Adegan itu selesai, Tomi dan Andreas mandi bersama. Tomi sangat menyangi Andreas, ia bahkan tidak ingin jauh dari Andreas setelah hubungan itu terjadi. Andreas selesai mandi lebih dulu. "Aku duluan..."
Tomi hanya tersenyum melihat wajah pamannya yang bersemu merah. Andreas selesai berpakaian, ia langsung mengirim pesan ke Savaro. "Dokter, saya sudah bertemu keluarga saya... Besok saya akan kesana untuk bekerja."
Savaro melihat ponselnya dan membalas pesan itu. "Syukurlah, Juno menghkhawatirkanmu. Sejujurnya aku yang mengkhawatirkan dirimu, oh iya... Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan, tapi besok saja."
"Oke..." Balas Andreas singkat.
Andreas menyimpan ponselnya, ia membuka dompetnya dan disana ada kartu bank miliknya dulu. "Mungkinkah uangku masih ada?"
Andreas menghela napas panjang, ia tidak yakin. Karena sudah puluhan tahun ia menghilang dan tidak menggunakan tabungannya itu. Tomi keluar dari kamar, ia sudah rapih. Tomi berbicara. "Sayang, kamu sedang apa? Ayo kita jalan-jalan..."
Andreas hanya meringis saat mendengar Tomi memanggilnya Sayang. Andreas berbicara. "Tomi, maafkan Uncle, tapi bisa tidak jangan panggil sayang... Soalnya agak lain kedengarannya, dan satu lagi."
"Baiklah, katakan saja." sahut Tomi.
"Aku tidak mau kita ada hubungan apapun, dan kita tetaplah paman dan ponakan. Maafkan aku, bukan maksudku untuk..." ujar Andreas.
Tomi tersenyum lalu berbicara. "Aku tidak masalah, tapi Uncle janji padaku... Uncle akan selalu ada untukku seperti dulu, dan jangan pernah menghilang lagi."
Andreas mengangguk, lalu berbicara. "Kamu tidak ke kantor? Uncle tidak masalah sendirian,"
"Aku mau ajak uncle jalan-jalan, sekalian belikan baju untukmu." sahut Tomi.
"Ya sudah, ayo..." sahut Andreas.
Biar bagaimanapun meski Andreas menolak cinta dari ponakannya itu, Tomi tidak masalah sama sekali. Karena Tomi juga tau, kalau mereka adalah keluarga. Sekarang ini hanya butuh waktu untuk menemukan cintanya yang baru. Tapi tetap saja, Tomi masih sangat mencintai Pamannya itu. Mereka berdua sampai di Mall, sesampainya disana Tomi lamgsung membelikan banyak pakaian untuk Andreas, bahkan beberapa sepstu juga. Andreas tercengang lalu berbicara. "Ini banyak sekali,"
"Semuanya bila perlu satu mall aku belikan untukmu." sahut Tomi.
"Itu gila namanya..." seru Andreas.
"Kamu mau ke Bank? Aku akan membuatkan buku tabungan Untukmu." seru Tomi.
"Oh, aku juga mau ke Bank, ini aku mau melihat buku tabungan ku yang lama apakah masih aktif atau tidak sejak dua puluh lima tahun aku tidak memakainya." ujar Andreas.
"Aku antar..." seru Tomi.
Andreas dan Tomi menuju ke Bank yang ada di dalam Mall itu. Antrian tidak begitu panjang dan Ramai, jadi Andreas bisa dengan cepat ke bagian Customer Service. Sesampainya disitu, petugas menanyakan ada yang bisa di bantu. "Halo selamat siang, ada yang bisa di bantu?"
"Maaf, saya hanya ingin mengecek tabungan saya, apakah masih ada atau tidak. Ini buku tabungan saya." Sahut Andreas.
"Baik saya bantu cek ya pak..." ujar petugas wanita itu.
Petugas wanita itu melihat buku tabungan dan tanggal transaksi. Petuhas itu terkejut, karena terakhir transaksi tanggal dan tahunnya masih di tahun 1996. Tapi petugas itu tetap profesional dan mengecek data dan tabungan yang ada di dalamnya. Petugas itu lebih terkejut saat melihat isi tabungan pria muda di depannya. Petugas itu meminta Identitas Andreas. "Maaf, apakah saya boleh melihat identitas anda? Di tabungan ini pemiliknya bernama Andreas Admaja, apakah betul?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL)- THE MYSTIKAL OF AGE
Mystery / ThrillerAndreas memiliki seorang ponakan bernama Tomi. Saat itu usia Tomi baru tujuh tahun, sementara Andreas berusia lima belas tahun. Andreas memiliki paras yang tampan dan cantik secara bersamaan. Andreas bertanya kepada Tomi. "Tomi, ketika kamu besar n...