RATE : M
18+
"Kau putus dengan Naruto?"Hinata berhenti membalik lembar buku yang tengah dibacanya di perpustakaan. Mata bulatnya menatap seseorang yang duduk di depannya, mengisi kursi kosong di depannya. Sakura menatapnya dengan penasaran.
"Begitulah."
"Karena malam itu?" Sakura menerka.
Hinata mengangguk sekenanya. Tidak berniat memperpanjang percakapan itu. Tetapi, memiliki teman seperti Sakura membuat Hinata dapat menebak dengan mudah jika gadis itu tak akan melepaskannya begitu saja dengan penjelasan singkat.
"Apa Naruto sering melakukannya padamu?"
Hinata mencengkram pelan rok di pahanya, ia menatap sekali lagi wajah penasaran Sakura.
"Sudah dapat kau tebak dari kejadian semalam Sakura." Hinata menyahut, Sakura memerhatikan bibir sedikit memar milik Hinata.
"Naruto cemburu pada Toneri, kita semua menyadari itu bukan?" Sakura menaikkan sebelah alisnya.
"Ya." Hinata menjawab kaku, ia membuang muka. "Tapi tidak dapat dibenarkan apa yang dia lakukan padaku." Hinata menunduk, menghela napas.
Perkara cinta memang perasaan yang rumit.
"Kau yang meminta putus pada Naruto?"
Hinata memilin bibirnya, mengangguk kaku.
"Aku sudah cukup muak dengannya."
Sakura menghela napas. "Tetapi kau tahu, dia tak akan berhenti begitu saja, apalagi terima-terima saja hubungannya kandas denganmu."
"Aku sudah tahu." Hinata menyahut tenang, mata kelabunya kembali menyorot pada lembaran-lembaran tulisan di depannya. "Aku hanya menebak, apa yang akan dia lakukan setelah ini? Kegilaan apalagi yang akan dia lakukan?"
Sakura terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Hinata.
"Aku lelah." Hinata menghela napas.
Sakura mengerti arti lelah yang di katakan oleh Hinata.
Naruto adalah lelaki yang terlalu impulsif dan posesif, lelaki itu punya cara-cara tersendiri untuk membuat Hinata tetap bersamanya. Sakura tak tahu ia harus berpihak pada siapa, Naruto temannya sejak kecil dan Hinata adalah teman sekelasnya, ketika Hinata dan Naruto mulai berpacaran ia begitu mendukung hubungan mereka.
Tetapi, di luar dugaan, Naruto berubah menjadi lebih emosional dan tak segan menunjukkan kemarahannya ketika Hinata berdekatan dengan lawan jenis. Semuanya normal untuk dianggap cemburu, tetapi tidak normal ketika Naruto tak menerima penjelasan apapun dan tak segan menyerang teman-teman Hinata yang lain. Berkata untuk tahu batas dan kerap menuduh Hinata dengan hal-hal tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF
FanfictionHubungan yang menguji kewarasan dan selalu diintai dengan pembalasan, tidak ada yang boleh mendekati kekasihnya. Begitulah pikir Naruto. Hinata Hyuuga adalah pusat kegilaan lelaki itu.