Ini adalah hari pertama saya di Jakarta, rencana sebenernya pergi sendiri wakilin Bapak dan Ibu aja buat datang ke wisudaan adek. Berharap dia mau balik lagi ke Jogja dan jangan stay di Jakarta. Banyak yang bilang ini kota keras, gak cocok sama orang-orang yang hidupnya polos.
Keliatannya Bapak sih yang paling semangat buat wisudaan adek, dulu waktu aku lulus di Surabaya keliatannya biasa-biasa aja. Aku jadi heran ini Bapak seneng karena adek lulus atau karena bisa pergi liat kota Jakarta. Tapi yang pasti kemeja batik, kopiah dan sandal kulit kebanggaan harus jadi outfit nanti foto di gedung.
Sementara ibu kasih saran supaya kita bisa sekalian liburan di sini, karena sekarang adek udah lulus. Bapak dan Ibu sudah lega gak perlu ada lagi ngitung-ngitung biaya kuliah dan jajan adek. Makanya Ibu kepengen sekalian liburan keluarga yang gak mahal tapi cukup bikin puas. Beruntungnya salah satu temenku di kampus mau pinjemin kami apartemennya disini. Jadi selama tiga hari kedepan kami sekeluraga bisa istirahat tanpa harus sewa mahal hotel.
Memang gak pernah sangka sih, ternyata apartement sesempit ini ruangannya. Untuk kami bertiga rasanya seperti berdesakan. Apalagi kita disini berniat liburan, otomatis Ibu bawa banyak barang buat jaga-jaga katanya. Apaboleh buat. Mungkin aku juga akan seperti itu kalau berkeluarga nantinya.
Aku menempati ruang tidur anak yang hanya cukup untuk satu orang aja dan beberapa barang seperti baju kebaya untuk acara wisuda adek aku gantung di lemari. Ini memang idenya adik karena sudah lama kita gak foto keluarga, jadi biar sekalian aja kita kompakan foto wisuda dengan baju seragam. Sepertinya bakal seru juga sih ya.
Ibu sendiri dikamar utama beres-beres. Sambil setrikain baju batik bapak, ibu sambil cobain kebaya miliknya sendiri lengkap sama kain batiknya. Mungkin beliau memang sudah lama menunggu moment seperti ini. Berkali-kali Ibu memutar badan memastikan kainnya rapih di cermin panjang dekat pintu.
"Cantik koq Bu, sudah rapih.." kata aku mendekat.
"Ah ini lho Sri, bokong ibu kaya besar banget, apa gak malu yah keliatan begini?" kata ibu bingung.
"Gak ah Bu, perasaan aja itu, ayu tenan gini koq!" aku tersenyum memuji ibu.
Namun entah kenapa sekelibat saja aku merasa ada senyuman lain pada pantulan cermin yang kami lihat.
"Kainmu mana Sri?" tanya Ibu menyadarkanku.
"Oh, ada Bu"
"Sini disetrika juga biar rapih!"
Sepertinya aku hanya kelelahan, tapi tadi sepertinya wajah ibu memantulkan bayangan orang lain, orang yang tidak pernah aku kenal. Tapi aku tidak mau berasumsi aneh-aneh, kelihatannya ibu dan bapak juga tidak terganggu oleh sesuatu.
Malam ini kami bersama sudah janjian dengan adek disebuah mall untuk makan bersama. Karena pandemi covid adek sudah 2 tahun gak pulang, pastinya kami kangen banget ketemu sama dia. Jadi malam itu kami banyak bercanda dan bercerita tentang banyak hal, termasuk cerita adek akhirnya bisa nembak cewek yang jadi pacar pertamanya.
Sepertinya goal kehidupan umur duapuluhan memang tidak terlalu rumit, bisa main, punya pacar, bisa nongkrong, ada kerjaan sudah cukup. Waktu kami bersama pun benar-benar tidak terasa hingga sang pelayan secara sopan menanyakan pesanan lainnya, yang secara halus dia menginformasikan kami, bahwa restoran nya sudah mau tutup.
Adek mengantarkan kami pulang dengan mobil pacarnya yang dia pinjam. Ternyata selera adek aku cukup bagus juga. Sementara aku sebagi sendiri kakaknya masih berusaha meniti karir, beruntung bapak dan ibu tidak banyak menuntut, sehingga aku masih bisa nyaman menjalankan kegiatanku selama ini.
Ibu Kota memang sangat berbeda dengan kota kecil aku, dikota ini hingga larut malam aja masih sangat ramai, banyak kendaraan melaju bahkan beberapa kendaraan yang selama ini hanya bisa aku lihat di televisi bisa aku lihat dengan mata kepalaku sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/327044344-288-k713038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartemen Lantai 12
Mystery / ThrillerAku menuliskan ini sebagai petunjuk bagi siapapun yang baru saja ataupun mau memutuskan tinggal di apartemen. Awalnya aku tidak begitu menyukai untuk tinggal disebuah ruang sempit serbaguna seperti ini, tetapi mencari keamanan dan fasilitas jadi pri...