Chapter 3

46 10 14
                                    

16 September 2022 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16 September 2022 08.06 am

Hikaru berjalan menuju kelas dengan perasaan campur aduk, ia merasa kesal karena Hoshi kurang terbuka, bahkan berbohong padanya, di sisi lain pemuda itu merasa kecewa dan sedih lantaran Hoshi tidak menganggapnya teman selama ini hanya karena pemuda tunawicara itu memiliki rahasia. Hikaru tidak ingin ada rahasia di antara mereka lantaran sudah berteman selama dua tahun, itu sudah cukup lama baginya, ia merasa dalam persahabatan tidak ada rahasia di antara mereka.

Tiba-tiba pemuda itu merasakan sakit disertai pusing pada kepalanya. Hikaru berhenti sejenak, lalu memegang kepalanya sambil menahan rasa sakit. Hikaru mulai kehilangan keseimbangan hingga akhirnya ia terjatuh.

"Kumohon, jangan sekarang," gumam Hikaru. "Ah sial."

Hikaru baru ingat jika ia belum minum obat hari ini. Pemuda itu merutuki rasa sakit di kepalanya, ia berharap bahwa rasa sakit tersebut akan segera menghilang, meski untuk sementara waktu. Namun, sakit kepala disertai pusing itu semakin menjadi membuatnya tersiksa.

"Arrgh, sakit banget," gumam Hikaru sambil menahan rasa sakit.

Hikaru dinyatakan terkena kanker otak stadium pertama sebulan yang lalu, ia benci mengakui hal tersebut dan berusaha menolak kenyataan yang harus dihadapi. Sejak itu, Hikaru selalu merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi.

Pemuda itu tidak tahu berapa lama lagi ia bisa bertahan hidup. Padahal Hikaru memiliki impian yang harus dicapai, namun sebuah penyakit mematikan datang menghalanginya mencapai mimpi tersebut. Meski begitu, Hikaru mencoba untuk yakin bahwa ia bisa mencapai impiannya walau terkena kanker otak.

Tidak ada yang mengetahui hal itu selain Hikaru dan orang tuanya. Meski begitu, Hikaru merasa bahwa hanya dirinya yang mengetahui penyakit yang dialami.

Ia berpikir begitu karena orang tua Hikaru tidak peduli padanya, mereka tidak pernah menemani pemuda itu berobat, dan menanyakan keadaannya atau mengingatkan Hikaru untuk meminum obat. Apalagi mereka jarang memperhatikannya lantaran sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Jika bukan karena Hikaru mengalami kejang-kejang di hadapan mereka saat itu, mungkin hingga kini mereka dan juga dirinya tidak tahu bahwa Hikaru terkena kanker otak.

Sebenarnya, Hikaru ingin memberitahukan hal tersebut pada Hoshi, namun ia merasa ragu dan belum menemukan waktu yang tepat untuk memberitahu Hoshi mengenai penyakitnya. Pemuda itu tidak ingin sahabatnya sedih setelah mengetahui kenyataan yang pahit ini, walaupun ia tahu bahwa cepat atau lambat Hoshi akan mengetahui hal tersebut.

Tapi, untuk sekarang Hikaru sudah tidak peduli jika Hoshi mengetahuinya. Ia telah mengakhiri hubungan persahabatan mereka, bahkan Hikaru tidak ragu menyebut marga Hoshi. Pemuda itu tidak menyesali keputusannya tadi.

Akhirnya Hikaru memaksakan diri untuk melanjutkan langkahnya sambil memegang dinding meski rasa sakit dan pusing masih terasa di kepalanya. Ia harap bisa sampai ke kelas dengan cepat agar bisa mengambil obat yang terletak di tasnya supaya rasa sakit di kepalanya ini menghilang, walau untuk sementara waktu.

Yume to HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang