkan mata? Ketika yang ada di hadapannya adalah malaikat cantik yang sedang tertidur pulas.

Paras cantik yang menurun dari sang appa berhasil memikat hati Seokjin bahkan sejak pertama kali ia melihatnya. Seokjin kembali merasakan jatuh cinta, cinta seorang ayah pada putrinya.

Bagaimana mungkin Seokjin pernah berpikir untuk meninggalkan Jungkook dan bayinya? Bodoh!

Jika saja dulu Seokjin tetap kukuh dengan pendiriannya, pasti ia akan sangat menyesal. Karena bagaimana bisa bayi secantik ini dicampakan oleh ayahnya sendiri?

Tapi itu masa lalu. Nalurinya sebagai seorang calon ayah saat itu terus mendorong hatinya untuk memberanikan diri menolak perjodohan yang tidak pernah ia inginkan.

Dan disinilah ia sekarang. Terbaring di samping putrinya dan tanpa henti menyanyikan lullaby sepanjang malam.

Ini sudah pukul dua malam dan baby He baru saja bisa tertidur dengan damai saat Seokjin melafalkan suara indahnya untuk menemani sang bayi terbang ke alam mimpi. Satu bulan sudah ia merawat baby He tanpa bantuan orang lain.


"Tidurlah sayang, putri ayah yang cantik. Jangan menangis lagi. Ayah mencintaimu."

Seokjin mencium lembut pipi baby He dan beranjak dari tempat tidur dengan sangat hati-hati. Ingin pergi ke dapur sebentar untuk mengambil beberapa kaleng minuman bersoda agar pikirannya sedikit rileks.

Kembalinya dari dapur, Seokjin memilih untuk duduk di balkon kamarnya sembari memperhatikan putrinya dari luar pintu kaca. Pikirannya menerawang ke masa saat  pertama kali baby He tinggal dengannya.

"Halo, Mimi. Kenapa putriku tidak mau berhenti menangis? Aku sudah memberinya susu sesuai takaran yang kamu ajarkan dan panas air susunya juga sudah pas, tapi dia malah menyemburkan susunya dan tidak kau meminumnya."

"Masak sih hyung? Biasanya dia suka sekali kalau di kasih susu. Eh, tunggu! Dia menangis terus dan tidak mau meminum susunya? Jangan-jangan dia..... "

GENTA (END) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang