歡!› ujian

551 60 2
                                    

kyuhoon; etaspica

ִֶָ % start ›

Buku berserakan di atas meja bahkan sampai berceceran di lantai. Matanya dengan ngantuk tetap berfokus pada buku-buku itu, "huh, ini melelahkan. Tapi aku harus tetap melakukannya." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Hyung! Ingin makan tidak?"

Jihoon melihat ke arah sumber suara, "aku sedang belajar."

"Aku yang belikan, kamu tinggal sebutkan apa yang kamu mau."

Jihoon menggeleng lemah sambil melanjutkan acara belajarnya. Junkyu, yang tadi menanyainya ingin makan atau tidak, duduk di pinggir kasurnya.

"Hyung, sebaiknya kamu istirahat dulu. Kalau sakit nanti aku khawatir," Junkyu melangkahkan kakinya ke meja belajar.

"Sejak kapan kamu peduli padaku? Urus saja sana Yoshi." Jihoon mengusir Junkyu dari kamarnya, ia sedang merajuk pada Junkyu.

Junkyu berdiri dari duduknya, berjalan ke pintu, "Hyung serius ingin mengusir aku, nih?"

Jihoon tidak melihat ke arah Junkyu, anak itu sibuk menulis ringkasan materi dan mengerjakan soal. "Iya. Sudah sana pergi,"

Minggu depan Jihoon akan melaksanakan ujian masuk ke Universitas impiannya. Jadi saat ini Jihoon harus fokus pada tujuan, tidak ingin diganggu oleh apapun.

"Hyung! Ini, aku bawakan kamu makanan. Bisa makan sendiri, kan? Atau perlu aku suapi?" Junkyu kembali dalam beberapa menit kemudian, sedang Jihoon dengan kacamata yang sudah merosot ke batang hidung melihat bungkus makanan dengan tidak minat.

Junkyu menaruh bungkus makanan yang ia beli di sambil buku yang sedang Jihoon kerjakan, lalu kembali duduk dengan tenang di pinggir kasur dengan memperhatikan Jihoon dalam diam. Bahu Jihoon berkali-kali terlihat naik-turun, anak itu bahkan tidak kunjung menarik bungkus makanan untuk mendekat dan menyantapnya.

Tak bisa tinggal diam, Junkyu mengambil alih bungkus itu dan duduk di samping Jihoon yang bahkan tak terganggu dengan kehadirannya. Junkyu menarik kursi, membuka bungkus makanan dan siap untuk menyuapi Jihoon. "Aaa—pesawatnya mau masuk goa."

Jihoon yang merasakan hal itu membuka mulutnya, menerima suapan pertama dari Junkyu tanpa mengalihkan pandangan. "Ayo, sekali lagi, intinya harus habis."

Jihoon tanpa henti menerima suapan dari Junkyu, tangannya dengan lelah melempar pensil yang menjadi barang untuk menulis.

"Kenapa?" Junkyu bertanya khawatir melihat Jihoon mengusap wajahnya kasar.

"Capek..." begitu adunya pada Junkyu yang senantiasa melihat wajahnya dengan tenang.

Junkyu menunjuk tempat tidur, "yaudah, ayo Hyung istirahat sebentar, mengisi energi."

Gelengan lemah dari Jihoon membuat Junkyu bingung, anak itu mengadu lelah, tapi saat di suruh tidur olehnya malah tidak mau. "Lalu Hyung maunya apa?"

"... peluk?"

Cicitan dari Jihoon yang nyaris tidak terdengar membuat Junkyu terkekeh, melihat bagaimana yang lebih tua menginginkan sesuatu dengan malu-malu. Bahkan saat ini wajah Jihoon sudah merah, "... aku ingin dipeluk oleh Junkyu." Wajahnya ia tundukkan dengan dalam.

novellsamling; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang