Kedua mata Wednesday berkedut keki begitu sepanjang perjalanan diberi pemandangan dimana ibunya, Morticia Addams, dan ayahnya, Gomez Addams sedang bercumbu ria. Wednesday bisa saja mengalihkan pandangan, mengacuhkan keberadaan mereka. Namun, apakah ia mau mengalah begitu saja?
"Berhenti melakukan hal menjijikan itu. Kalian membuat mataku iritasi," cetus Wednesday.
Morticia dan Gomez tersenyum. Mereka sudah terbiasa mendapat ucapan tak mengenakan dari putri sulungnya itu yang kini menginjak remaja. Dulu semasa kecil, anak-anak mereka sama sekali tidak terganggu dengan kemesraan yang mereka pancarkan. Namun, seiring waktu orang akan berubah-tak terkecuali anaknya, meski Pugsley belum. Intinya, mereka maklum.
"Oh, sayang. Inilah yang orang lakukan saat mereka saling mencintai. Bukankah begitu, mon amour?" timpal Morticia dengan nada lembut.
Gomez mengenggam tangan Morticia dengan sepenuh hati. "Tentu, cara mia." Lalu, mengecupnya berulang kali dengan khidmat.
Mengetahui perkataannya tidak didengar, Wednesday memilih mengalihkan pandangannya pada jendela mobil. Langit membentang biru tanpa gumpalan awan serta cuaca terik di luar sana sebab musim panas sudah dekat. Musim yang paling ia benci. Musim panas membuat kulitnya berkeringat dan pucat bila terkena sinar matahari. Namun, dari semua itu yang lebih mengerikan ialah secara general musim panas membangkitkan rasa suka cita manusia-terkecuali klan Addams.
"Kita sampai," beritahu Morticia begitu Lurch mengubah arah mobil memutar ke kanan jalan. Tak lama, spanduk bertuliskan 'Nevermore Summer Camp' muncul. Tepat dibawahnya, sekumpulan orang memasuki serta meramaikan kawasan tersebut.
"Oh, panas sekali," keluh Morticia ketika mereka keluar dari mobil. Mendengar itu, Gomez lantas berinisiatif mengambil payung dari bagasi dan memayungi istri tercintanya itu. Morticia tersenyum sayang, lalu mengalihkan pandangan pada kedua anaknya. "Anakku, ini perjalanan terakhir kami untuk mengantar dan menemani kalian. Selama satu bulan ini kalian harus beradaptasi dengan yang lain," jelasnya.
"Mengapa kalian mendaftarkan kami ke kamp musim panas? Kau tahu aku tidak suka bersenang-senang di musim panas, mother," ujar Wednesday dengan rasa jengkel bercokol dalam hati sebab orangtuanya mendaftarkan nama mereka tanpa izin.
"Ini bukan kamp biasa. Ini Nevermore!" celetuk Gomez riang.
Alis Wednesday menekuk heran. "Apa hebatnya Nevermore?" Kedua tangan bersedekap di dada. Sikap badannya itu seakan menuntut jawaban mereka mesti masuk di akal.
"Inilah yang kami maksud. Kamp musim panas Nevermore bukan seperti kamp musim panas biasa karena yang boleh mendaftar hanyalah orang-orang buangan. Seperti kita," urai Morticia.
Nevermore memang terdengar luar bisa. Namun, karena masih terbutakan rasa jengkel, Wednesday tetap menolak. Gadis itu hanya ingin menghabiskan musim panas dengan mengurung diri di mansion, menjahili adik laki-lakinya: Pugsley dan Pubert, merakit bom dengan Paman Fester atau menggali kubur para leluhur Addams dan memandikan mereka dengan udara malam musim panas yang pengap. Membayangkannya saja membuat Wednesday gembira. "Aku tetap tidak ingin mengikuti kamp menyedihkan ini. Kau juga, 'kan, Pugsley?"
Di sisi, Pugsley terdiam. Adiknya itu melirik takut-takut pada Wednesday yang menatapnya tajam. Namun, meski tatapan kakaknya itu mengintimidasi, ia masih punya keberanian untuk bertolak belakang. "Maksudku... Nevermore terdengar dan terlihat hebat," cicitnya pelan.
Morticia dan Gomez sontak memasang senyum lebar. "Dengar? Adikmu pun merasa seperti itu. Demikian juga kau," titah Gomez.
Wednesday terbisu, menerima situasi ini dengan terpaksa-toh bagaimana pun ia melawan, mereka tetap akan mendesak. Namun, Wednesday tidak akan membiarkan ini terjadi; terperangkap di penjara yang berpenghuni para remaja puber resek. Selagi Wednesday menetap beberapa hari, ia akan membuat rencana melarikan diri.
Kemudian Morticia dan Gomez memeluk kedua anaknya bergantian. Setelah Lurch memastikan barang serta peti bawaan mereka tidak ada yang tertinggal di bagasi, mereka lantas pamit pergi.
Wednesday memasuki kawasan kamp sembari menjinjing peti berisi barangnya. Di sisi, Pugsley tak mau diam, terus berkomentar 'keren', 'hebat', atau 'luar biasa'. Kawasan itu benar-benar dipenuhi banyak remaja. Karena terik matahari kian menyengat, Wednesday dan Pugsley berdiri di bawah rimbun pohon. Tak jarang banyak orang memperhatikan penampilan mereka yang serba hitam. Ah, ya. Ketenaran keluarga Addams segera dimulai.
Sibuk memperhatikan sekitar, Wednesday tidak tahu kalau penampilan mereka justru membuat sebagian orang tertarik untuk mendekat atau sekadar berkenalan seperti pemuda dengan model rambut sebahu itu. Gelagat pemuda berperawakan tinggi itu sedikit malu-malu selagi mengajaknya berkenalan, "Hai, aku Xavier Thorpe. Namamu siapa?"
Wednesday menatap uluran tangan Xavier dan pemuda itu dengan datar. Yang ditatap makin kikuk untuk sekadar memecah suasana. Untung Pugsley menjabat tangan pria itu dengan antusias. "Hai, aku Pugsley! Pugsley Addams!" katanya, Xavier tersenyum pasrah ketika tangannya digoyangkan kuat. "Dan ini kakakku, Wednesday Addams!"
Namun, begitu mengetahui namanya, Xavier tersenyum lebar. "Selamat datang di kamp musim panas Nevermore, Wednesday dan Pugsley. Semoga kalian menikmati musim panas di sini," ujarnya sebelum pergi dari pandangan.
"Mengapa kau mengacuhkan Xavier?" tanya Pugsley penasaran.
"Diam atau aku akan menggorok lehermu," ucap Wednesday kesal.
Tak berselang lama, para instruktur, pengelola dan pengurus kamp memulai acara sambutan dengan meriah; banyak pertunjukan tarian dan nyanyi. Beruntung sekali mereka berteduh di bawah pohon daripada berpanas-panasan di bawah terik matahari sebab acara itu berlangsung hingga dua puluh menit. Sebelum acara sambutan diakhiri, seluruh nama penghuni disebut satu-persatu dan dikelompokkan menjadi empat kelompok. Wednesday tak pasang telinga, yang pasti ia masuk ke kelompok Black Cat dan Pugsley masuk ke kelompok The Clown.
Tanpa mau berlama-lama lagi, Wednesday segera pergi menuju kabin Black Cat yang berada di arah utara. Kabin itu ternyata lebih besar dan luas dari perkiraan. Terdapat delapan ranjang tingkat, semuanya telah terisi kecuali satu ranjang di sudut ruang. Wednesday tanpa ragu mengklaim ranjang tersebut. Peti yang sedari tadi Wednesday jinjing, ia taruh di bawah kasur. Setelah itu, Wednesday terduduk di kasur untuk mengistirahatkan diri sejenak. Suasana di kabin itu lenggang hingga-
"Oh, jadi kau yang bernama Wednesday Addams?!" seru seorang gadis rambut blonde. Gadis itu berpenampilan warna-warni yang menusuk mata. "Namaku Enid Sinclair. Salam kenal!" Enid hendak memeluk Wednesday, tetapi gadis itu menghindar dari serangan itu dengan cepat. "Tidak suka pelukan, ya?" Enid tertawa canggung. Namun, sedetik kemudian sifat cerianya itu kembali. "Selamat bergabung di Nevermore dan Black Cat!"
Semua suasana baru ini membuat Wednesday yakin untuk melarikan diri.
° ° °
A/N: Ada yang tahu kelompok 4? Cisi cuma tahu Black Cat sama The Clown, sisanya lupa. Kalau ada yang tahu tolong tulis di kolom komentar. Nanti cisi bakal tag di chapter berikutnya!
Terima kasih banyak untuk dukungan kalian, Amaliaanastasya dan mnjxcv!
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER CAMP | wenclair
FanfictionWednesday Addams, gadis kelabu penyuka warna hitam itu tidak mengira dirinya akan tertarik dengan Enid Sinclair, gadis ceria penyuka warna pelangi yang berpenampilan nyentrik. [Written in Bahasa Indonesia]