try again

15 0 0
                                    


Kaki yang terikat, memaksa berlari sekencang apapun. Pengap dan berat, sesuatu telah menekan paru-paru hingga sesak untuk bernapas. Ramai meneriaki kepala dengan tali yang berputar di atas kepala, dengan mata terbuka, aku tak melihat lagi warna itu. Tolong, cobalah sekali lagi untuk mencoba melangkah, bukan berlari.

Pagi yang indah, seseorang memanggilku. Dengan pakaian sederhana, lelaki berambut panjang tak beraturan ini membawa sebuah barang aneh yang diluarnya terlihat berbusa dan licin.

"Hey! Cepat kemari! Aku membawa sesuatu yang indah" Ucapnya sembari terburu-buru ke arahku. Aku kemudian berjalan ke arahnya, padahal aku sedang menyirami bunga kaktusku yang hampir layu.

"Lihat ini, dan berdiam lah di tempat, jangan sentuh apapun, dan terimalah keindahan ini! Jangan berlari!" Ia berbicara dengan sangat semangat sembari mengocok benda itu dan sebuah tangkai membentuk banyak bulat ia tiup hingga keluar sebuah balon sabun yang sangat banyak.

"Haha... lihat itu! Sungguh indah, bukan?" Katanya tertawa girang. Apakah dia benar-benar tertawa hanya karena melihat balon sabun itu banyak berterbangan sangat tinggi ketika ia tiupi bolongan itu dengan kencang.

"Lihat lah diriku" katanya.

Aku melihatnya, dan ia meniup balon itu tepat di depan wajahku sehingga aku langsung menutup mataku karena balon sabun itu masuk ke mataku.

Perih yang kurasa, semuanya gelap, aku mengucek sangat kencang mataku, ia memegang kepalaku dan berbicara. "Kau akan melihat dirimu, jangan takut" ucapannya tak singkron dengan kejadian yang membuat mataku perih.

Aku panik dan mencari sesuatu untuk mengelap mataku, sampai aku merasa sesak dan lemas.

Aku semakin panik dan merasa kedinginan, aku seperti terjebak di dalam air, mataku tak mampu terbuka karena aku tenggelam sangat dalam, aku sesak, telingaku penuh berisik hujan badai yang turun tepat di atas kepalaku. Sesuatu menutup mulutku hingga aku tak bisa bernapas dan kedinginan. Aku tenggelam. Aku tak bisa menggapai apapun. Aku tidak bisa berenang. Aku tak bisa keluar. Aku tersesat di antara jutaan tetes air. Membawaku kepada arus tak beraturan. Mengacakku keseluruh arah. Mengacaukan setiap helai rambut. Melebur paut kan air mata dengan air laut. Gelap ini, menyesakkanku.

Kau harus ulang lagi, kamu belum berhasil. Tolong, ulang lagi.

 Tolong, ulang lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
we meet again in MarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang