Selama perjalanan pulang menggunakan taxi, Arsen tak henti-henti menitikan air mata. Bahkan sang supir sampai memberikan sekotak tisu untuk Arsen, dan membuat Arsen cukup malu karena tau sang supir menyadari kegiatan menangisnya yang sejak awal sudah ia coba tahan suaranya agar tidak nyaring terdengar.
Tapi itu tak berlangsung lama saat pikiran Arsen mengulang kejadian buruk yang baru saja ia alami, hatinya sakit dan ia merasa jika dirinya kini sudah kotor karena sudah dipakai oleh si brengsek itu. Bahkan Arsen tak sudi memanggilnya dengan nama.
Perjalanan yang dipenuhi oleh tangisan Arsen pun harus terhenti saat taxi itu tiba di depan rumahnya, Arsen buru-buru membayar dan mengucapkan banyak terima kasih kepada sang supir. Ia mengeratkan kemejanya agar tidak terlihat jika bagian depan kemeja itu sudah koyak tak berbentuk, dan saat membuka pintu masuk, telinga Arsen mendapati televisi ruang tengah yang menyala.
"Kak Ino baru pulang?" tanya Farrel, adiknya yang terpaut jarak hanya satu tahun, tanpa repot-repot melihat Arsen.
"Iya, mama sama papa kemana?" balas Arsen setelah memastikan jika suaranya tak separau itu hingga membuat adiknya sadar jika ia habis menangis.
"Ke rumah nenek, soalnya nenek sakit." dan jawaban itu membuat Arsen langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai 2, tepat setelahnya Farrel menengok dan mendapati kakaknya sudah tak ada di tempat.
"Oh iya kak, kata mama bales chat mama!" seruan Farrel dan kembali menonton serial netflix nya.
Arsen sendiri langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa lengket, bau-bau permainan semalam sangat tercium di seluruh tubuhnya. Ia sempat terdiam menatap pantulan dirinya di cermin, tubuhnya penuh dengan tanda kemerahan yang diciptakan si brengsek itu, membuat Arsen merasa jijik dengan dirinya sendiri.
Cepat-cepat ia nyalakan shower dan menggosok seluruh badannya, tapi bukannya hilang, tanda itu justru bertambah merah karena kencangnya gosokan Arsen.
"Gue mohon ilang, kenapa gak ilang-ilang sih! Gue gak mau punya tanda ini, gue gak sudi!! Gue... gue.. hikss.." suara tangisan frustasi Arsen pagi hari itu menjadi bukti bahwa Arsen sangat dirinya yang lemah.
Kini Arsen hanya menangis tersedu dibawah shower, tubuhnya merosot untuk memeluk lututnya sendiri. Ia benci, jijik, dan juga merasa kotor pada tubuhnya. Suara erangannya semalam kembali penuhi pikirannya, membuat Arsen semakin menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut.
Sudah 1 jam lebih Arsen melakukan itu, buku-buku jarinya sudah keriput, matanya tak fokus sebab pikiran-nya melayang entah kemana. Maka dengan sisa tenaga yang ia miliki, Arsen menyudahi kegitannya di kamar mandi, dan memilih tidur di ranjangnya setelah memakai pakaiannya.
Tanpa Arsen sadari, di depan pintu Farrel menarik kembali tangannya yang hendak mengetuk pintu kamar Arsen karena mendengar suara tangisan kakaknya. Si bungsu lebih memilih memberikan waktu pada kakaknya yang tangisannya terdengar sangat memilukan.
—;;
Sudah lebih dari satu minggu Arsen absen dari kegiatannya di sekolah, tubuhnya demam tinggi akibat ia mandi berulang kali hari itu dengan waktu yang cukup lama dan tak mamasukan makanan apapun ke dalam perutnya. Yang tau keadaanya saat kacau hanya Farrel yang saat itu ada bersamanya, adiknya itu pun tak banyak tanya dan hanya fokus merawatnya yang sakit.
Selama itu pula Arsen mencoba benahi lagi pikirannya, membuang ingatan buruk malam itu walaupun masih menyimpan benci pada sang pelaku utama. Dan untungnya tanda merah yang ada ditubuhnya juga perlahan menghilang.
Maka saat ia sudah dinyatakan sembuh, ia berencana untuk pergi ke sekolah hari ini dan kembali mengikuti pelajaran seperti biasa. Tanpa sadar tangan Arsen bergetar saat otaknya menerima fakta bahwa ia akan bertemu dengan sosok yang sangat ia benci. Dan saat Farrel mengetuk kamarnya, Arsen sembunyikan tangannya yang tremor ke dalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly •• Banginho
FanfictionHancurnya masa muda seorang Arseno Gautama tak lebih dari perbuatan temannya sendiri, Ardiyan Banuara Banginho/Minchan Warn‼️ - CUMA FIKSI - bxb, boys love - karakter milik dirinya sendiri - Chan!top, Min!bot - M-preg...