4. Geng Garmond
Parkiran SMA Pelita sudah dipenuhi dengan kendaraan-kendaraan anak geng Garmond. Salah satu kejadian langka mereka datang sebelum gerbang ditutup.
Garmond adalah nama geng motor pertama dan satu-satunya di SMA Pelita. Mario Nugratama adalah ketua sekaligus pembentuknya.
Nama geng motor satu itu tidaklah asing di pendengaran orang-orang di kota ini, selain karena SMA Pelita sangat terkenal, para anggotanya pun juga tidak berasal dari keluarga-keluarga sembarangan."WOI TURUN!" Cowok berbadan besar dengan rambut klimis itu berseru pada teman yang diboncengnya. Namanya Aji.
"Masih ngantuk banget gue!" balas Cakra menggosok kedua matanya. "Cepat banget si lo pada jemput gue!"
"Hari ini upacara. Kalau telat, mau kalian dijemur lagi kayak Minggu kemarin?" sahut Wahyu yang masih duduk di motornya. Cowok berlesung pipi itu tidak pernah lupa memakai kopiah.
"Dijemur sambil dilihatin cewek-cewek cantik mah gak masalah," ujar Cakra cengengesan.
"Jangan ngomong gitu lo, ada keponakan gue," tegur Mario menutup telinga Vinola, keponakannya. Gadis kecil berseragam SD itu adalah putri dari kakaknya Mario.
"Om Cakra bau!" seru Vinola menutup hidung, sontak dibalas gelak tawa oleh mereka semua.
"Ah masa sih?" Cakra menghirup napasnya sendiri sambil cengengesan.
"Pantes aja gue ngebonceng lo serasa lagi angkut sampah!" Aji tertawa puas sampai wajahnya memerah.
"Tadi lo mandi kaga, Cak?" sahut Eric masih tertawa.
"Mandi lah gila!" balas Cakra sewot. "Kemarin hahaha," lanjutnya tertawa.
Perhatian mereka tiba-tiba mengarah pada sebuah mobil yang baru saja masuk ke area parkir. Rival yang mengendarai mobil itu membuka kaca jendelanya sembari melambaikan tangan dengan mereka semua.
"Itu mobil Rival?" Aji terlihat heran.
"Gak mungkin. Itu pasti mobil Devan," balas Eric tau benar.
Rival dan Devan keluar dari mobil mereka secara bersamaan disusul oleh Lulu. Mereka parkir tepat di sebelah motor-motor anak geng Garmond.
"Mobil baru lagi lo, Van? Pasti hadiah menang lomba nih!" seru Cakra.
"So pasti, Abang gue gak ada lawan!" sahut Rival menepuk pundak Devan.
"Lo gak dibeliin, Val?" Pertanyaan Aji membuat suasana di antara mereka menjadi hening sejenak. Mereka semua saling tatap karena merasa pertanyaan Aji tidak perlu dipertanyakan.
"Gue cukup menikmati hadiah Abang gue!" Dan Rival selalu saja bisa mencairkan suasana lagi dengan jawaban tulus darinya.
"Lamborghini lo yang kemarin gak kepake, Van? Buat gue aja sabi kali," ujar Cakra dengan kurang ajarnya.
"Ngelunjak!" balas Eric.
"Halo Om Rival, Halo Om Devan, Halo Pacarnya Om Mario!" sapa Vinola pada Rival, Devan, dan Lulu.
Mereka semua saling tatap saat mendengar Vinola masih memanggil Lulu dengan sebutan pacar Mario, padahal hubungan keduanya sudah lama berakhir.
"Ehem panggil Kakak, Kak Lulu aja ya!" Lulu kemudian mengelus rambut Vinola.
"Enak aja dipanggil Kakak, lo itu cocoknya dipanggil Tante!" ujar Rival lalu berjongkok menyamakan tingginya dan Vinola. "Panggil dia Tante Kanjeng Ratu!"
"Gue gak mau dipanggil Tante! Panggil Kakak aja ya, Vinola." Lulu melayangkan tatapan tajam pada Rival, membuat cowok itu hanya nyengir tak berdosa.
"Halo Vinola," balas Devan dibalas senyum lebar oleh Vinola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Jantung Untukmu
Teen FictionDevandro Amorshandi dan Rivaldo Amorshandi adalah anak kembar, namun keduanya kerap dibedakan oleh kedua orangtuanya. Semua itu bukan tanpa alasan karena saat mereka masih kecil, sebuah insiden besar terjadi. Dalam hidupnya Rival hanya memiliki sat...