Cp.01 Perjalanan Balas Dendam Dimulai

166 10 1
                                    

Lian Kilen Wang Menjalani Kehidupan yang Diimpikan Oleh Kebanyakan Orang Dan Tampak Seperti Dia Memang Dilahirkan Untuk Melakukan Apa Yang Dia Lakukan Saat Ini. Dia Memimpin Perusahaan Yang Sangat Kontroversial Selama Sepuluh Tahun Terakhir Ketika Kariernya Membawanya Ke Arah Ini.

Lian Kilen Wang Melihat Ke Cermin Pada Dirinya Sendiri Dan Tahu Bahwa Sudah Saatnya Dia Harus Bergerak. Dengan Satu Pandangan Terakhir Ke Cermin, Dia Meluruskan Jasnya Dan Siap Untuk Menjalankan Rencananya.

" Hari Ini Aku Akan Menemukannya." Gumamnya, Membetulkan Jam Tangannya, Dan bergegas Keluar Pintu. Ritual Yang Dia Lakukan Setiap Hari Sampai Akhirnya Kini Tiba Saatnya Baginya Untuk Memulai Perjalanan Balas Dendamnya Pada Orang Yang Sudah Membuat Keluarganya Dulu Jatuh Hingga Ke Titik Paling Rendah Dalam Hidup.

Lian Kilen Wang, Dia Adalah Seorang CEO Yang Menjalankan Perusahaan Bernama KILEN Yang Dibangunnya Dari Nol Hingga Kini Akhirnya Menjadi Perusahaan Terbesar Di Asia. Ia Sudah Hampir Menghabiskan Setengah Hidupnya Untuk Membangun Perusahaan Itu Dan Tujuannya Tak Lain Hanya Satu Yaitu Untuk Membalaskan Dendamnya Pada Keluarga Keerati.

"Foei." Seorang Pria Tampan Yang Tengah Duduk Di Kursi Sambil Memandang Ke Luar Jendela Dengan Tatapan Tidak Sabar Lalu Memutar Kursinya Dan Memanggil Asistennya.

" Ya Pak." Asistennya Yang Bernama Foei Itu Lalu Berjalan Mendekat Ke Arahnya Dengan Senyuman Yang Tampaknya Tidak Pernah Lepas.

" Jam Berapa Sekarang?" Dengan Alis Tebalnya Yang Sedikit Terangkat Pria Tampan Yang Kerap Dipanggil Hia Lian Itu Lalu Bertanya Pada Asistennya.

" Pak Anda Memiliki Jam Tangan Di Tanganmu, Bagaimana Bisa Anda Menanyakannya Kepadaku?" Foei Asistennya Ini Tampaknya Memang Sedikit Kurang Ajar Dan Tidak Tahu Batas-Batas Di Antara Atasan Dan Bawahan Dia Bahkan Secara Terang-Terangan Mengabaikan Pertanyaan Dari Bosnya Dan Menyuruhnya Untuk Melihat Jam Tangannya Sendiri.

" Foei Apakah Kau Merasa Bosan Menjadi Sekertarisku Atau Kau Memang Merasa Tidak Pantas Untuk Mendapatkannya?" Setelah Mendengar Perkataan Dari Asistennya Itu, Hia Lian Lalu Melihat Jam Tangannya Sekilas Sebelum Akhirnya Ia Mengangkat Kepalanya Lagi Dan Berbicara Pada Asistennya Dengan Tatapan Dingin.

" Haha Pak Aku Hanya Bercanda... Se-Sekarang Jam Satu Siang, Masih Ada Waktu Sebelum Anda Pergi Ke Mansion Keluarga Keerati Untuk Membicarakan Bisnis..." Foei Tersenyum Canggung Sebelum Akhirnya Ia Berkata Kalau Ia Hanya Bercanda Barusan, Dan Sedikit Menengokan Wajahnya Ke Samping Untuk Mengambil Nafas Dalam-Dalam Setelah Menerima Tatapan Dingin Yang Mematikan Dari Bosnya.

" Baiklah, Kalau Begitu Ayo Pergi..." Setelah Terdiam Untuk Beberapa Saat Hia Lian Lalu Bangkit Dari Tempat Duduknya Dan Mengajak Asistennya Itu Untuk Pergi.

" Pergi... Pergi Ke Mana?" Foei Tersentak Saat Hia Lian Tiba-Tiba Bangkit Dari Tempat Duduknya Dan Mengajaknya Untuk Pergi.

" Kau Tahu Hari Ini Adalah Hari Yang Penting Bagiku Karena Setelah Sekian Lama Akhirnya Aku Bisa Bertatapan Langsung Dengan Keluarga Keerati, Untuk Memberikan Kesan Yang Baik Pada Mereka Bukankah Sudah Seharusnya Aku Membeli Beberapa Hadiah Untuk Mereka?" Hia Lian Berhenti Sebentar Dan Memberitahu Foei Ke Mana Mereka Akan Pergi. Sebelumnya Ia Memang Sudah Membuat Janji Untuk Bertemu Dengan Keluarga Keerati Di Mansion Tua Mereka, Tapi Ada Satu Hal Yang Ia Lupakan, Yaitu Ia Lupa Untuk Membeli Hadiah Sebagai Buah Tangan.

" Ahh... Benar, Pak Anda Memang Selalu Memiliki Pemikiran Yang Selangkah Lebih Maju Dariku, Aku Yakin Setelah Ini Keluarga Keerati Pasti Akan Dengan Senang Hati Menyambutmu Sebagai Menantu Mereka..." Setelah Hia Lian Memberitahunya, Foei Lalu Mengangguk-Anggukkan Kepalanya Dan Menyadari Bahwa Apa Yang Dikatakan Bosnya Itu Memang Ada Benarnya Juga.

" Kau Benar, Tapi Jika Segala Sesuatu Masih Harus Mengandalkan Diriku Sendiri, Lalu Apa Gunanya Kau Masih Menjadi Asistenku, Haruskah Aku Memecatmu Sekarang Juga?" Hia Lian Tidak Mengerti Lagi Dengan Pemikiran Asistennya Itu, Dan Terkadang Ia Justru Malah Merasa Seperti Dirinyalah Yang Menjadi Asistennya.

My Sweet Sweet BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang